3 Cakupan masyarakat dan dunia usaha yang telah mendapat sosialisasi tata ruang Keberhasilan   capaian   target   kinerja   indikator   ini  dikarenakan  telah   dilakukan
sosialisasi  Perda   Kabupaten   Boyolali   No   9   Tahun   2011   tentang   Rencana   Tata Ruang Wilayah kepada pamong desa,  tokoh masyarakat  dan dunia usaha  di 19
Kecamatan.
Hambatanpermasalahan   yang   dihadapi   dalam   mencapai   target   kinerja  adalah Belum maksimalnya masyarakat dalam memahami Perda Kabupaten Boyolali No 9
Tahun   2011   tentang   Rencana   Tata   Ruang   Wilayah.   Sedangkan  upaya  yang dilakukan   untuk   menghadapi   kendala   dalam   pencapaian   target   kinerja   adalah
dengan   memaksimalkan   sosialisasi   Perda   melalui   media   massa   dan   media elektronik
.
4 Persentase pembangunan tower seluler RBS yang sesuai dengan tata ruang Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan  telah  ada regulasi yang
mengatur pembangunan tower seluler agar sesuai dengan tata ruang. Hambatanpermasalahan   yang   dihadapi   dalam   mencapai   target   kinerja  adalah
terdapat   pembangun   tower   yang   mendahului   proses   pembangunan   sebelum diterbitkan   ijin   dari   BPMPPT.  Sedangkan  Upaya-upaya  yang  dilakukan   untuk
menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah informasi tata ruang dari Bappeda dikeluarkan dengan isi yang jelas dan tegas tentang kemungkinan
rencana pembangunan tower seluler yang sesuaitidak sesuai dengan tata ruang. Jika  tidak   sesuai   dengan   Perda  RTRW,   rekomendasi   dari  Bappeda   bisa  dipakai
sebagai dasar untuk tidak menerbitkan ijin pembangunan tower seluler.
Analisis untuk 3 tiga indikator di atas : a. Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian   target   sehingga   dapat   mengurangi   penggunaan   anggaran   dengan efesiensi sebesar  5,11 dari anggaran sebesar Rp.  479.300.000,00  digunakan
sebesar Rp. 454.818.400,00;
b. Indikator ini dilaksanakan dengan program perencanaan tata ruang dengan 3 3 kegiatan yaitu Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang, Revisi Rencana Tata
Ruang   dan   Penyusunan   Rencana   Tata   Bangunan   dan   Lingkungan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun ada yang belum  berhasil memenuhi target kinerja.
61. Terwujudnya   tata   pemerintahan   yang   lebih   bersih,   berwibawa,   konstitusional,
efektif dan demokratis
Tabel   3.61  Pencapaian Kinerja Sasaran 61
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Cakupan unit
pelayanan yang melakukan survey
Indeks Kepuasan Masyarakat
100 -
54,35 282,63 100
433 102
102 100
100 100
100 100
100 100 B
Bagian Orpeg
2 Persentase urusan
wajib dan urusan pilihan yang telah
menerapkan standar 100
- 50 144,43
92,31 399,95 100
100 72,25 120,42 100,00 133,33
100 100
100 B Bagian
Orpeg
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 194
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
pelayanan minimal 3
Perda SOTK sesuai kebutuhan
Perda 1
1 1
100 B Bagian
Orpeg 4
Meningkatnya penilaian hasil evaluasi kinerja
nilai baik 60
- Cukup
Baik 107,42
Cukup baik
60,40 128,88 Cukup
Baik 61.59
94,75 Cukup Baik
58,18 89,51 Cukup
Baik 54.61
84,02 baik
60 56,46
CC 94,10 B
Bagian Orpeg
5 Persentase IKU yang
digunakan sebagai indikator kinerja
100 -
93,17 93,17
99,71 99,71 91,81
91,81 90,94 89,51
93,30 93,3
100 92,08
92 B Bagian
Orpeg 6
Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi
kinerja dan reviu laporan keuangan
90 -
65 86,67
70 100
80 100
90 100
98 98
90 98 108,89 A
Inspektorat 7
Persentase pelaksanaan evaluasi
kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
80 -
50 100
60 100
65 100
70 100
75 100
80 75
93,75 B Inspektorat
8 Persentase
pelaksanaan pemeriksaan reguler
terhadap seluruh obyek pemeriksaan
22 -
22 115,79 22
105 23 104,55
24 100
26 100
22 22
100 B Inspektorat
9 Prosentase
penanganan pengaduan masyarakat
atas pelayanan publik 90
- 100 142,86
96 128
120 150
120 141,18
100 111,111 90
96,75 107,5 A
Inspektorat 10
Persentase SKPD yang telah mendapat
sosialisasi tentang SPIP
100 -
30 100
30 100
50 100
80 100
100 100
100 100
100 B Inspektorat
11 Persentase SKPD yang
sudah melakukan pemetaan diagnostic
assessment 60
- 10
100 10
100 30
100 40
100 50
100 60
60 100 B
Inspektorat 12
Persentase SKPD yang sudah membangun
infrastruktur  SPIP 50
- -
- -
- 20
100 30
100 40
100 50
50 100 B
Inspektorat 13
Persentase SKPD yang sudah
menginternalisasi-kan SPIP
40 -
- -
- -
10 100
25 125
30 100
40 40
100 B Inspektorat
14 Persentase PNS yang
mempunyai latar belakang pendidikan
sesuai dengan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya 75,31
- 77,17 104,02
78,55 105,46 79,86 106,81 79,63 106,11
76,44 101,49 75,32
80,15 106,42 A BKD
15 Persentase pejabat
struktural yang telah lulus diklatpim
96,01 -
78,03 86,72
70,94 77,54 65,44
70,37 74,72 79,07
82,58 86,01
96,01 76
79,16 B BKD
16 Persentase PNS yang
berpendidikan S2 2,56
- 2,12 103,41
2,37 105,33 2,66 110,66
2,87 115,65
2,91 113,70 2,56
3,38 132,07 A BKD
17 Penyelesaian kasus
kepegawaian 90
- 100 142,86
80.  106,66 100
125 68,18 80,21
93,75 104,17 90
84,21 93,57 B
BKD 18
Persentase desa yang tertib administrasi
7 -
2 112,50 15
83 14,5 103,57
23 104,55
25 100
7 7
100 B Bagian
Pemdes 19
Persentase desa yang mampu mengelola
