Bimbingan dan Konseling di SD

Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 56 4 Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami anak sebagai individu yang unik. 5 Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan untuk matang dalam penerimaan dan pemahaman diri, juga memahami kelemahan dan keunggulan dirinya. 6 Program bimbingan hendaknya meyakini bahwa anak pada usia sekolah dasar merupakan tahap yang penting dalam perkembangan anak. c. Fungsi dan Peran Guru Pembimbing di SD Berdasarkan SK Menpan No. 831993, guru selain mengajar di kelas juga dibebankan menjadi pembimbing di kelas. Fungsi dan peran guru dalam program bimbingan sudah jelas yaitu sebagai pembimbing bagi peserta didik. Oleh karena itu Rochman Natawidjaja dalam Setiawati dan Ima 2007: 13 merekomendasikan kegiatan bimbingan yang bisa dilakukan oleh guru, yaitu: 1 Menciptakan suasana kelas yang nyaman bagi peserta didik dan bernuansa membantu perkembangannya. 2 Memberi pengarahan dalam rangka belajar yang efektif. 3 Mempelajari karakteristik peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik. 4 Memberikan pelayanan konseling kepada peserta didik yang mengalamai kesulitan terutama dalam pelajaran 5 Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi sosial peserta didik. 6 Melakukan layanan rujukan bagi peserta didik yang membutuhkan. 7 Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas 8 Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri dengan memahami kekurangan, kelebihan dan masalah- masalahnya. 9 Membimbing peserta didik untuk mengembangkan kebiasan belajar yang baik. 10 Menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh dan berkesinambungan. 11 Melakukan perbaikan pengajaran bagi peserta didik yang membutuhkan. 12 Menyiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan masukan dalam konferensi kasus. 13 Bekerja sama dengan tenaga pendidik lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan peserta didik. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 57 14 Memahami dan melaksanakan kebijakan dan prosedur-prosedur bimbingan yang berlaku. d. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling Guru harus mengenal peserta didiknya dengan baik. Salah satu cara mengenal peserta didiknya dengan baik adalah kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam bimbingan dan konseling ada teknik-teknik yang digunakan untuk memahami perkembangan peserta didik. Teknik-teknik yang digunakan adalah teknik tes dan juga non tes. Menurut Setiawati dan Ima 2007: 42 ada tiga tes yang bisa digunakan dalam kegiatan bimbingan: 1 Tes kecerdasan yaitu prosedur yang sistematis dengan menggunakan instrumen untuk mengetahui kemampuan berfikir individu. Tes ini akan mengukur individu berdasarkan tingkat IQ nya seperti jenius, sangat cerdas, cerdas, rata-rata dan di bawah normal. Tes yang sering digunakan adalah Test Binet-Simon . 2 Tes bakat yaitu tes yang dilakukan untuk melihat bakat individu. Ada beberapa tes bakat yang telah dikembangkan seperti rekonik tes motorik, tes bakat musik, tes bakat artistik, tes bakat klerikal perkantoran, dan tes bakat multifaktor mengukur delapan kemampuan khusus. 3 Tes prestasi belajar Achivement Tests yaitu tes yang digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam belajar peserta didik. Teknik non tes digunakan guru sebagai prosedur pengumpulan data yang bertujuan mengenal peserta didik lebih dekat. Dalam Setiawati dan Ima teknik non tes ini ada tujuh yaitu: 1 Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru untuk melihat perilaku peserta didik ataupun peristiwakejadian dalam proses pembelajaran. Observasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling bisa dilakukan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas ataupun di luar kelas. 2 Wawancara Data yang diambil guru sebagai tambahan bahan evaluasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah wawancara. Wawancara merupakan pengambilan data dengan cara bertanya pada sumbernya. Informasi diperoleh untuk mengenal peserta didik lebih jauh melalui bertanya langsung, bertanya pada temannya, ataupun bertanya pada orang tuanya. Hal ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang peserta didik. 3 Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan guna mendapatkan informasi tambahan tentang sesuatu. Misalnya guru memberikan angket pada peserta didik untuk melihat metode pembelajaran yang diberikan sudah sesuai dengan peserta didik atau belum. 4 Catatan anekdot Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 58 Catatan otentik hasil observasi yang didalamnya menggambarakan tingkah laku peserta didik atau kejadianperistiwa khusus yang terjadi pada tidak berkesinambungan. Catatan anekdot yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a objektif, catatan harus dibuat langsung oleh guru setelah kejadian atau peristiwa terjadi dan pendeskripsian dari peristiwa khusus yang terjadi dipisahkan dengan penafsisaran pendapat pribadi, b deskriptif, penggambaran diri peserta didik yang dicatat oleh guru termasuk di dalamnya tentang latar belakang, c selektif, peristiwa atau kejadian khusus yang dicatat adalah peristiwa yang relevan dengan tujuan dan masalah peserta didik yang sesuai dengan situasi dan keadaannya. 5 Autobiografi Autobiografi merupakan tulisan riwayat hidup peserta didik yang bentuknya karangan pribadi. Adapun isi dari karangan pribadi ini adalah tentang kehidupan pribadi peserta didik, cita-cita, sikap dan lain-lain. Jenis karangan yang dibuat ada dua jenis yaitu yang tersetruktur dan tidak terstruktur. Karangan terstruktur disini peserta didik membuat karangan berdasarkan judul yang sudah ditentukan. Sedangkan karangan tidak terstruktur adalah karangan yang dibuat peserta didik tidak terikat oleh peraturan yang dibuat guru. Mereka bebas menentukan judul karangan. 6 Sosiometri Sosiometri adalah teknik mengenal peserta didik berdasarkan hubungan kedekatan dengan temannya. Guru mendapatkan informasi tentang anak yang disukai popular, tidak disukai terisolir, banyak teman dan tidak punya teman. Kegunaan sosiometri adalah alat yang digunakan guru untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok ataupun individu baik itu hubungan sosial ataupun status sosialnya. 7 Studi kasus Teknik yang digunakan untuk melihat perkembangan peserta didik. Dalam teknik studi kasus guru mendapatkan informasi tentang anak bukan hanya dari melihat tingkat lakunya di sekolah saja tetapi juga dengan tambahan informasi dari guru lain, orang tua, dokter atau pihak lain yang berhubungan dengan permasalahannya. Langkah-langkah yang bisa dignakan dalam studi kasus adalah: a menemukan peserta didik yang bermasalahan, b memperoleh data, c menganalisis data, dan d memberikan layanan bantuan.

