Kesimpulan Simpulan dan Saran

Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 49 [16] X. Xia, C. LÜ, B. Wang, dan Y. Song, Experimental Research on Mathematics Teaching of ―Situated Creation and Problem-based Instruction‖ in Chinese Primary and Secondary School,Journal of Front. Educ. 23 2007, pp. 366-377. [17] X. Xia, C. LÜ, dan B. Wang,Research on Mathematics Instruction Experiment Based Problem Posing,Journal of Mathematics Education. 11 2008, pp. 153-163. [18] Isrok‘atun, Meningkatkan Kesadaran Siswa terhadap Adanya Masalah Matematis melalui Pembelajaran Situated Creation and Problem-Based Instruction SCPBI. Rusgianto, et al Editor, Let’s Have Fun with Mathematics , pp. 333-343, Yogyakarta,HIMA-FMIPA UNY, 2012. [19] Isrok‘atun, Situation-Based Learninguntuk Meningkatkan Kesadaran Siswa terhadap Adanya Masalah Matematis,Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika. V2 2012, pp. 61-68. [20] S.G. Isaksen dan D.J. Treffinger, Creative Problem Solving: The Basic Course , Buffalo, New York: Bearly Limited, 1985. [21] J.C. Fraenkel dan N.E. Wallen,How to Design and Evaluate Research in Education , New York, McGraw-Hill Inc., 1990. [22] H.E.T. Ruseffendi,Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, Bandung, IKIP Bandung Press., 1998. [23] Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods, Bandung, Alfabeta, 2011. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 50 MENGIDENTIFIKASI SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MELALUI BUKU DIARI Dety Amelia Karlina Email: Detyamelia1985gmail.com Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Abstract School is the second environment for student besides family. School must be safe, comfort and peaceful place for student especially to study likes their home. Teacher is people in school that have close relationship with student. Besides giving knowledge t o student, the other teacher’s job are guiding and counseling. The purposes of guiding and counseling in primary school are to know about student’s life, to know about their environment, to see about their talent and interest, and to prepare their next level of education. The guiding and counseling in primary school different from high school and college. Class teacher becomes a counselor for student. Teacher must to know about the problems of student before guiding and counseling student. The problems are faced student comes from their life and their study. Diary is one of media that used teacher to know about student. It uses to know student closely. Teacher knows about their personal, their life, and their environment. Problems that see in student’s writing become teacher’s evaluation to guide and to counsel student. Keynote: Problems of Study, Guiding and Counseling, and Diary.

1. Pendahuluan

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan. Segala pengalaman, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan, yang baik dan buruk akan berdampak pada masa depannya. Di lingkungan sekolah, guru bukan hanya berkewajiban untuk mentransfer ilmu saja tetapi juga membimbing peserta didik supaya kelak menjadi manusia yang pandai secara intelektual dan baik secara ahlak. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling sudah ada di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 51 Kegiatan bimbingan dan konseling di SD dibutuhkan bukan hanya untuk menindak peserta didik yang melanggar peraturan sekolah saja tetapi juga membantu peserta didik menemukan bakat dan minatnya dan menemukan masalah atau hambatan dalam belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 235-254 permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: sikap dalam belajar, motivasi dalam belajar, konsentrasi dalam belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri, intelegensi, kebiasaan belajar kemudian yang terakhir cita-cita peserta didik. Sedangkan faktor eksternalnya adalah guru, sarana dan prasarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah dan kurikulum sekolah. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran di atas ada beberapa saja yang akan dibahas lebih lanjut. Bimbingan dan konseling di Sekolah dasar berbeda bentuknya dengan di sekolah menengah atau sekolah tinggi. Di SD yang menjadi konselornya adalah guru kelas. Hal ini berdasarkan Permendikbud No. 81A2013 bahwa pelaksana layanan BK di SD adalah guru kelas. Bimbingan dan konseling dilakukan tidak di ruang khusus BK tetapi bisa dilakukan dimana saja di sekolah. Menurut Gunawan 1995: 50 fungsi bimbingan dan konseling di SD secara umum adalah untuk membantu peserta didik mengenal diri dan lingkungannya. Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling secara operasional di sekolah adalah sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, konduktor dan evaluator. Fungsi sebagai motivator disini adalah guru dituntut untuk memberikan dorongan atau memotivasi peserta didik terutama yang bermasalah. Kedua berfungsi sebagai fasilitator yaitu guru harus mampu mengarahkan kepribadian peserta didik sehingga dia mengetahui dan memahami akan nilai-nilai objektif yang ada dalam kehidupan. Ketiga sebagai dinamisator yaitu guru mengembangkan sikap dinamis peserta didik supaya tidak apatis terhadap lingkungan di luar dirinya. Kedinamisan yang tercipta di sekolah melalui kegiatan-kegiatan atau organisasi yang ada seperti OSIS, Paskibra, Pramuka dan lain-lain. Fungsi bimbingan dan konseling yang keempat adalah sebagai konduktor. Ketika peserta didik dihadapkan dalam suatu problematika baik yang terjadi di sekolah ataupun di lingkungan lainnya maka guru bertindak sebagai penangkal. Terakhir sebagai evaluator karena kegiatan terakhir dari bimbingan dan konseling adalah penilaian. 2. Masalah-Masalah yang Dihadapi Peserta Didik Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam belajar bisa datang dari dalam dirinya ataupun dari luar dirinnya. Permasalahan yang berasal dari dalam diri atau yang disebut dengan faktor internal diantaranya: Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 52 a. Sikap dalam belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 239 sikap merupakan kemampuan peserta didik dalam menilai sesuatu. Sikap yang ditunjukan oleh peserta didik akan berdampak terhadap kehidupan sosialnya. Dalam kurikulum 2013 penilaian bukan hanya ada pada aspek kognitifnya saja tetapi juga aspek sikap dan aspek keterampilan. Terlebih lagi di SD pengembangan sikaplah yang lebih ditonjolkan karena sebagai dasar pembentukan karakter peserta didik. Hal ini bisa terlihat dalam gambar di bawah ini. Dalam kurikulum 2013 aspek sikap menggunakan teori krathwohl. Kompetensi pencapaian ranah sikap yang harus dicapai menurut Krathwohl adalah accepting, responding, valuing, organizinginternalizing, dan characterizingactualizing. Dengan kata lain aspek sikap meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan. b. Motivasi dalam belajar Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Jika motivasi belajar peserta didik menurun atau bahkan hilang maka akan berdampak pada keinginannya mengikuti pelajaran. Maka motivasi ini bisa dikembangkan melalui proses belajar yang menyenangkan di sekolah. Menurut B.Uno 2010: 23 hakikat motivasi belajar adalah dorongan belajar peserta didik yang memperlihatkan perubahan pada tingkah laku belajarnya. Perubahan motivasi belajar ini bisa dilihat dari hal-hal berikut ini: 1 keinginan untuk berhasil, 2 belajar menjadi sebuah kebutuhan, 3 timbulnya cita-cita, 4 penghargaan dalam belajar, dan 5 kegiatan menarik dalam belajar.