Deskripsi Konseptual ANALISIS BUKU TEKS TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI PADA SISWA KELAS IV SDN KEBONSARI 02 KOTA MALANG PADA KURIKULUM 2013 - Repository UNIKAMA

Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 87 Bimbingan yang diberikan dosen kepada mahasiswa dalam pembelajaran menulis CA ini, pada dasamya merupakan pembuka jalan untuk mencapai tingkat kemampuan menulis mahasiswa secara mandiri. Apabila dosen telah menganggap bahwa mahasiswanya telah mampu menulis, secara berangsur-angsur dosen akan melepaskan mahasiswanya untuk tidak memberikan bimbingan secara intensif lagi. Hal tersebut sesuai apa yang clikatakan Vygotsky dalam Gunning 1992: 400 tentang teori scaffoldingnya. Menurut Vygotsky bimbingan yang diberikan guru dosenkepada siswamahasiswa hanya ber fu ng si se bag a i t a ngg a u nt u k memperkuat potensi siswamahasiswa untuk mencapai tingkat kemampuan maksimal. Bila tangga tersebut telah kuat, siswa siap menjadi penulis yang mandiri. Teori Kemampuan Menulis Kemampuan dianalogikan dengan kata kesanggupan, kecakapan. Menurut Robbins kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, ataumerupakan hasil latihan atau praktik. Jadi, kemampuan ability adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam me ngua sa i suat u keahlian ya ng merupakan bawaan sejak lahir, hasil latihan atau prakbk clan cligunakan untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya Anonymous, 2014. Sehubungan pengertian menulis yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang dimaksud dengan kemampuan menulis adalah kesanggupan seseorang dalam mengkomunikasikan ide, gagasan, penghayatan, pengetahuan, dan pengalaman yang digagas dengan menggunakan bahasa tulis, dilakukan melalui proses yang berulang-ulang dan ditujukan kepada orang lain agar dipahami sesuai dengan maksud penulisnya. Oleh karena itu, masalah penting yang harus diperhatikan dalam proses menulis adalah bagaimana penulis mampu menata pikirannya secara baik, karena kemampuan menata pikiran yang baik akan menghasilkan tulisan yang baik pula. Jadi, sebelum proses menulis d ilakukan, seorang penulis perlu menentukan siapa pembacanya, apa tujuan menulis, gambaran umum masalah yang akan ditulis, dan apa tujuan menulis, agar hasilnya dapat dipahami pembaca sesuai dengan maksud penulisnya. Sabarti Akhadiah, dkk. 19921993: 104 mengatakan bahwa,Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang sekaligus. Untukmenulis sebuah karangan yang sederhana pun secara teknis sudah dituntut untuk memenuhi persyaratan dasar seperti kalau kita menulis sebuah karangan yang rumit. Kita dituntut mencari topik yang terbatas, mengembangkannya dengan kalimat dan paragraf yang tersusun dengan logis, serta dapat pula memiliki kata yang tepat dan menuliskannya dengan ejaan yang berlaku .” Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 88 Menurut Tompkins 1994: 9-15 terdapat sejumlah hal yang perlu dipikirkan o le h seo rang pe nu lis se be lu m i a menuangkan gagasannya, yaitu: memilih topik, merumuskan tujuan, menentukan pembaca, menentukan bentuk tulisan, mengumpulkan ide, dan merumuskan ide. Tompkins selanjutnya menjelaskan bahwa: Mengajari siswamahasiswa untuk menentukan tujuan menulis, menentukan pembaca, dan menentukan bentuk tulisan merupakan komponen penting dalam pengajaran menulis, termasuk menulis cerita anak CA. Dari gambaran tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis merupakan hal yang tidak dapat dikatakan mudah, namun sebaliknya suatu hal yang sangat rumit dan kompleks. Kerumitan dan kekomplekan itu disebabkan oleh luasnya permasalahan dalam menulis tersebut. Akan tetapi, jika hal itu dipelajari dan dilatih dengan cermat dan dilakukan latihan secara teratur, kerumitan itu akan berubah menjadi sebuah kemampuan. Jadi, kemampuan menulis merupakan k e m a m p u a n s e s e o r a n g d a l a m mengungkapkan gagasan melalui media bahasa yang sifatnya kompleks. Untuk menghasilkan sebuah CA yang baik, sebelum kegiatan menulis dilakukan,dibutuhkan sejumlah kemampuan. Kemampuan tersebut bukan hanya dalam hal: memilih topik, merumuskan tujuan, menentukan pembaca, menentukan bentuk tulisan, memaparkan unsur cerita, menerapkan unsur kebahasaan, namun juga kemampuan berpikir logis, serta kemampuan menata gagasan yang baik. Oleh karena kemampuan menata gagasan