Pelaksanaan PTK 1. Pengembangan Fokus Masalah.

Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 421 Selain mempersiapkan RPP, juga dipersiapkan hal-hal berikut: 1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. 2. Mempersiapkan cara dan alat observasi. 3. Membuat skenario Pembelajaran. 4. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan pembelajaran. 3. Pelaksanaan Tindakan. Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan pokok dalam PTK. Pada kegiatan ini RPP yang telah disiapkan kemudian disampaikandiajarkan, bersamaan dengan praktik pembelajaran ini dilaksanakan mengumpulan data 4. Observasi. Observasi merupakan upaya untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan pelaksaan tindakan melalui pengamatan dan dokumentasi. Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap perencanaan pembelajaran, observasi terhadap kinerja guru, observasi terhadap aktivitas siswa atau penilaian hasil belajar siswa. Data-data yang terhimpun akan diolah, dianalisis sebagai bahan untuk tindak lanjut penelitian siklus berikutnya. 5. Analisis dan Refleksi. Tindakan ini adalah mengembangkan kemampuan berpikir, reflektif yaitu kemampuan untuk mencermati kembali secara rinci semua yang telah dilakukan, hasilnya reconnaissance. Reconnaissance adalah upaya mengenal kembali secara rinci, menjelajahi kembali agar mengenal lebih rinci. Titik-titik rawan, yang dianggap belum terpecahkan, tergarap, terlewati, terlupakan sehingga ada hambatan yang tidak tuntas. Dengan demikian diperlukan tindakan lanjutan dengan membuat perencanaan baru, membuat formulasi baru atau menjelaskan kegagalan implementasi. Dengan cara refleksi diharapkan menghasilkan tindakan pengembangan dan perubahan perbaikan Natawidjaja,1977. Analisis data adalah kegiatan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara sistematis dan rasional untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian. Tahapan dalam refleksi meliputi analisis, pemaknaan, penjelasan, kesimpulan. Sedangkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam refleksi adalah; a. Menelusuri tentang kondisi dan penyebab yang terjadi. b. Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 422 c. Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi. d. Memperkirakan akibat dan pengaruh dari tindakan yang direncanakan. 6. Perencanaan Tindakan Lanjutan. Hasil analisis dan refleksi akan memutuskan apakah tindakan yang telah silaksanakan telah dapat mengatasi maslah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau belum terselesaikan, maka dilakukan tindakan lanjutan memperbaiki tindakan siklus 1 atau menyusun tindakan yang betul-betul baru untuk mengatasi maslah yang ada revised action dikarenakan adanya gagasan baru yang berlangsung yang tidak sesuai lagi dengan gagasan dasar yang dijadikan acuan pada saat menentukan fokus masalah. Dengan demikian mungkin pula dilakukan perbaikan atau perubahan tentang fokus masalah dan komponen lain dalam daur penelitian tindakan. Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan, maka penelitian tindakan harus dilanjutkan pada siklus ke 2 dengan prosedur yang sama seperti pada siklus ke 1, yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, analisis-refleksi. Jika pada siklus ke 2 ini permasalahan belum terselesaikan atau belum memuaskan maka dilanjutkan ke siklus 3 dan seterusnya. 7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data akan dilaksanakan secara kualitatif, mengkatagorikan dan mengklarifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dalam kontek keseluruhan permasalahan penelitian. Peneliti dalam kegiatan ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh, sehingga data tidak bersifat deskriptif tetapi dapat menyentuh dimensi transenden untuk mencapai derajat tertentu, berpikir divergen yang kreatif walaupun mengandung spekulasi dan resiko tertentu. Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah: a. Katagorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul ditulis dalam kartu data, kemudian diseleksi-dihimpun, dipilah-pilih sesuai dengan karakteristiknya. b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul dari lapangan, setelah dikatagorisasikan kemudian dikodifikasi lanjut dan dituangkan dalam bentuk laporan. c. Display dan Klasifikasi data, bahwa untuk melihat gambaran data keseluruhan atau bagian bagian tertentu, maka dilakukan klasifikasi. d. Membuat kesimpulan dan verivikasi. Sebenarnya pada penelitian ini pengambilan kesimpulan sudah dilakukan sejak awal tapi terus Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 423 menerus dikembangkan diverivikasikan selama penelitian berlangsung. 