keuangan dengan baik 14
- 2
100 17
94 14,5
23 104,55
25 100
14 14
100 B Bagian
Pemdes 20
Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan
Gubernur buku
4 -
4 100
4 100
4 100
4 100
4 100
4 4
100 B Bagian
PUOD 21
Tersusunnya LPPD buku
2 -
2 100
2 100
2 100
2 100
2 100
2 2
100 B Bagian
PUOD 22
Jumlah paket yang melakukan Pelelangan
yang  secara E-Proc 100
- 52,5
60 20,74 39 paket
41,48 19,27 25,69
100 100
100 100
100 100
100 B ULP
Rata-rata 114,87
132,01 90,24
97,99 96,60
100,34 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian   kinerja  sasaran   ini   meliputi   22   dua   puluh   dua      indikator   kinerja   dengan
capaian  kinerja  secara keseluruhan   rata-rata  100,34 kategori sangat   baik  terdiri dari  4   empat  indikator   kategori  sangat   baik  18,18,   18   delapan   belas   indikator
kategori baik 81,82. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 61 enam puluh satu per indikator :
1 Cakupan unit pelayanan yang melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 195
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan reformasi birokrasi salah   satu   indikatornya   adalah   tentang   pelayanan   publik   yang   di   dalamnya
termasuk   IKM   sehingga   seluruh   unit   pelayanan   di   Kabupaten   Boyolali   harus menyusun IKM dengan melakukan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat yang
dilakukan minimal sekali dalam satu tahun;
Berikut grafik  cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM  dari Tahun 2011-2016 :
Gambar 3.18 Grafik cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM dari Tahun 2011-2016
Sedang nilai IKM untuk tahun Tahun 2012-2016 :
Gambar 3.19 Grafik Nilai IKM Kabupaten Boyolali tahun 2012-2016 b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :
- Membuat pedoman penyusunan IKM beserta rumus-rumus penghitungannya serta contoh laporan IKM sehingga memudahkan penyusun untuk membuat
laporan IKM; - Mengadakan   pembinaan   pelayanan   publik   juga   dilaksanakan   melalui   surat
edaran, himbauan dan perintah untuk memperbaiki seluruh pelayanan kepada masyarakat;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 196
2 Persentase   urusan   wajib   dan   urusan   pilihan   yang   telah   menerapkan   standar pelayanan minimal
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan pada tahun 2016 dari 6 urusan wajib yang dilaksanakan seluruhnya telah dilaksanakan SKPD pengampu
SPM. Penerapan SPM di Kabupaten Boyolali terlaksana dengan baik karena dari seluruh SKPD Pengampu SPM melaksanakan indikator-indikator yang ada dalam
SPM dan mengalokasikan dana untuk pencapaian indikator di maksud, sehingga target yang ditetapkan sebagian  besar telah dapat dicapai.  Pada tahun  2016 ini
urusan   yang   dilaksanakan   hanya   6  sedangkan   tahun   sebelumnya   8  urusan,   hal tersebut   karena   ada  2   dua  urusan   wajib   yaitu  Ketahanan   Pangan   dan  Tenaga
Kerja yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya, menurut undang – undang nomor 23 Tahun   2014  tentang  Pemerintahan  Daerah,   urusan  tersebut   tidak  lagi   masuk
dalam pelayanan dasar.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Efesiensi   penggunaan   sumberdaya   yang   dilakukan   adalah   menggunakan
anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   sesuai   berpengaruh   terhadap capaian   target   sehingga   dapat   mengurangi   pengunaan   anggaran   dengan
efisiensi sebesar 33,82 darti anggaran Rp. 181.518.000,00 digunakan sebesar Rp
120.127.000,00. b. Analisis programkegiatan :
Program  kegiatan   yang   menunjang   keberhasilan   adalah   dilaksanakan   dengan program   Peningkatan   Pelayanan   Publik   dan   kegiatan   Evaluasi   Kinerja   Unit
Pelayanan,   Penyusunan   SOP   Administrasi   Pemerintahan   Perangkat   Daerah, Survei   IKM   Unit   Pelayanan,   dan   Penyusunan   Standar   Pelayanan.   Bentuk
kegiatan   yang   dilaksanakan   adalah   dengan,   penyusunan   IKM,   pembinaan pelayanan   publik,   penilaian   kinerja   pelayanan   publik,   mengevaluasi   SOP  dan
penyusunan SPM.
3 Meningkatnya penilaian hasil evaluasi kinerja
a.
Kegagalan   capaian   target   indicator   kinerja   ini   karena   ada   beberapa   kriteria evaluasi LKjIP yang belum terpenuhi antara lain belum ada sistem, pengumpulan
data   kinerja,   jenis   indikator   yang   lebih   banyak   merupakan   indikator   kegiata sehingga   dokumen   laporan   terlalu   detail.  Hasil   evaluasi   SAKIP   Kabupaten
Boyolali 2016 pelaksanaan tahun 2015 adalah 56,46 kategori CC, yang artinya cukup memadai,  Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki
sistem   yang   dapat   digunakan   untuk   memproduksi   informasi   kinerja   untuk pertanggung   jawaban,   perlu   banyak   perbaikan   tidak   mendasar.     Kelemahan
utama SAKIP pemerintah Kabupaten Boyolali :
- Indikator   kinerja   Kabupaten   Boyolali   masih   banyak   yang   menampilkan keluaran   output   bukan   hasil   outcome,   masih   banyak   pula   yang
menunjukkan indikator kegiatan, dan jumlahnya “terlalu banyak”; - Penerapan manajemen SAKIP belum berjalan  optimal, antara lain  indikator
kinerja   belum   dimanfaatkan   secara   optimal   dalam   perencanaan programkegiatan dan tolok ukur penilaian prestasi pegawai.