yang baik akan melahirkan tulisan yang baik. Pengertian Cerita Anak Cerita anak adalah sebuah cerita yang didasarkan pada penggunaan pandangan anak. Masalah yang diceritakan tidak selalu dunia anak, namun dapat juga didunia remaja, orang dewasa, bahkan orang tua. Cerita anak disajikan melalui tolok ukur dunia anak. Masalah yang diceritakan dalam C A bisa bermacam-macam be nt u k n ya . A k a n t e t a p i, d a la m menghadirkan ceritanya atau imajinasinya selalu didasarkan pada tingkatan perkembangan usia anak. Diharapkan cerita yang akan dilahirkan memiliki ciri sebagaimana karakteristik CA. Karakteristik Cerita Anak Cerita Anak adalah cerita yang khas dan yang membedakan dengan cerita untuk orang dewasa. Riris Sarumpaet 1975: 29- 33 menguraikan beberapa ciri CA termasuk di dalamnya bacaan anak yang meliputi tiga hal. Ketiga hal itu 1 unsur yang berkenaan dengan tema dan amanat, 2 gaya penceritaan secara langsung, dan 3 ditampilkan dalam konteks dunia anak- anak. Ketiga hal tersebut diuraikan berikut ini. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 89 Isi Cerita Anak Isi CA adalah sesuatu yang memiliki makna bagi anak. Cerita akan memiliki makna bagi anak jika dapat memberikan kebermanfaatan. Saxby dan Winch mengatakan bahwa sastra anak termasuk di dalamnya CA dapat memberikan kebemanfaatan yang banyak. Misalnya: memberi pengalaman rasa, emosi, bahasa; kognitif, sosial, etis, spiritual; eksplorasi dan penemuan, petualangan dan kenikmatan 1991: 5-10. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa cerita memiliki peran besar, bukan hanya dalam masalah perkembangan bahasa namun juga perkembangan emosi dan spikologis anak Philips, 199: 72-74. Manfaat CA baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan sumbangan bagi anak. Diuraikan Charlotte S. Huck, Susan Hepler, dan Janet Hickman bahwa, CA secara garis besar bermanfaat bagi: 1 perkembangan kognitif, 2 perkembangan bahasa, 3 p e r k e m b a n g a n mo r a l, d a n 4 perkembangan kepribadian 1987: 29- 33.Jadi, cerita mampu memberikan manfaat yang besar bagi anak, yaitu memberikan pengetahuan, pengalaman, dan mengembangkan diri, sekaligus dapat menghaluskan budi, dan memberi hiburan. Strategi Menulis Terbimbing Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis diperlukan sejumlah aktivitas atau prosedur yang harus dilaluinya. Moore 1986: 106 menguraikan empat macam jenis pembelajaran menulis, yang bisa membantu meningkatkan kemampuan m e n u l i s , s a l a h s a t u n y a a d a l a h pembelajaran menulis terbimbing Guided writing lessons. Selanjutnya Moore menyatakan bahwa pembelajaran menulis terbimbing harus terkait antara isi dengan materi pembelajaran dilakukan secara bertahap dengan peran gurudosen semakin lama semakin berkurang 1986: 114. Dari pandangan tersebut menunjukkan bahwa dalam strategi pembelajaran menulisterbimbing dibutuhkan sejumlah syarat, yaitu: pembimbinggurudosen dan siswam a h a s i s w a y a n g a k t i f s e l a m a pembelajaran bedangsung, adanya proses atau kegiatan, tujuan, dilakukan secara kontinyuterus menerus dan bertahap, dan t erjad i adanya suat u perubahan pencapaian hasil dalam setiap tahapan. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis CA melalui Strategi Menulis Terbimbing Tompkins dan Hoskinson mengatakan bahwa: cara yang terpenting yang perlu dilakukan dalam pembelajaran menulis,adalah membentuk konsep cerita pada siswamahasiswa. Cara tersebut adalah dengan membaca dan menulis cerita. Akan tetapi, gurudosen membantu mempeduas konsep mereka melalui pelajaran mini yang terfokus pada elemen cerita tertentu 1995:330. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 90 Selanjutnya dinyatakan bahwa pembelajaran mini minilessons yangdimaksud adalah strategi mengajar yang dilakukan dengan cara mengenalkan elemen- elemen unsur-unsur cerita dan yang lainnya termasuk prosedur, konsep, dan strategi serta hubungannya dengan keterampilan menulis cerita. Tahapan yang dilakukan adalah: 1 mengenalkan tentang elemenunsur cerita, 2 menganalisis unsur cerita, 3 mengungkap isi cerita exploring the story, dan 4 mereview sebuah cerita. Jadi, saran yang dikemukakan Morre dan Tompkins dan Hoskinson tersebut, merupakan strategi pembelajaran menulis yang menekankan pada proses menulis yang dilakukan secara interaktif, antara dosen dan mahasiswa dan dilaksanakan bertahap dan berulang-ulang.