KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 188 Hartley, Peter. 1999. Interpersonal Communication, 2nd, ed. New York: Routledge. Hurlock, Elizabeth B. Alih Bahasa oleh Dra. Istiwidayanti dan Drs. Soedjarwo, M. Sc. 1988. Psikologi Perkembangan “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” Terjemahan Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta Novianti, Ina 2009. Kontribusi Komunikasi Interpersonal Terhadap Penyesuaian Diri Siswa Di Sekolah . Skripsi: PPB FIP UPI. Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang: UNNES Press Sujarwo. 2010. Efektivitas Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa . Tesis: BK UPI Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 189 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MISTAR BILANGAN Masrifatul Hajaroh Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang Abstrak Membaca, menulis, dan berhitung calistung adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa sekolah dasar kelas rendah. Kemampuan calistung akan digunakan sebagai modal dasar untuk mengembangkan keilmuan siswa pada tingkat pendidikan selanjutnya. Akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak siswa sekolah dasar kelas rendah yang belum menguasainya, khususnya kemampuan berhitung. Guna mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan alat peraga mistar bilangan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif. Alat peraga mistar bilangan adalah alat bantu yang terbuat dari kertas karton, berfungsi untuk menyelesaikan perhitungan bilangan bulat seperti operasi penjumlahan dan pengurangan. Kata kunci: berhitung, alat peraga, dan mistar hitung.

A. LATAR BELAKANG

Membaca, menulis, dan berhitung calistung adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar kelas rendah. Penguasaan calistung akan dipergunakan siswa untuk mengamati, mempelajari, memahami dan menyerap ilmu yang diberikan oleh pendidik guru. Kemampuan calistung juga digunakan untuk mengembangkan keilmuan siswa pada tingkat pendidikan selanjutnya. Akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak siswa sekolah dasar kelas rendah yang belum menguasainya, khususnya kemampuan berhitung. Sebagaimana yang kita ketahui, berhitung berhubungan erat dengan matematika, matematika adalah ilmu deduktif, formal, hierarki, dan sebagian besar menggunakan bahasa simbol. Matematika dapat disebut juga ilmu dengan objek abstrak. sedangkan anak usia sekolah dasar berada pada usia 7 sampai 12 tahun. Menurut Piaget, anak usia 7 sampai 12 tahun cara berfikirnya berada pada tahap operasional konkrit artinya siswa sekolah dasar belum berfikir abstrak. Terlihat adanya perbedaan antara matematika dengan