4. Buku Diari

a. Keterampilan menulis Keterampilan berbahasa ada empat yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Salah satu keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan buku diari adalah keterampilan menulis. Webb dalam Tarigan 2008: 19 menyebutkan menulis merupakan cara manusia berkomunikasi selain Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 59 menggunakan media oral dan visual. Menulis juga erat hubungannya dengan membaca. Hasil tulisan oleh penulis akan menjadi konsumsi pembaca. Young dalam Tarigan 2008: 8 menjelaskan keeratan hubungan antara penulis dan pembaca: “Tujuan akhir dari penulis adalah membangun suatu sistem hubungan- hubungan kemanusiaan yang diperluas, suatu sistem tempat dia dan pembaca dalam beberapa hal bersatu, membagi-bagi ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan perspektif-perspektif dalam satu masyarakat; masyarakat ini pada gilirannya merupakan pula suatu kesatuan yang dapat dipisahkan serta ditelaah. Upaya retoris berbicara dan menyimak merupakan jembatan penghubung antara sesama anggota masyarakat, begitu juga antara penulis dan pembaca.” Berdasarkan pernyataan Young di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa penulis dan pembaca memiliki hubungan berdasarkan tulisan yang dibaca oleh pembaca. Pembaca menjadi tahu isi pikiran dari penulis. Begitupun dengan penggunaan buku diari sebagai media yang digunakan guru sebagai pembaca dalam mengenal peserta didiknya. Guru membangun kedekatan dengan membaca tulisan dalam buku diari. Guru juga akan mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik baik yang berhubungan dengan pelajaran ataupun dengan kehidupan sosial anak. Dalam menulis buku diari termasuk kedalam jenis tulisan pribadi. Menurut Tarigan 2008:32 tulisan pribadi merupakan tulisan tentang ide, perasaan maupun pengalaman pribadi bagi kesenangan sendiri atau orang- orang yang dekat dengan penulis. Adapun bentuk dari tulisan pribadi ini adalah: diary, catatan harian jurnal, cerita tidak resmi, surat dan puisi. b. Buku Diari di Kenalkan dalam Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Dalam kurikulum 2013 pengenalan buku diari ada di kelas II tepatnya tema 1 yaitu Hidup Rukun subtema 1 Hidup Rukun Di Rumah. Dalam buku siswa tersebut pada hal 4, siswa disuruh untuk menyimak buku harian Udin. Siswa melihat contoh tentang buku harian yang ditulis Udin tentang peristiwa sehari-hari antara Udin dan kakaknya. Udin menyesal atas tindakannya yang tidak sengaja merobekan buku kakak. Peserta didik akan memahami bagaimana cara menulis buku diari. Seperti halnya menuliskan hari dan tanggal sebelum menulis di buku harian. Bahasa yang digunakan tidak formal dan mereka bisa menuliskan apa saja yang inginmereka tulis.