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian tentang penulisan CA ini dilaksanakan dengan menerapkan model penelitian tindakan Kemmis dan Taggart 1988:10, yakni dilakukan melalui empat tahap esensial. Keempat tahapan esensial tersebut adalah tahap : 1 perencanaan tindakan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 pengamatan tindakan, dan 4 perefleksian Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah mulai bulan Februari 2014 sampai dengan Oktober 2014. Dimulai sejak pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap dosen yang sedang mengajarkan mata kuliah Bahasa Indonesia di PGSD. Hal ini guna mencari permasalahan penelitian hingga uji pemahaman isi bacaan cerita anak karya mahasiswa siklus terakhir di SD. Penelitian ini dilakukan di PGSD UPI Kampus Purwakarta Jalan Veteran No. 8 mulai bulan Februari sampai dengan Oktober 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah: peneliti, dosen Bahasa Indonesia yang lain yang berperan sebagai pengamat dan mitra kerja. Mahasiswa kelas keminatan Bahasa Indonesia Semester V sebagai terteliti subjek Penelitian yang berjumlah 30 orang mahasiswa, dan siswa dari SD sebagai sumber yang memberikan data pelengkap dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 tes kemampuan menulis mahasiswa, 2 wawancara dosen dan mahasiswa, 3 observasi, 4 catatan lapangan. Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini selain peneliti sebagai instrumen kunci adalah 1 materi bahan ajar pembelajaran menulis cerita anak, 2 cerita anak karya orang lain, 3 format observasi, 4 format lembar tugas kelompok untuk menganalisis cerita anak karya orang lain, 5 tanggapan mahasiswa tentang penguasaan materi penulisan cerita anak, 6 hasil penulisan cerita anak karya mahasiswa dan Tes Awal sampai Tes Akhir Siklus III. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, untuk itu dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model analisis alur yang dikemukakan Milles and Huberman 1992: 16-20. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 91

D. HASIL PENELITIAN

Berikut ini adalah Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis CA dari Tes Awal sampai Tes Akhir Siklus III. Upaya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis CA dari Tes awal sampai tes siklus III hasilnya semakin meningkat. Hal itu terbukti dari 1 hasil peningkatan perolehan skor dan 2 peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memaparkan unsur CA. Hasil Peningkatan Perolehan Skor 1 Untuk skor 81-100 TK Tinggi sejak Tes Awal sampai Tes Akhir S- II tidak ada mahasiswa yang bertingkat kemampuan Tinggi. Akan tetapi, setelah S-III terdapat 12 mahasiswa yang bertingkat kemampuan Tinggi. 2 Untuk skor 41-80 TK Sedang pada TA terdapat 7 mahasiswa, setelah Siklus I meningkat menjadi 22 mahasiswa, pada S-II terdapat 26 mahasiswa dan pada S-III tinggal 15 mahasiswa. 3 Untuk skor 20-40 TK Kurang pada TA terdapat 20 mahasisw, pada S-I berkurang menjadi 5 mahasiswa, dan setelah S-II dan III tinggal 0 mahasiswa yang berarti tidak ada lagi mahasiswa di TK Kurang. Peningkatan tersebut seperti tersaji pada grafik 1 dan tabel 1 berikut ini: Diagram 1 Gambaran Hasil Peningkatan Skor Kemampuan Mahasiswadalam Menulis CA dari Tes sampai dengan tes akhir siklus III. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Series 1 Series 2 series 3 series 4 Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 92 Tabel 1 Peningkatan Memaparkan Unsur CA dari Tes Awal sampai Tes Akhir Siklus III No. Unsur Cerita Tingkat Kemampuan Tahapan dan Jumlah Mahasiswa yang mampu Memaparkan Unsur CA TA S-I S-II S-III 1. Tema dan Amanat T S K 5 22 14 13 1 26 12 15 2. Tokoh dan Penokohan T S K 10 17 18 9 1 26 13 14 3. Alur T S K 11 16 19 8 5 22 21 6 4. Seting Tempat T S K 13 14 18 9 3 24 16 11 5. Seting Suasana T S K 13 14 18 9 4 23 19 8 6. Seting Waktu T S K 9 18 20 7 1 21 5 9 18 7. Gaya Penceritaan T S K 4 23 13 14 2 22 3 11 16 8. Sudut Pandang T S K 16 11 10 17 11 16 21 6 9. Ekstrinsik T S K 1 12 14 1 24 2 4 19 4 18 9 10. Struktur Pendahuluan T S K 3 24 2 14 11 21 6 14 13 11. Struktur Inti T S K 4 23 7 20 19 8 14 13 12 Struktur Penutup T S K 3 24 8 19 22 5 16 11 Tingkat kemampuan kelas dalam persen T S K 0,3 31,7 68 0,9 53,3 5,6 9,9 79 11,1 57 43 Jumlah Persentase TSK 100 100 100 100