Pembahasan Hasil Penelitian dan Pembahasan

Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 128 melaksanakan pembelajaran IPA tematik dengan baik di sekolah dasar. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu rancangan program pelatihan yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan penguasaan konsepnya terkait IPA sekaligus meningkatkan kepercayaan dirinya self efficacy dalam mengajar IPA tematik. Berdasarkan uraian di atas, ketiga topik IPA yang telah ditentukan serta hasil analisis angket self efficacy mahasiswa dijadikan titik tolak untuk mengembangkan suatu program pelatihan yang dapat membantu mahasiswa konsentrasi nonsains untuk meningkatkan penguasaan konsep dan self efficacy nya dalam mengajar IPA tematik di sekolah dasar. Berdasarkan hasil kajian literatur dari berbagai sumber, blended learning dapat dijadikan suatu pilihan yang strategis untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Blended learning merupakan kombinasi antara sesi belajar mandiri dengan sesi tatap muka. Reay 2001 dan Rooney 2003 menyatakan bahwa Blended learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengombinasikan antara pertemuan tatap muka in-class session dengan pembelajaran secara online maupun offlinesebagai upaya untuk menggabungkan keunggulan dari kedua jenis metode yang digunakan. Rancangan program pelatihan blended learning yang akan dikembangkan yaitu mengombinasikan antara sesi belajar offline dengan bantuan multimedia interaktif, sesi online via edmodo, dan tatap muka. Multimedia interaktif yang digunakan akan dikembangkan sesuai dengan tiga topik IPA yang telah ditentukan berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan pendalaman materi IPA dan hasil tes penguasaan konsep yang terdiri dari Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Hewan, Anatomi Fisiologi Tumbuhan serta Bumi dan Alam Semesta. Berhubung topik tentang Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia dan Hewan terlalu banyak, maka topik ini dibagi menjadi dua yang terdiri dari: a Sistem Organ Tubuh Manusia dan Hewan, dan b Alat Indera serta Hubungannya dengan Konsep Cahaya dan Bunyi. Setiap sesi kegiatan dalam program ini memiliki kegiatan yang berbeda. Pemetaan kegiatan antara sesi offline, online dan tatap muka dapat dilihat pada bagan berikut. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 129 Gambar 2 Bagan Rancangan Pengembangan Program Pelatihan Pendalaman Materi IPA bagi Mahasiswa Konsentrasi Nonsains Dari Bagan di atas, nampak jelas rancangan pengembangan program pelatihan pendalaman materi IPA berbasis blended learning ini fokus pada aspek kegiatan pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa kosentrasi nonsains memiliki kesempatan untuk mempelajari topik IPA lebih dalam melalui sesi offline dan online kemudian mencoba mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya kedalam bentuk RPP IPA tematik untuk sekolah dasar. Setiap kegiatan pelatihan saling berkesinambungan satusama lain sehingga pengetahuan yang akan dicapai mahasiswa calon guru sekolah dasar khususnya konsentrasi non-sains akan lebih komprehensif karena meliputi penguasaan terhadap konten ke-IPAan, self efficacy serta kemampuan merancang pembelajaran IPA tematik. D. Simpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa calon guru sekolah dasar konsentrasi non-sains bependapat bahwa tiga topik IPA SD yang terdiri dari Anatomi, Fisiologi Tubuh Manusia dan Hewan, Anatomi Fisiologi Tumbuhan serta Bumi dan Alam Semesta masih sangat perlu dipelajari. Hal ini didukung oleh hasil tes penguasaan konsep yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa 50 tidak dapat menjawab pertanyaan terkait ketiga topik tersebut. Selain itu, hasil analisis Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 130 angket self efficacy menunjukkan bahwa Personal Science Teaching Efficacy PSTE mahasiswa masuk ke dalam kategori “ragu-ragu”. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru sekolah dasar konsentrasi nonsains masih meragukan kemampuan yang dimilikinya untuk mengajar IPA tematik. Berdasarkan hal tersebut maka dirancang suatu program pelatihan pendalaman materi IPA dengan mengembangkan modelblended learning yang mengombinasikan antara sesi offline belajar topik IPA melalui multimedia, online diskusi, penugasan, dan kuis via edmodo, dan tatap muka evaluasi RPP IPA tematik. Melalui program pelatihan yang dirancang seperti ini diharapkan dapat dijadikan alternatif kegiatan yang diselenggarakan oleh LPTK untuk mendukung terwujudnya generasi guru yang profesional. DAFTAR PUSTAKA Bandura, A. 2008. Self efficacy. Tersedia Online di: http:www.des.emory.edumfp BanEncy.html Carman, M.J. 2005. Blended learning Desain: Five Key Ingredients. Online di: http:www.agilantlearning.compdfBlended20Learning20Design .pdf Enochs, L., Riggs, I. 1990. Further Development of an Elementary Science Teaching Efficacy Belief Instrument. School Science and Mathematics, 10, 194-202 Reay, J. 2001. Blended learning a Fusion for the Future. Knowledge Management Review, 43: 6. Rooney, J. E. 2003. Blended learning Opportunities to Enhance Educational Programming and Meetings.Association Management, 555, 26-32. Ruseffendi, E.T. 1998. Statistika Dasar. Bandung: IKIP Bandung Press Sa’ud, S.U., Rukmana, A., dan Resmini, N. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 131 STRATEGI TEACH OTHER DI SEKOLAH DASAR SEBAGAI UPAYA MELAKSANAKAN INOVASI DALAM PEMBELAJARAN Cahya Priyadi EMail: cahyapriyadigmail.com Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Abstrak Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. strategi pembelajaran terus di kembangkan dengan tujuan agar pendidikan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya,stategi dibuat sedemikian rupa bertujuan agar informasi yang harus sampai pada siswa tertangkap dengan baik. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran terlebih lagi kurikulum 2013 mengisyaratkan kegiatan pembelajaran harus lebih mengedepankan student centre. Salah satu upaya untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah dengan menggunakan Strategi pembelajaran Teach Other. Kata Kunci : Kurikulum 2013, Strategi pembelajaran Teach Other.