Kendala dan hambatannya antara lain :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 197
- Belum semua dokumen LKjIP mempunyai kualitas baik;
-
Tidak   semua   personil   petugas  mempunyai   pemahaman   yang   cukup   untuk menyusun   dokumen   perencanaan  Penetapan   Kinerja   dan   Laporan   Kinerja
Instansi Pemerintah LKjIP;
- Waktu   penyusunan   dokumen   bersamaan   dengan   pekerjaan   lain   di   bidang perencanaan   dan  pelaporan,   sehingga   perhatian   petugas  dalam  menyusun
tidak penuh; - Kekurangkonsistenan antara berbagai dokumen pendukung LkjIP;
- Kabupaten Boyolali belum membuat aplikasi E-SAKIP. Berikut   grafik   nilai   evaluasi   SAKIP  Kabupaten   Boyolali   dari  Tahun   2011-2016
pelaksanaan tahun 2010-2015 :
Gambar 3.20  Nilai evaluasi SAKIP Kabupaten Boyolali
Sedangkan perkembangan prosentase nilai evaluasi AKIP SKPD adalah seperti dalam  grafik  di  bawah   ini,   akan   tetapi   tahun  2016   pelaksanaan   tahun   2015
inspektorat belum melakukan  review.  Berikut grafik  perkembangan prosentase nilai AKIP SKPD :
Gambar 3.21  Perkembangan Nilai SAKIP SKPD Kabupaten Boyolali
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 198
- Melaksanakan asistensi penyusunan LKjIP SKPD; - Memulai persiapan penyusunan LKjIP lebih awal Bulan Desember 2015;
- Meningkatkan koordinasi dengan dinas instansi yang berhubungan dengan LKjIP.
b. Analisis penggunaan sumber daya : Penerapan   dan   penyusunan   laporan   kinerja   melibatkan   seluruh   satuan   kerja.
Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan   pembuatan kebijakan   surat   edaran   yang   berisi   pedoman   penerapan   AKIP   asistensi
penyusunan dokumen-dokumen kinerja untuk memastikan lingkup dan kualitas materi   dokumen   memadahi   sesuai   ketentuan   guna   mengurangi   kesalahan-
kesalahan penerapan dan penyusunan dokumen kinerja;
c. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan  dapat menunjukkan  tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih
fokus pada aspek-aspek  yang dievaluasi atau dinilai, antara lain : 1 Membangun pemahaman Pimpinan satuan kerja unit kerja mengenai  SAKIP
melalui sosialisasi, pembinaan, dan evaluasi penerapan SAKIP; 2 Menyusun rencana aksi perbaikan SAKIP setelah melalui proses penentuan
target minimal B, penelaahan kelemahan SAKIP,  pola penilaian SAKIP, studi komparasi ke kabupatenkota terdekat yang mempunyai nilai A, dan konsultasi
intensif dengan Kementerian PAN dan RB;
3 Memperbaiki   secara   bertahap   kelemahan   kekurangan   penerapan   SAKIP Kabupaten Boyolali berdasar hasil evaluasi SAKIP 2015, antara lain dengan :
- Memperbaiki kualitas indikator kinerja, yaitu indikator kinerja yang benar- benar   utama  pokok  yang   mampu  mengukur  sasaran   dan  berupa   hasil
outcome; - Pembuatan   perjanjian   kinerja   secara   berjenjang   dari   pimpinan   SKPD
sampai dengan eselon IV; - Penerapan   sistem   manajemen   SAKIP   yang   meliputi   perencanaan,
pengorganisasian,   pelaksanaan,   dan   pengendalianevaluasi,   termasuk penerapan   sistem   elektronik   antara   lain   e-planning,   e-budgeting,   e-
controlling, e-performance, dan lain-lain;
- Memanfaatkan   SAKIP   dalam   penilaian   prestasi   kerja   dan   pemberian reward-punishment pegawai.
4 Persentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan ada beberapa indikator
pada SKPD yang sudah tidak relevan untuk dilaksanakan. Hambatanpermasalahan   yang   dihadapi   dalam   mencapai   target   kinerja   untuk
presentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja belum semua SKPD konsisten dalam penganggaran guna memenuhi Indikator Kinerja Utama, hal ini
disebabkan   adanya   keterbatasan   anggaran   maupun   kurang   pahamnya   dalam proses penyusunan atau bahkan mungkin disebabkan oleh adanya prioritas lain
yang lebih penting sehingga anggaran untuk program yang memenuhi IKU tidak terpenuhi.
Upaya-upaya  dilakukan   untuk   menghadapi   kendala   dalam   pencapaian   target kinerja   adalah dengan mengadakan sinkronisasi indikator kinerja dengan DPA
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 199
dan   selalu   mengadakan   asistensi   klinik   penyusunan   PK   dan   IKU   secara intensif.
Sedangkan   perkembangan   prosentase  IKU   yang   digunakan   sebagai   indikator kinerja   sebagaimana  grafik   perkembangan   prosentase  IKU   yang   digunakan
sebagai indikator kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016:
Gambar 3.22 Prosentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016
b.
