Mendidik dengan Mencelupkan Diri

Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 271

4. Mengenal Peserta Didik Sebagai Individu

Dalam mendidik karakter dengan menggunakan karakter selanjutnya adalah sebagai seorang guru harus mengenal peserta didik sebagai individu. Lickona 2012, hal. 141 menjelaskan bahwa “guru yang baik membangun hubungan dua arah, mereka dan siswa mereka belajar tentang satu sama lain. ”. Untuk mengenal peserta didik sebagai indvidu, maka diperlukan sebuah media. Guru bisa menyiapkan sebuah kartu berupa gambar tentang ekspresi manusia. Berupa gambar ungkapan senang dan ungkapan sedih atau muram. Kartu tersebut diletakan di setiap meja peserta didik dengan posisi tertutup. Pada saat peserta didik datang ke kelas atau dalam proses pembelajaran peserta didik bisa membuka kartu mana yang sesuai dengan perasaannya saat itu. Sewaktu-waktu guru bisa mengunjungi peserta didik tersebut dan melakukan pendekatan terhadap apa yang sedang dirasakan. Jika peserta didik tersebut membuka kartu ekspresi dengan wajah sedih atau muram. Disanalah guru dapat berdialog dan lebih mengenal siswa untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Hal ini bisa menanamkan karakter kejujuran dan kepedulian. Dalam prosesnya media ini juga mampu meningkatkan kepedulian antar sesama peserta didik. Setiap peserta didik pasti mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh temannya dengan melihat kartu yang dibuka di atas meja. Mungkin saja peserta didik akan saling bertanya, bahkan jika ada masalah peserta didik bisa saja saling menolong dan membantu menyelesaikannya. Seperti halnya yang dilakukan oleh guru.

5. Nilailah Tingkat Tanggung Jawab Peserta Didik

Untuk menanamkan karakter tanggung jawab maka bisa dilakukan dengan cara menilai tingkat tanggung jawab peserta didik. Di Sekolah Dasar Hiltop dari kelas satu, para peserta didik di Hiltop telah diajarkan untuk menggunakan bagan “tingkat tanggung jawab” untuk berefleksi perilaku mereka. Bagan ini dimuat di setiap kelas, di kelas khusus seni musik dan pendidikan fisik, dan di kantor Lickona, 2012, hal.258 Tabel II Tingkat Tanggung Jawab Level Sikap Karakteristik Level 4 Penuh rasa hormat Penuh rasa tanggung jawab Membantu orang lain Seluruh karakteristik Level 3, ditambah melakukan apa yang ditugaskan dan lebih, memberikan bantuan apabila ada kesempatan, memiliki kreativitas melebihi yang diharapkan Level 3 Penuh rasa hormat Penuh tanggung jawab Pekerja keras, melakukan apa yang diharapkan, menghormati hak-hak dan pekeraan orang lainm menyelesaikan pekerjaan dengan hati-hati, menggunakan waktu dengan baik, menggunakan materi dengan hati-hati dbertanggung jawab, melakukan pembicaraan dengan baik, bertekun. Level 2 Bekerja ketika di Pekerjaan diselesaikan dengan pengingat atau pertanyaan yang Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 272 Dalam penerapannya seorang guru dapat mengawali pembelajaran dengan bert anya “bagaimana harimu?” kemudian dilanjutkan dengan bertanya “apakah ada yang ingin membagikan tingkat tanggung jawab kalian hari ini?”. Peserta didik biasanya sangat jujur ketika menjawab. Setelah mereka menilai diri mere ka sendiri, maka guru berkata “jadi, apa yang akan kalian lakukan untu k memperbaiki diri besok pagi?” Lickona, 2012. Dengan adanya penilaian terhadap tanggung jawab, diharapkan karakter tanggung jawab bisa melekat pada diri peserta didik, dan dengan adanya kegiatan tersebut yang dilakukan setiap hari saat mengawali pembelajaran, maka peserta didik akan memiliki karakter tanggung jawab yang terus meningkat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

F. Penutup

Kondisi bangsa ini sudah semakin terpuruk. Data-data menunjukan bahwa bangsa ini menjadi bangsa yang mendapatkan peringkat tinggi sebagai bangsa terkorup. Tidak hanya itu, kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh kaum terpelajar juga sudah menjadi hal yang umum dan lazim untuk di tonton. Pembunuhan, seks bebas, pengangguran merajalela dimana-mana. Ironis jika sebagai kaum terdidik membiarkan keterpurukan ini terus berlanjut. Sebagai kaum terdidik khususnya guru-guru harus mampu menghentikan paradigm negative itu. Sudah saatnya pendidikan sebagai solusi untuk mengatasi krisis moral tersebut. Karena untuk menjadi bangsa yang maju, beradab, dan sejahtera. Tidak hanya ditentukan oleh kekayaan alam dan keberagaman budaya bangsa itu sendiri, melainkan ada faktor penting lain yaitu karakter akhlak mulia. Jika di dalam diri masyarakat sudah tertanam karakter jujur, disiplin, santun, percaya diri, tanggung jawab, dan peduli. Maka bangsa ini akan jauh dari para koruptor, para pelaku kejahatan, dan perilaku amoral lainnya, dan bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju, beradab, dan sejahtera karena ditunjang juga dengan kekayaan alam yang melimpah ruah dan keberagaman budaya yang dimiliki. Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter adalah jawabannya. Sebagai penutup tulisan ini maka akan di ulas kembali poin inti dari kegiatan ingatkan diberikan oleh orang dewasa yang hadir, tidak banyak pekerjaan yang terlihat, melakukan pembicaraan yang tidak baik, mungkin ceroboh, kadang-kadang bekerja dan kadang-kadang tidak bekerja. Level 1 Tidak bekerja Sangat sedikit atau tidak ada pekerjaan yang terlihat sama sekali di akhir waktu yang diberikan, berputar-putar, bingung. Level 0 Menganggu anak lain Berbicara dengan keras, seringkali ceroboh atau bodoh, pekerjaan yang dicapai jumlahnya minimal atau diselesaikan dengan ceroboh, tndakannya mencampuri kemampuan anak lain untuk berkonsentrasi, menyalahgunakan materi.