A. LATAR BELAKANG

Pada kurikulum 2013 yang lebih mengedepankan student centre atau berpusat pada murid, Pembelajaran yang inovatif dengan student centre memiliki keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa. Menurut Fairuz 2010 Metode-metode tersebut diantaranya adalah: a. Berbagi informasi Information Sharing dengan cara: curah gagasan brainstorming, kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok group discussion, diskusi panel panel discussion, simposium, dan seminar; b. Belajar daripengalaman Experience Based dengan cara simulasi, bermain peran roleplay, permainan game,dan kelompok temu; c. Pembelajaran Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 132 melalui Pemecahan Masalah Problem Solving Based, murid di tuntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas dan guru hanya sebagai fasilitator untuk murid, pergeseran peran guru ini mengakibatkan munculnya beberapa inovasi dalam pembelajaran, terutama dalam penerapan strategi pembelajaran. Menurut Zain dan Djamarah 1995, hlm. 5 “Strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan ”. Sampai saat ini strategi pembelajaran terus di kembangkan dengan tujuan agar pendidikan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya,stategi dibuat sedemikian rupa bertujuan agar informasi yang harus sampai pada siswa tertangkap dengan baik. Seperti yang tertera pada gambar di bawah ini : Gambar 1 Learning Pyramid J.V Edling Menurut learning pyramid J.V EDLING Suparyani , 2014 di atas, pelajaran akan tersimpan di otak siswa dipengaruhi dengan cara bagaimana menyampaikanya, jika siswa mendapatkan materi dari membaca maka yang di dapat atau tersimpan di otak siswa itu hanya mendapatkan 10 yang telah siswa baca, sedangkan dengan menggunakan audio visual hanya 20, dengan demonstrasi didapatkan 30 , dengan menggunakan diskusi 50, dengan menggunakan Pratice doing atau berlatih menggunakan yaitu 75 Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 133 dan yang tertinggi sampai saat ini adalah 90 dengan Teach Other, disini dapat terlihat bahwa strategi dengan mengajarkan kembali secara teori saja menjadi persentase yang paling tinggi diantara yang lainya, oleh sebab itu peneliti mencoba mengembangkan stategi mengajarkan kembali, selain strategi ini persentasinya paling besar. Penulis mencoba untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran yaitu dengan menambahkan suatu cara yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Teach Other. S trategi pembelajaran Teach Other merupakan strategi pembelajaran yang memfokuskan pada interaksi akademik dengan sahabat teman sebangku. Mengapa teman sebangku? Karena tidak dapat di pungkiri di usia anak anak sahabat sangat berpengaruh penting dalam diri mereka, sahabat terkadang menjadi cerminan diri mereka sendiri, dan terkadang sahabat adalah teman sebangku anak, teman sebangku adalah teman yang pertama kali siswa kenal saat memasuki dunia sekolah, dan terkadang ada anak yang begitu tertutup terhadap yang lainya namun dapat menjadi anak yang terbuka dengan teman sebangkunya kondisi tersebut disebabkan oleh kecenderungan anak usia sekolah akan merasa nyaman dengan teman sebangkunya, ini membuktikan bahwa persahabatan usia anak SD itu tidak ada perantara atau tidak ada iming iming apapun untuk memanfaatkan satu sama lainya, karena sahabat adalah dia yang berada terus bersama kita setelah tahu kekurangan kita, seorang sahabat akan mengerti apapun kekurangan dari sahabatnya sendiri karena terkadang sahabat adalah cerminan sahabatnya,. Di SD kebanyakan anak memiliki persahabat dekat dan tak pernah ada iming iming apapun di dalam persahabatanya itu, karena mereka bersahabat dengan tulus, dan kebanyakan anak SD menjadikan temans sebangku mereka sebagai sahabatnya, anak SD mengenal pertama kali teman dan sahabat itu ketika pertama kali masuk dan duduk di bangku sekolah, sehingga kebanyakan teman sebangkunya adalah sahabat mereka, anak SD terkadang mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat atau merasa malu untuk berinteraksi dengan teman sekelas lainnya, tapi tidak dengan teman sebangku, mau tidak mau mereka akan mengobrol dan saling mengenal satu sama lain sehingga proses tersebut akhirnya menjadikan mereka menjadi sahabat, karena penulis menyadari dengan melalui persahabatan sesuatu yang sulit pun dapat terlewati. Strategi pembelajaran teach other ini dilandasari oleh beberapa teori Satu lagi teori pembelajaran yang dapat digunakan sebagai landasan dalam model cooperative learning. Menurut Piaget Dahar, 1996; Hasan, 1996; Surya, 2003, setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut: 1 Tingkat Sensorimotor 0-2 tahun. Anak mulai belajar dan mengendalikan lingkungannya melalui kemampuan panca indra dan gerakannya. Perilaku