Pemerintah   Kabupaten   memiliki   404   Indikator   kinerja   utama.   Target   capaian indikator ini adalah 100 indikator dalam IKU Keputusan Bupati Boyolali Nomor
060425   Tahun   2011   tentang   Penetapan   Indikator   Kinerja   Utama   Pemerintah Kabupaten   Boyolali   dan   Indikator   Kinerja   Utama   SKPD   Kabupaten   Boyolali
digunakan   sebagai   indikator   kinerja   sebagaimana   ditetapkan   dalam   dokumen penetapan kinerja, sedangkan realisasinya pada tahun 2016 adalah 372 indikator
dalam   IKU   digunakan   sebagai   indikator   kinerja   atau   sebesar   92,08.   Hal   ini menunjukkan   bahwa   Pemerintah   Kabupaten   Boyolali   dalam   melaksanakan
program dan kegiatan tahun 2016 ini sudah mengacu pada pemenuhan indikator kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun
2010-2016.  Sehingga prosentase capaian indikator sebesar 92,08, termasuk kategori baik.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumberdaya :
Efesiensi   penggunaan   sumberdaya   yang   dilakukan   adalah   menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga   dapat   mengurangi   penggunaan   anggaran   dengan   efesiensi   sebesar 47,53   dari   anggaran   sebesar   Rp.   121.175.000,00  digunakan   sebesar   Rp.
63.574.450,00;
b. Analisis programkegiatan :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 200
Untuk   mencapai   target   indikator   kinerja   ini   dilaksanakan   dengan   program Perencanaan   pembangunan   daerah   dan   kegiatan   Koordinasi   penyusunan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yaitu menyusun   dokumen   LkjIP   dan   Penetapan   Kinerja   yang   dilakukan   dengan
melaksanakan Asistensi untuk penyusunannya.
5 Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan a. Kegagalan   capaian   target   indikator   kinerja   ini   dikarenakan   Inspektorat   telah
berusaha   dengan   mengadakan   Monitoring   dengan   jemput   bola   ke   obrik   dan mengadakan   rakorwas     dengan   memanggil   dan   memberikan   asistensi   dalam
menindak lanjuti LHP baik LHP Inspektorat maupun APF Lain
Kendalapermasalahan   yang   dihadapi   adalah   keterlambatan    obyek pemeriksaanauditan dan instansi terkait dalam  menindak lanjuti Laporan Hasil
Pemeriksaan ke Inspektorat Kabupaten Boyolali.
Sedang solusi yang dilakukan adalah dengan : - Melakukan   monitoring   Laporan   Hasil   Pemeriksaan   ke   lapangan   dengan
memberikan   masukan   jalan   keluar   untuk   dapat   menindak   lanjuti   atau asistensi baik LHP Reguler, Khusus atau APF lain.
- Mengadakan   rapat   koordinasi   pengawasan   dengan   cara   memanggil   obyek pemeriksaan yang belum menindak lanjuti.
- Melaksanakan Gelar Pengawasan Daerah yang dilaksanakan tiap satu tahun sekali   dengan   memaparkan   hasil-hasil   pemeriksaan,   dan   tindak   lanjut
laporan hasil pemeriksaan. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan  :
- Pembuatan   kebijakan   surat  tagihan   tindak   lanjut   ke   SKPD-SKPD   yang
belum menidak lanjuti  LHP,  dan mendatangi  lagsung ke obyek monitoring dengan memberikan asistensi  untuk menyelesaikan tindak lanjut.
- Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13 dari anggaran sebesar Rp.  261.567.000,00
digunakan sebesar Rp. 226.826.250,00.
c. Analisis programkegiatan : Dilaksanakan dengan Program   Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan yang didalamya terdapat aktifitas berupa Rapat Koordinasi
Pengawasan dan monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan dan kegiatan lain yang mempunyai   manfaat   untuk   tindak   lanjut   yaitu   Kegiatan   Inventarisasi   temuan
pengawasan dengan aktifitas yaitu Rapat Gelar Pengawasan Daerah, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan tindak
lanjut   Laporan   Hasil   Pemeriksaan.  Programkegiatan   yang   dilakukan   sesuai dengan   sasaran   dan   indikator   kinerja   yang   telah   ditetapkan,   dan   dapat
menunjukkan   tingkat   akuntabilitas   kinerja   yang   sangat   baik,   dan   berhasil memenuhi target kinerja. Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan telah
dilaksanakan   pada   Tahun   2016   diterapkan   dengan   upaya,   Monitoring   LHP, Rakorwas, dan Larwasda.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 201
6 Persentase pelaksanaan evaluasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah a. Kegagalan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan pelaksanaan Evaluasi
LKjIP untuk tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan hal ini disebabkan kurangnnya waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut walaupun untuk aktifitas yang lain
yaitu Reviu Reviu LKjIP dan reviu Laporan Keuangan  Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan tepat waktu.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah terlalu   banyak   aktifitas   pemeriksaan,   pendampingan   dan   asistensi   sehingga
untuk pelaksanaan Evaluasi LKjIP tidak dapat dilaksanakan namun untuk Reviu LKjIP, Reviu LKPD dan Reviu RKA dapat dilaksanakan dengan tepat waktu.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja  adalah tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai
target yang
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya -
Menyusun tim yang ramping   dalam melaksanakan Reviu LKjIP dan reviu Laporan   Keuangan   Daerah   dan   meminimalkan   waktu   pelaksanaan
Pemeriksaan;
-
Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan sarana   kendaraan   dinas   operasional   yang   sangat   terbatas   dapat
mempengaruhi   kinerja   namun   demikian   upaya-upaya   untuk   menutupi kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar  50 dari anggaran sebesar Rp.  138.600.000,00
digunakan sebesar Rp. 56.817.600,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan Reviu dan Evaluasi SAKIP dan kegiatan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Didalamnya
terdapat aktifitas berupa Reviu LKjIP, Reviu RKA dan Reviu Laporan Keuangan sebelum diperiksa oleh BPKRI, dengan memerintahkan auditor untuk ke SKPD-
SKPD   untuk   melaksanakan   hal   tersebut   dengan   diberikan   SPT   dan   SPPD sebagai biaya operasional tim, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut
sangat menunjang keberhasilan  Tercapainya  pelaksanaan evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