5. Penggunaan Buku Diari dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Buku diari sudah dikenalkan kepada peserta didik SD di kelas II. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SD guru bisa menggunakan buku diari sebagai bahan evaluasi peserta didik. Kegiatan pertama setelah peserta didik diberikan materi tentang buku diari adalah Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 60 membuat buku diarinya sendiri. Dengan bimbingan guru peserta didik bebas membuat buku diari sekreatif mungkin. Kegiatan membuat buku diari disini agar peserta didik dilibatkan langsung, sehingga rasa memiliki yang sangat besar akan membuat mereka ingin menulis di buku diari tersebut. Kegiatan kedua, guru menyuruh peserta didik untuk membuat karangan dengan tema diri sendiri di halaman awal buku diari. Isi karangan bisa menceritakan tentang keluarga, teman, hobi dan bahkan cita-cita dari penulis. Setelah itu, kegiatan selanjutnya adalah guru menugaskan peserta didik untuk selalu membuat tulisan tentang kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari terutama di sekolah. Jumlah paragraf tidak dibatasi oleh guru. Mereka diberi kebebasan dalam menuliskannya. Kegiatan yang terakhir adalah peserta didik harus mengumpulkan buku diarinya setiap akhir pekan kepada gurunya. Kegiatan menulis di buku diari diharapkan bisa memberikan dampak positif kepada guru dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Guru bisa menganalisis permasalahan yang terjadi pada peserta didik baik itu permasalahan dalam belajar ataupun permasalahan pribadinya. Guru juga bisa melihat hubungan pertemanan antar peserta didik, mana yang memiliki hubungan yang dekat dan mana yang tidak dekat, mana yang dianggap populer dan mana yang tidak popular, mana yang sering mengganggu temannya dan mana yang tidak terlibat dalam kehidupan kelas. Selain itu, guru juga bisa melihat sikap peserta didik yang menjadi penilaian dalam kurikulum 2013. Penilaian aspek sikap peserta didik bisa dilihat juga dalam buku diari ini. Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 secara garis besar adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah dan tempat bermain.

6. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan Bimbingan dan konseling merupakan tugas lain guru di SD selain mengajar. Guru kelas di SD khusus memiliki kewajiban selain mengajar yaitu membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan bimbingan dan konseling di SD dilakukan bukan semata-mata untuk menindak peserta didik yang berbuat onar dan bermasalah tetapi membantu mereka untuk mengenal dirinya, lingkungan, melihat bakat dan minat, juga persiapan menuju pendidikan selanjutnya. Kegiatan bimbingan dan konseling bisa menggunakan buku harian sebagai media untuk penilaian guru. Selain guru bisa mengenal lebih jauh peserta didik, guru juga bisa melihat sikap mereka. Penilaian sikap dalam kurikulum 2013 merupakan aspek penilaian lain selaian aspek kogniitif dan psikomotor. Krathwohl memberikan tahapan