Kemandirian dan Kreativitas Siswa SD

Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 66 f Kemampuan berpikir merumuskan kembali redefinity, yaitu kemampuan untuk merekontruksikan pengetahuan atau pengalaman yang didapat untuk menjadikan sebuah gagasan baru sesuai dengan pendapat sendiri. g Kemampuan kepekaan sensitivity, yaitu kemampuan menangkap gagasan untuk menanggapi sebuah situasi.

b. Proses pembelajaran metode BCCT dalam mengembangkan

kemandirian dan kreativitas siswa SD Dari rumusan masalah yang sudah di paparkan di atas dalam implementasinya pembelajaran menggunakan metode BCCT yang memanfaatkan permainan tradisional adalah membuat dan mendesain sentra-sentra pembelajaran berbasis permainan tradisional. Proses pembelajaran sendiri yaitu terdiri dari 8-10 siswa dengan satu guru pendamping dalam setiap sentra. Kemudian guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator dalam sentranya masing-masing. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dapat terpantau dengan baik dan semua siswa merasa diperhatikan oleh gurunya. Sehingga diharapkan akan menjadi pembelajaran yang nyaman, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan tercapainya ketuntasan belajar secara maksimal. Selain itu, siswa juga dilatih untuk berfikir kreatif dan mandiri diantaranya adalah kemampuan berfikir lancar, original, memerinci, merumuskan kembali, bertanggungjawab, dan mampu menyelesaikan masalah sendiri. Kemampuan kreatif dan mandiri didapat dari pengalaman bermain yang dikontruksikan kedalam pembelajaran. Sehingga pengalaman yang didapat menjadi bermakna dan siswa dapat mengetahui alasan kenapa dia harus belajar dan apa fungsi yang didapat jika dia mempelajari suatu hal. Diharapkan dengan seperti itu siswa akan lebih semangat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Langkah-langkah atau tahapan dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Beyond Center and Circle Times BCCT yang memanfaatkan permainan tradisional, diantaranya sebagai berikut. 1 Persiapan Pre-Learning Guru dan pihak sekolah menyiapkan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan pembelajaran seperti: sentra permainan, administrasi kelompok, catatan perkembangan siswa, sampai dengan pengenalan metode kepada orangtua siswa. 2 Penataan lingkungan main a Sebelum anak datang, pendidik menyiapkan bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 67 kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang dibinanya. b Pendidik menata alat dan bahan main yang akan digunakan sesuai dengan kelompok usia yang dibimbingnya. c Penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. 3 Pelaksanaan proses belajar mengajar 1 Kegiatan Awal a Siswa dan guru berdoa bersama b Menyanyikan lagu “selamat pagi” atau yang lainnya dengan menari, melompat, dan tertawa bersama. c Guru mengabsen siswa d Apersepsi motivasi belajar dan arahan awal 2 Kegiatan Inti a Guru membagi siswa dalam dua kelompok dan mengenalkan guru pendamping dalam setiap kelompok b Guru mengajak siswa menuju sentra atau pusat kegiatan bermain masing-masing sambil bermain c Setelah siswa sampai dalam sentra masing-masing, guru pendamping menjelaskan permainan dan membuat aturan permainan yang disepakati dengan siswa d Setelah aturan disepakati siswa bisa memulai permainan yang sudah disediakan permainan tradisional, misalnya engkle dalam setiap . e Guru mempersilahkan siswa bermain sepuasnya hingga batas waktu yang telah disepakati f Guru mengamati, mengawasi, dan menjaga anak dari bahaya. Agar proses penelitian, pemahaman, dan pembelajaran anak berlangsung lancar sesuai dengan tahapan perkembangan dirinya. 3 Kegitan Akhir a Guru meminta anak untuk merapikan kembali alat main b Guru meminta semua anak berkumpul kembali dalam lingkaran masing-masing c Guru mewawancari semua anak untuk menceritakan pengalaman yang didapat selama bermain. d Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran. e Siswa memimpin doa pulang. Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 68  Contoh permainan  Proses Permainan Engkle kegiatan  Permainan dalam sentra - Papan bonus

4. KESIMPULAN

Pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional melalui metode BCCT adalah pembelajaran yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu 1 tahapan pre-learning; 2 penataan lingkungan main; dan 3 kegitan inti pembelajaran. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan permainan tradisional melalui metode BCCT ini dapat menjadi alternatif untuk mengenalkan budaya bangsa khususnya permainan tradisional dan juga dapat meningkatkan kemandirian dan kreativitas siswa. Dari sikap tanggungjawab siswa saat melakukan permainan dan produk yang dihasilkan siswa pada saat pembelajaran.

5. DAFTAR PUSTAKA

Munandar, U. 1999. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Petunjuk bagi guru dan orang tua . Jakarta: PT Gramedia. Sutrisna, A.G. Permainan Tradisional, Warisan Sejarah yang Hampir Punah . [Online] Tersedia: http:www.sorgemagz.com?p=2921 [24 Juli 2014]. Thoha, C. 1993. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Universitas PendidikanIndonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.