8. Tahap Validasi. Tahap Validasi dilakukan melalui teknik: a. Member Check Nasution,1988, yakni mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan kepada nara sumbersumber data Guru dan Siswa . b. Audit Trail Nasution,1988, yakni mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan bersama teman-teman sekelompok peer group. c. Expert Opinion Nasution, 1988, yaitu pengecekan terhadap temuan temuan penelitian kepada pakar profesional dibidang ini Pembimbing. DAFTAR PUSTAKA Kasihani, Kasbolah 1998, Penelitian Tindakan Kelas, Malang, Depdikbud. Moleong Lexi,J 2002, Methodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Riduwan, 2004, Methode dan Teknik Menyusun Thesis, Bandung, Alfabet. Rohman Natawidjaja 1988, Pengolahan Data Secara Statistik, Bandung Pascasarjana IKIP Bandung. Rohman Wahyu Nur 1997, Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Educational Classroom Action Research , Bandung, Mimbar Pendidikan. Rukmana, Anin, 2009, Meningkatkan Keterampilan Aktivitas Ritmik Terstruktur Bebas Melalui Pendekatan Formal-Informal Dengan Media Musik Tesis, Pascasarjana UPI. Soli Abimanyu 19951996 Penelitian Praktis Untuk Perbaikan Pengajaran , Jakarta, Depdikbud. Soli Abimanyu 1995, Rancangan Pengelolaan Kegiatan Penelitian Praktis , Jakarta, Depdikbud. Tim Penyususn PLPG 2010 Profesionalisme Guru, PTK dan KTI, Bandung, UPI. Tim Pelatih Proyek PGSM 1999, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, Jakarta, Depdikbud. Wiriaatmadja, Rochiati 2005, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Remaja Rosdakarya. Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 424 PENETAPAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA ASEAN: STRATEGI PENGAJARAN DAN IDENTITAS KEBANGSAAN Herli Salim Wachyu Sundayana Sudarsono Greg Keaney herli_slmyahoo.com Dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang Abstrak Bahasa Inggris telah ditetapkan sebagai Bahasa resmi ASEAN. Penetapan bahasa Inggris sebagai bahasa ASEAN merupakan langkah menuju terbentuknya ASEAN Community yang akan mulai dilaksanakan pada tahun 2015. Penetapan ini berdampak pada semua negara ASEAN untuk menstandarkan dirinya pada penggunaan bahasa Inggris. Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN sudah barang tentu menjadi pendorong kemajuan ASEAN. Sementara ada kekhawatiran bahwa pengajaran bahasa Inggris hendaknya jangan sampai mengikis penggunaan bahasa nasional dan identitas kebangsaan negara ASEAN. Penelitian ini merupakan penelitian multi years yang pada tahun pertama akan mempetakan pengajaran bahasa Inggris di negara ASEAN, dan identitas kebangsaan yang terdapat di negara anggota ASEAN. Penelitian ini merupakan tindak lanjut MOU antara Center for British Teachers CfBT Brunei Darussalam dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Kata kunci : English Language Teaching, identity, ke-ASEANAN-an, kebangsaan.

A. PENDAHULUAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh peresmian penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa ASEAN. Sejak ASEAN didirikan tahun 1967, ia terus berevolusi untuk meningkatkan kualitas hubungan diantara negara anggotanya. Semula, ASEAN didirikan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, pengembangan kebudayaan, serta memajukan Seminar Nasional Pendidikan Dasar | 425 perdamaian di tingkat regionalnya. Kini, setelah usia empat puluh tujuh tahun dari waktu deklarasi, kerjasama negara ASEAN lebih maju lagi karena ia akan mendeklarasikan “komunitasASEAN” ASEAN Community di tahun 2015. ASEAN Charter tahun 2007 merupakan dokumen yang menjadi dasar hukum pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa resmi ASEAN, pada ayat 34 berbunyi “.Penggunaan bahasa Inggris menjadi sangat sentral dalam mencapai tujuan pembentukan Komunitas ASEAN.Kirkpatrick 2008, 2010 menegaskan posisi bahasa Inggris sebagai bahasa ‘lingua franca’ bahasa pengantar akan menempati posisi strategis pasca peresmianbahasa Inggris sebagai bahasa resmi di ASEAN. Penetapan ini disamping akan meningkatkan peran bahasa Inggris tentu saja jangan sampai meminggirkan peran bahasa nasional yang berada di negara ASEAN. The lingua franca role of English, coupled with its status as the official language of ASEAN, has important implications for language policy and