Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 434
Kaplan, D. 2004. The SAGE Handbook of Quantitative Methodology for the Social Sciences.
Madison: University of Wisconsin. Kirkpatrick, A. 2007. World Englishes: Implications for International
Communication and English Language Teaching . Cambridge:
University Press. Kirkpatrick, A. 2008. English as the official working language in ASEAN:
features and strategies. English Today, 94, Vol. 24, No. 2 June 2008. Kirkpatrick, A. 2010 English as Lingua Franca in ASEAN: A Multilingual
Model. Hong Kong: Hong Kong University Press, HKU. Project MUSE
. Web. 17 May. 2014. http:muse.jhu.edu. Mingyue Gu, M. 2007. The Ethical Formation of Teacher Identity: Pre-
service Teachers in Hong Kong. Hong Kong Institute of Education.
Sahirudin 2013.The Implementation of the 2013 Curriculum and the Issues of English Language Teaching and Learning in Indonesia
.The Asian Conference on Language Learning 2013 Official Conference
Proceedings. UPI 2011.Rencana Strategis Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:
UPI. Varghese, at al 2005. Theorizing Language Teacher Identity: Three
Perspectives and Beyond. Journal of Language and Education, 4 1, 21-44.
Vesanto, A. 2011. The Professional Identity of Teachers of English
.University of Jyvaskyla.
Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 435
LITERASI KIMIA MAHASISWA PGSD BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN IPA DAN NON IPA TERKAIT
TEMA AIR, UDARA DAN TANAH
Atep Sujana
Email: atepsujana261272gmail.com Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi kimia mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar PGSD berlatar belakang pendidikan IPA
dan non IPA terkait dengan tema air, udara dan tanah. Literasi kimia merupakan kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan pengetahuan
kimia yang ia miliki dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan. Pembelajaran dirancang dalam tema-tema
tertentu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah PBL. Subyek penelitian berjumlah 32 mahasiswa, terdiri dari 16 mahasiswa
berlatar belakang pendidikan IPA dan 16 mahasiswa berlatar belakang pendidikan non IPA. Dalam penelitian ini menggunakan metode
eksperimental dengan desain one-shot Study Case. Instrumen yang digunakan terdiri dari soal tes, wawancara dan angket. Soal tes berbentuk
pilihan berganda dilengkapi alasan atau keterangan lainnya untuk memperkuat jawaban yang diberikan. Angket dan wawancara digunakan
untuk mengetahui hal-hal lain yang belum terungkap oleh soal tes. Pengolahan data dilakukan terhadap data kualitatif dan data kuantitatif.
Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana berbantuan program komputer SPSS. Pengolahan data kualitatif
dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat bperbedaan literasi kimia mahasiswa berlatar belakang
pendidikan IPA dan non IPA.,
Kata Kunci:
Mahasiswa PGSD, literasi kimia, metode deskriptif, konsep dasar kimia, pembelajaran berbasis masalah.
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang terjadi pada abad ke-21 ini berjalan sangat pesat, sehingga setiap orang
Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 436
harus berusaha menyesuaikan diri dengan kemajuan tersebut agar dapat bersaing dengan orang lain serta bangsa lain di dunia. Kemajuan tersebut
membawa konsekuensi adanya transformasi sosial, ekonomi dan budaya yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kemajuan IPTEK tidak hanya
membawa perubahan tingkat kehidupan yang lebih baik, tetapi terkadang menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan.
Disamping perkembangan IPTEK, jumlah penduduk yang semakin bertambah juga membawa dampak pada munculnya berbagai masalah
dalam kehidupan. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat membawa konsekuensi pada berkurangnya sumber daya alam SDA, karena banyak
dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Adanya alih fungsi lahan pertanian yang dibangun perumahan, perkantoran, jalan raya, industri, dan
sebagainya, menyebabkan orang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada ketersediaan sumber daya alam. Pembangunan yang
banyak dilaksanakan secara besar-besaran, terutama di Indonesia dapat membawa dampak negative terhadap lingkungan hidup
[1]
. Pembangunan yang dilakukan selain membawa keuntungan bagi manusia, juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu upaya untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK
adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM, melalui peningkatan kualitas pendidikan. Melalui pendidikan inilah akan
terlahir manusia-manusia dengan kemampuan yang tinggi, sehingga dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pendidikan merupkan proses
pembentukan kemampuan dasar yang pundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan
yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya
[2]
. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara
[3]
. Adapun tujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar kualitas pendidikan dapat tercapai dengan baik, maka semua komponen yang mendukung pendidikan harus baik pula, salah satu yang
paling berpengaruh adalah kualitas guru. Hal ini karena guru merupakan orang yang paling banyak berinteraksi dengan peserta didik, sehingga
dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan peserta didik tersebut. Peranan guru yang sangat vital dalam proses pembelajaran menjadikan
guru sebagai salah satu komponen terpenting dalam menentukan
Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 437
keberhasilan pendidikan. Hal lain yang menjadikan peran guru dalam pembelajaran sangat penting adalah karena gurulah yang merencanakan,
melaksanakan serta mengevaluasi hasil pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses dimana terjadi interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dapat berlangsung di rumah, di
sekolah, di lingkungan, serta di tempat mana saja. Pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di
dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian
[4].
. Pembelajaran juga dipandang sebagai sebuah system dengan komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain
untuk mencapai tujuan
[5]
.
Gambar 1.
Interaksi antar Sub Sistem dalam Sistem Pembelajaran
Sumber:
Pribadi, 2009 Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik, setiap guru
harus senantiasa berusaha meningkatkan profesionalismenya. Setiap guru harus memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar yang diperoleh melalui pendidikan tinggi. Guru pada jenjang SDMI, atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat D-IV atau sarjana S1 dalam bidang pendidikan SDMI D-IVS1 PGSDPGMI atau psikologi
yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi
[6]
. Sebagai calon guru SD, mahasiswa PGSD harus dibekali dengan
berbagi kemampuan dan keterampilan yang akan mereka gunakan pada saat melaksanakan pembelajaran di sekolah. Mahasiswa PGSD
mempunyai keunikan dibanding dengan mahasiswa jurusan lain seperti jurusan pendidikan kimia, pendidikan fisika, pendidikan biologi dan
sebagainya. Hal ini karena mahasiswa PGSD dapat berasal dari semua jurusan yang ada pada sekolah menengah kejuruan SMK, semua sekolah
SISTEM PEMBELAJARAN
Tujuan Siswa
Umpan Balik Metode
Media Evaluasi
Strategi