7 Persentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan a. Keberhasilan   capaian   target   indikator   kinerja   ini   disebabkan   Pembagian   Tim
Pemeriksaan dalam satu pemeriksaan dikurangi anggotanya dan pengurangan waktu penugasan sehingga didapatkan penghematan baik waktu maupun biaya.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya   tenaga   auditor   pada   Inspektorat   Kabupaten   Boyolali.   Sedangkan
solusi yang dilakukan adalah mengusulkan penambahan tenaga Auditor;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 202
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana   kendaraan   dinas   operasional   yang   sangat   terbatas     dapat mempengaruhi   kinerja   namun   demikian   upaya-upaya   untuk   menutupi
kekurangan   dengan   alteratif   penggunaan   kendaraan   pribadi   yang sebenarnya sangat memberatkan bagi pemilik kendaraan;
- Memaksimalkan   Tim  Auditor   yang   ada   dalam   melaksanakan   pemeriksaan
reguler dan meminimalkan waktu pelaksanaan Pemeriksaan; -
Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar   34 dari anggaran sebesar Rp.  386.390.000,00 digunakan sebesar Rp. 256.489.885,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini  dilaksanakan  dengan  program   Peningkatan  Sistem Pengawasan
Internal   dan   Pengendalian   Pelaksanaan   Kebijakan   KDH   dengan   kegiatan Pelaksanaan   Pengawasan   Internal   Secara   Berkala   yang   didalamya   terdapat
aktifitas berupa Pemeriksaan Reguler. sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan  Prosentase pelaksanaan pemeriksaan
reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan.  Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan   tingkat   akuntabilitas   kinerja   yang   sangat   baik,   dan   berhasil memenuhi target kinerja.
8 Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas pelayanan publik. a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan atau dicapai dengan
memaksimalkan   Tim   Pemeriksa   dengan   mengurangi   Jumlah   Tim   dan mengurangi   jumlah   hari   pemeriksaan   sehingga   dengan   jumlah  Auditor   yang
terbatas dapat melaksanakan pemeriksaan banyak;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. -
Meminimalkan   jumlah   Tim   Auditor   yang   ada   dalam   melaksanakan pemeriksaan   kasuskhusus   dan   meminimalkan   waktu   pelaksanaan
Pemeriksaan;
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana   kendaraan   dinas   operasional   yang   sangat   terbatas     dapat mempengaruhi   kinerja   namun   demikian   upaya-upaya   untuk   menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar  34  dari anggaran sebesar Rp.  140.129.000,00
digunakan sebesar Rp. 92.213.161,00.
c. Analisis programkegiatan : Program   dan   kegiatan   yang   menunjang   keberhasilan   capaian   target   kinerja
indikator   ini   yaitu   Program     Peningkatan   Sistem   Pengawasan   Internal   dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan Penanganan kasus
pengaduan dilingkungan pemerintah daerah yang didalamnya terdapat aktifitas berupa   Pemeriksaan   KasusKhusus,   sehingga   dengan   Program   dan   Kegiatan
tersebut   sangat   menunjang   keberhasilan  Prosentase   penanganan   pengaduan masyarakat   atas   pelayanan   publik.  Programkegiatan   yang   dilakukan   sesuai
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 203
dengan   sasaran   dan   indikator   kinerja   yang   telah   ditetapkan,   dan   dapat menunjukkan   tingkat   akuntabilitas   kinerja   yang   sangat   baik,   dan     berhasil
memenuhi target kinerja.
9 Persentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP 10 Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan diagnostic assessment.
11 Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur  SPIP 12 Persentase SKPD yang sudah menginternalisasi-kan  SPIP
Analisis untuk 4 empat indikator di atas : a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
Evaluasi   dan   pendampingan   oleh   Inspektorat   kepada   SKPD-   SKPD   dengan dibantu oleh BPKP Prov. Jateng.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 34   dari anggaran sebesar Rp. 40.100.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.418.400,00.
c. Analisis programkegiatan :
Program  dan   kegiatan   yang   menunjang   keberhasilan   capaian   target   indikator kinerja ini yaitu program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur   Pengawasan   dengan     kegiatan  Penyusunan   kebijakan   sistem   dan prosedur pengawasan  yang didalamnya terdapat aktifitas berupa  mengadakan
sosialisasi kepada SKPD dengan mengundang SKPD dengan nara sumber dari BPKP,  sehingga   dengan   Program   dan   Kegiatan   tersebut   sangat   menunjang
keberhasilan   SKPD   yang   telah   mendapat   sosialisasi   tentang   SPIP. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan  berhasil memenuhi target kinerja.
13 Persentase PNS yang mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas yang menjadi tanggungjawabnya
a. Keberhasilan   capaian   target   kinerja   indikator   ini   disebabkan   penempatan pegawai   dilaksanakan   untuk   menempatkan   pegawai   sesuai   dengan
kompetensinya sehingga pada akhirnya dapat tercipta pegawai yang profesional, dapat memberikan layanan maksimal sesuai dengan tuntutan masyarakat;
b. Analisis   penggunaan   sumber   daya,   efesiensi   penggunaan   sumber   daya dilakukan dengan :
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
telpon, internet, dll; -
Dalam   penangan   kenaikan   pangkat,  Validitas   data   PNS   dan   kelengkapan berkas persyaratan Kenaikan Pangkat PNS diperlukan agar prosesnya dapat
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
- Tes   kesehatan   PNS   dilaksanakan   kepada   PNS   yang   dipandang   perlu
melaksanakan   uji   kesehatan   untuk   mengetahui   apakah   PNS   yang bersangkutan   masih   sanggupdapatmampu   untuk   melaksanakan   tugas
jabatan sesuai tupoksi;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 204
- Menggunakan Anggaran secara efisien dan efektif sehingga tepat sasaran,
untuk mendukung indikator ini  terdapat efisiensi anggaran sebesar 40,58 yaitu dari anggaran sebesar   Rp. 1.120.639.000,00  digunakan sebesar Rp.