language education. These include the relationship between English, the respective national languages of ASEAN and thousands of local languages. How can the demand for English be balanced against the need for people to acquire their national language and mother tongue? Jadi jelaslah bahwa pernan bahasa Inggris akansemakin menempati posisi strategis dalam menyampaikan dan menyuarakan kepentingan setiap bangsa di forum ASEAN. Namun, dalam konteks kurikulum Indonesia, posisi bahasa Inggris sedang berada di wilayah marginal. Hal ini dengan diposisikannya bahasa Inggris sebagai pelajaran ekstra di sekolah dasar, dan jam pelajaran bahasa Inggris yang berkurang untuk sekolah menengah tingkat pertama dan sekolah menengah atas. Depdikbud 2013 menegaskan bahwa penempatan bahasa Inggris sebagai pelajaran ekstra di sekolah dasar dan jumlah jam pelajaran yang dikurangi di level selanjutnya adalah dalam rangka memperkuat pelajaran bahasaIndonesia sebagai wahana pembentukan identitas kebangsaan. Mendikbud menegaskan “Indonesia ingin bergerak cepat dan tepat agar tidak terlewat kesempata n emas ‘bonus populasi’ pada tahun 2045. Pada masa itu, jumlah penduduk Indonesia yang berusia produktif akan lebih besar dibandi ngkan yang berusia nonproduktif ”. Logika Kementerian Pendidikan singkatnya adalah kemajuan Indonesia dapat dicapai pada masa itu, sehingga sejak sekarang perlu ada skenario agar perkembangan manusia Indonesia mengarah pada tujuan itu dengan jati diri bangsa yang kuat. Sementara itu, banyak yang kontra terhadap kebijakan ini. Forum Guru Indonesia FGI, menginformasikan bahwa banyak guru bahasa Inggris yang non job karena pengurangan jam pelajaran. Persatuan Pelajar Indonesia PPI di luar negeri, menyuarakan bahwa pemarginalan bahasa Inggris dapat menurunkan daya saing bangsa Indonesia di era global. Musyawarah Guru Membedah Anatomi Kurikulum 2013 | 426 MGMP bahasa Inggris, Jogya mengungkapkan timbulnya kekacauan untuk pemenuhan syarat profesional mengajar sebanyak 24 jam pelajaran bagi guru sesuai ketentuan sertifikasi guru. Dilain hal, penggunaan bahasa Inggris di tingkat internasional menunjukan peningkatan yang signifikan Dearden, 2014. Demikian juga di banyak negara Asia menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Kachru, 2008.Negara angggota ASEAN memiliki kebijakan yang berbeda terhadap pengajaran bahasa Inggris.Secara garis besar ada dua kebijakan, pertama pengajaran bahasa Inggris disandingkan dengan pelajaran bahasa nasional negara anggota ASEAN, dan kedua meletakan bahasa Inggris sebagai pilihan pelajaran Kirkpatrick, 2008. Sampai sejauh ini, belum ada penelitian yang meneliti dampak kebijakan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran ekstra di SD Indonesia. Sementara, Brunei mengakui dengan program dwi bahasanya yang mensandingkan pelajaran bahasa Inggris dan Bahasa Melayu Brunei telah meraih sukses CfBT, 2013. Pembentukan Komunitas ASEAN merupakan pelaksanaan akhir dari moto ASEAN: “one vision, one identity, and one community” satu visi, satu identitas, satu komunitas. Tim Peneliti sudah melakukan studi awal ke Sekretariat Jenderal ASEAN di Jakarta.Tim menemukan bahwa Sekjen belum bisa menunjukan hasil penelitian yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Inggris dan identitas yang dimotori oleh ASEAN.Dengan demikian, penelitian ini menempati posisi strategis dalam upaya memberikan kontribusi pemikiran bagi penguatan ASEAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan universitas yang memiliki visi “ leading and outstanding” pelopor dan unggul untuk ilmu pendidikan di Asia pada tahun 2025. Sejalan dengan hal itu UPI telah mengambil inisiatif kerjasama seperti mengadakan seminar konsuler Bimbingan dan Kounseling ASEAN, mengikat kerjasama dengan berbagai universitas di negara ASEAN, dan kerjasama pendidikan dengan Center for British Teachers CfBT, Brunei Darussalam. CfBT merupakan organisasi yang mendunia yang sudah berpengalaman dalam memberikan layanan pengajaran bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil prakasa UPI dalam mewujudkan visinya sebagai universitas “pelopor dan unggul”di Asia tahun 2025. Selain daripada itu, penelitian ini akan mempetakan praktek pengajaran bahasa Inggris di negara ASEAN dan mengungkap identitas kebangsaan negara anggota ASEAN, yang pada gilirannya, kesamaan identitas kebangsaan negara anggota ASEAN dapat diusulkan ke Sekertariat Jenderal ASEAN sebagai cikal bakal identitas ASEAN.