665.842.855,00.
c. Analisis programkegiatan : Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan  progam  Pembinaan
dan   Pengembangan   Aparatur  dengan   3   tiga   kegiatan  Penempatan   PNS, Penyusunan  instrumen analisis  jabatan  PNS,  dan  Penataan  Sistem  Kenaikan
Pangkat otomatis. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah :
- Penempatan PNS. Penataan pegawai sesuai dengan kompetensinya telah dilaksanakankan  12
kali dan penyelesaian SK Jabatan Fungsional sebanyak 250 lembar. Terdapat 25 PNS yang mengajukan mutasi masuk ke Pemkab Boyolali, dari
jumlah   tersebut   13   PNS   sudah   berhasil   masuk   dan   12   PNS   masih   dalam proses,   kemudian   untuk   PNS   yang   mengajukan   keluar   Pemkab   Boyolali
berjumlah 10 PNS, dari jumlah tersebut 4 PNS sudah berhasil pindah dan 6 PNS masih dalam proses.
- Penyusunan Instrumen Analisis Jabatan PNS Dalam   tes   ini   bisa   diketahui  apakah   PNS   yang   bersangkutan   masih
sanggupdapat   melaksanakan   tugas   jabatan   sebagai   PNS.  Sampai   akhir bulan Desember 2016 hanya 2 PNS
- Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS Telah diterbitkan SK Kenaikan Pangkat PNS  1.042 lembar dengan perincian
sebagai berikut : 
Golongan I    :   36 lembar 
Golongan II   : 138 lembar 
Golongan III  : 733 lembar 
Golongan IV  : 135 lembar Pelaksanaan kegiatan yang mendukung indikator kinerja ini melibatkan instansi
lain   diluar   BKD   seperti   BKD   Provinsi   Jawa  Tengah   dan   Badan   Kepegawaian Negara.  Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator
kinerja   yang   telah   ditetapkan,   dan   dapat   menunjukkan   tingkat   akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan  berhasil memenuhi target kinerja.
14 Persentase pejabat struktural yang telah lulus diklatpim a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan  keterbatasan kuota
peserta   yang   telah   ditentukan   oleh   pihak   penyelenggara   yang   dalam   hal   ini Badan   Diklat   Penyelenggara   Diklat   PIM   dan   dihapuskannya   pola   kemitraan
penyelenggaraan Diklat PIM IV didaerah karena adanya perubahan pola baru pembelajaran   Diklat   PIM   IV,   sedangkan   upaya  dilakukan   untuk   menghadapi
kendala dalam pencapaian target kinerja melakukan koordinasi dengan beberapa Badan Diklat penyelenggara Diklat PIM sehingga calon peserta Diklat PIM yang
telah ditetapkan bisa terkirim mengikuti Diklat PIM;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 205
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Jumlah   pejabat   yang   belum   mengikuti   Diklat   PIM   dibanding   dengan ketersediaan   anggaran   tidak   sebanding,   sehingga   perlu   adanya   rumusan
kebijakan   pengirimanpenyelenggaraan   Diklat   PIM   sehingga   dapat   lebih efisien dari segi anggaran dan manfaat Diklat bagi Pemerintah Kabupaten
Boyolali;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat   efisiensi sebesar  3,10
dari   anggaran   sebesar   Rp.  1.089.437.000,00  digunakan   sebesar   Rp. 1.055.685.500,00.
c. Analisis programkegiatan : Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan  program Pendidikan
Kedinasan  dengan kegiatan  Pendidikan Penjenjangan Struktural.  Sampai pada bulan   Desember   2016   telah   dilaksanakan   pengiriman   Peserta   Diklat   Pim   41
orang dengan rincian Diklat Pim II sebanyak 4 orang, Pim III 6 orang dan Pim IV 31 orang meskipun demikian secara akumulasi belum memenuhi target sasaran.
Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
15 Persentase PNS yang berpendidikan S2 a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan tingginya minat PNS
di   Lingkungan   Pemerintah   Kabupaten   Boyolali   untuk   meneruskan   pendidikan ketingkat yang lebih tinggi guna peningkatan kualitas SDM dan pengembangan
karier jabatan;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Proses penerbitan ijin tugas belajar dan ijin belajar bagi PNS dipermudah tetapi harus sesuai SOP, bilamana berkas persyaratan telah lengkap sesuai
peraturan yang berlaku, maka ijin belajar segera diterbitkan;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisiensi sebesar  7,05
dari   anggaran   sebesar   Rp.  33.452.000,00  digunakan   sebesar   Rp. 31.093.000,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator   ini   dilaksanakan   dengan   program  Pembinaan   dan   Pengembangan
Aparatur  dengan   kegiatan  Seleksi   dan   penetapan   PNS   untuk   tugas   belajar. Target persentase PNS yang berpendidikan S2 pada tahun 2016 sebesar 2,56
terealisasi sebesar 3.38 . Pada TA 2016, Pemkab menerbitkan Surat Ijin Tugas Belajar untuk 11 PNS dan Surat Keputusan Ijin Tugas Belajar untuk 127 orang.
Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan  berhasil memenuhi target kinerja.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 206
16 Penyelesaian kasus kepegawaian a. Kegagalan  capaian  target   kinerja   indikator   ini   disebabkan   penanganan   setiap
kasus   kepegawaian   berbeda   satu   dengan   yang   lain,   tergantung   kompleksitas kasusnya.   Setiap   kasus   membutuhkan   ketelitian   dan   kecermatan   dan
penanganannya   serta   waktu   penyelesaian   setiap   kasus   kepegawaian   tidak sama.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Pengawasan   melekat   pada   setiap   Satuan   Kerja   belum   sepenuhnya   berjalan
optimal,   Satuan   Kerja   belum   dapat   sepenuhnya   mengantisipasi   dan menindaklanjuti pelanggaran disiplin oleh PNS dilingkungannya
Alternatif solusi yang  dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah :
- Melakukan sosialisasi peraturan kepegawaian terutama Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan
Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
- Melaksanakan   bimbingan   teknis   penyelesaian   kasus   kepegawaian   dengan peserta dari satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Dalam penjatuhan hukum   atas kasus kepegawaian, bila sudah memenuhi kaidah   hukum   dan   norma   kepegawaian   maka   sanksi   segera   diputuskan
untuk memberi efek jera kepada PNS yang lain;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat   efisien sebesar  40,92
dari   anggaran   sebesar   Rp  146.005.000,00  digunakan   sebesar   Rp. 86.257.010,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator   ini   dilaksanakan   dengan   program  Pembinaan   dan   Pengembangan
Aparatur dengan kegiatan Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS.  Pada  TA  2016  terdapat   19   kasus   pelanggaran   disiplin   yang   masuk   ke
Badan kepegawaian Daerah, 16 kasus telah diselesaikan dengan perincian :
- Hukuman disiplin ringan : teguran Tertulis 1 orang; - Hukuman disiplin sedang :
Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun 1 orang;
penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun 3 orang;
penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 1 tahun 1 orang.
-
Hukuman disiplin berat :
Penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 3 tahun 2 orang;
Pembebasan dari jabatan 3 orang;
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 6 orang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum  berhasil memenuhi target kinerja.
17 Persentase desa yang tertib administrasi
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 207
a. Keberhasilan   capaian   target   indikator   kinerja   ini  dikarenakan  adanya penambahan jumlah obyek yang dilakukan pembinaan terutama bagi desa-desa
yang belum tertib dalam pengerjaan administrasi desa. Hambatanpermasalahan yang dihadapi  dalam mencapai target kinerja adalah
masih adanya aparat pemerintah desa yang belum memahami ketentuan yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan maupun pengadministrasiannya,
sehingga masih terdapat ketidaktertiban dalam pelaksanaannya.
Alternatif solusi yang dilakukan  untuk menghadapi kendala  dalam pencapaian target kinerja adalah dengan cara pelaksanaan kegiatan diprioritaskan kepada
desa-desa yang dipandang masih kurang dalam tertib pengerjaan administrasi desanya   dan   kedepan   melakukan   penjadwalan   dalam   pelaksanaan   kegiatan
lebih awal.
Berikut grafik presentase desa yang tertib administrasi dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.23 Grafik persentase desa yang tertib administrasi dari tahun 2011- 2016
b. Analisis penggunaan sumber daya : - Membentuk   tim   fasilitasi   dengan   keanggotaan   yang   berasal   dari   Bagian
Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya; - Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target
indikator   adalah   dengan   cara menggunakan  anggaran  untuk  aktivitas
yang   benar-benar   berpengaruh   terhadap   capian   target   sehingga dapat   mengurangi   penggunaan   anggaran   dengan  tingkat  efisiensi
sebesar 50,7 dari anggaran sebesar Rp. 47.205.750,00 digunakan sebesar Rp. 23.366.200,00.
c. Analisis programkegiatan Programkegiatan   yang   menunjang   keberhasilan   capaian   indikator   konerja   ini
dilaksanakan dengan  program  Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa dengan kegiatan Pembinaan Administrasi Desa. Program kegiatan secara
umum telah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Untuk pencapaiannya dilaksanakan dengan cara melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
pembinaan   dan   pembimbingan   terkait   pengerjaan   administrasi   desa,  Apabila masih   terdapat   pengerjaan   yang   tidak   sesuai   dengan   ketentuan   atau   tidak
dilaksanakan   pengerjaannya,   maka   kepala   desa   perangkat   desa   untuk melaporkan   kemajuan   pengerjaan   ke   Bagian   Pemerintahan   Desa   1   satu
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 208
minggu sejak dilakukan pembinaan, Indikator kinerja kegiatan ini dapat melebihi target karena dengan menambah   jumlah kunjungan ke desa yang dipandang
kurang tertib dalam pengerjaan administrasi desa.
18 Persentase desa yang mampu mengelola keuangan dengan baik a.
Keberhasilan   capaian   indikator ini  dikarenakan  dalam  Kegiatan   dilaksanakan  dengan   monitoring  pelaksanaan
kegiatan yang ada di desa yang dibiayai dengan anggaran dari ADD dan adanya peningkatan pengelolaan anggaran dari ADD yang sudah berjalan dengan baik.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Adanya   keterlambatan   regulasi   dari   pemerintah   pusat   terkait   pengelolaan
keuangan   yang   bersumber   dari   Dana   Desa   DD   sehingga   mengalami keterlambatan dalam pengelolaannya.
- Masih   adanya   aparat   pemerintah   desa   yang   belum   memahami   ketentuan yang   menjadi   pedoman   dalam   pengelolaan   keuangan   maupun
pengadministrasiannya,   sehingga   masih   terdapat   ketidaktertiban   dalam pelaksanaannya.
Alternatif solusi yang dilakukan  untuk menghadapi kendala  dalam pencapaian target   kinerja   adalah   dengan   cara   melakukan   konsultasi   kepada   pemerintah
pusat terkait regulasi yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan desa serta memberikan pembinaan dan pendampingan tentang tatacara pengelolaan
dan pengadministrasian keuangan desa
. Berikut   grafik  presentase   desa   yang   mengelola   keuangan   dengan   baik  dari
Tahun 2011-2016 :
Gambar. 3.24  Grafik persentase desa yang mengelola keuangan dengan baik b.
Analisis   efesiensi   penggunaan sumber daya
- Membentuk   tim   fasilitasi   dengan   keanggotaan   yang   berasal   dari   Bagian Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya;
- Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target indikator   adalah   dengan   cara
menggunakan  anggaran  untuk  aktivitas yang   benar-benar   berpengaruh   terhadap   capian   target   sehingga
dapat   mengurangi   penggunaan   anggaran   dengan  tingkat  efisiensi
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 209
sebesar 12,6 dari anggaran sebesar Rp. 30.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.234.900,00.
b. Analisis programkegiatan :
Programkegiatan   yang   menunjang   keberhasilan   capaian   indikator   konerja   ini dilaksanakan dengan  Program  Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
desa dengan kegiatan Pendampingan Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Program kegiatan  secara   umum   telah   sesuai   dengan   indikator   yang   telah   ditetapkan.
Untuk   pencapaiannya   dilaksanakan   dengan   cara   melaksanakan   kegiatan kunjungan ke desa untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan
dan pembimbingan terkait pengerjaan administrasi dan pengelolaan keuangan yang bersumber dari ADD. Apabila masih terdapat pengerjaan yang tidak sesuai
dangan ketentuan atau tidak dilaksanakan pengerjaannya, maka kepala desa perangkat   desa   untuk   melaporkan   kemajuan   pengerjaan   ke   Bagian
Pemerintahan Desa 1 satu minggu sejak dilakukan pembinaan.
19 Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan Gubernur a. Keberhasilan   capaian   target   indikator   kinerja   ini   disebabkan   telah   dilakukan
asistensi   kepada   konseptor  SKPD    dan   memanggil   yang   bersangkutan   untuk melengkapi data-data LKPJ;
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Kurangnya   atensi   dan   resposibilitas   dari   beberapa   SKPD   dalam
menyampaikan laporan kinerja   pelaksanaan   program   dan   kegiatan,
sehingga  tidak  menaati  ketentuan  batas  waktu yang   telah   ditetapkan  serta laporan   yang   disampaikan   hanya   sekedar   untuk   membatalkan   kewajiban
belum sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan; - Penyusunan   LKPJ   bersamaan   dengan   penyusunan   laporan   kegiatan   lain
sehingga personil  perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LKPJ.
Upaya-upaya  dilakukan   untuk   menghadapi   kendala   dalam   pencapaian   target kinerja   adalah  adalah   melakukan   asistensi   kepada   konseptor  SKPD    dan
memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ b. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan :
- Membuat   kebijakan surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LKPJ, asistensi   penyusunan LKPJ untuk memastikan lingkup dan kualitas materi
dokumen   laporan   sesuai   ketentuan,   memanggil   SKPD   yang   bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ;
- Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan   efesiensi   sebesar 4,72  dari  anggaran  sebesar  Rp.   182.337.500,- digunakan sebesar Rp. 173.736.500,00.
c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan   capaian   indikator   kinerja   ini   dilaksanakan   dengan   program
Perencanaan   pembangunan   daerah  dengan   kegiatan  Penyusunan   Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Kepada DPRD. Adapun betuk kegiatan
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 210
yang   dilaksanakan   adalah   dengan   mengkompilasi   laporan   dari   SKPD   dan disusun secara sistematis  berdasarkan Peraturan  Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007   tentang   Laporan   Penyelenggaraan   Pemerintahan   Daerah   Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan   Perwakilan     Rakyat   Daerah,   dan   Informasi   Laporan   Penyelenggaraan Pemerintahan   Daerah   kepada   Masyaraka   tpenyusunan.   Buku   LKPJ   disusun
sebanyak 4 jenis buku dan telah disusun 4 jenis buku. Pelaksanaan program dan kegiatan   selama   tahun   2014   diselenggarakan   26   urusan   wajib   dan   8   urusan
pilihan dan ditempuh 161 program, 1818 kegiatan dan disampaikan tepat waktu
.
20 Tersusunnya LPPD a. Keberhasilan   capaian   target   indikator   kinerja   ini   disebabkan   telah
dilaksanakannya  asistensi   kepada   konseptor  SKPD  dan   memanggil   yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
-
Kurangnya   atensi   dan   resposibilitas   dari   beberapa   SKPD   dalam menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga
tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang disampaikan   hanya   sekedar   untuk   membatalkan   kewajiban   belum
sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan; - Penyusunan   LPPD   bersamaan   dengan   penyusunan   laporan   kegiatan   lain
sehingga personil perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LPPD.
Upaya-upaya  dilakukan   untuk   menghadapi   kendala   dalam   pencapaian   target kinerja   adalah  adalah   melakukan   asistensi   kepada   konseptor  SKPD    dan
memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan :
- Membuat   surat   edaran   yang   berisi   pedoman   penyusunan   LPPD,   asistensi penyusunan  LPPD untuk memastikan lingkup  dan kualitas materi dokumen
laporan   sesuai   ketentuan,   memanggil   SKPD   yang   bersangkutan   untuk melengkapi data-data LPPD;
- Menggunakan   anggaran   untuk   aktivitas   yang   benar-benar   berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 4,13 dari anggaran sebesar Rp. 114.637.500,00 digunakan sebesar Rp. 109.903.554,00.
c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan   capaian   indikator   kinerja   ini   dilaksanakan   dengan   program
Perencanaan   pembangunan   daerah  dengan   kegiatan  Penyusunan   Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Bupati kepada Mendagri.  Adapun cara
mencapainya   adalah   dengan   mengkompilasi   laporan   dari   SKPD   dan   disusun secara   sistematis  berdasarkan   Peraturan   Pemerintah   Nomor   3   Tahun   2007
tentang Laporan  Penyelenggaraan  Pemerintahan  Daerah Kepada  Pemerintah, Laporan   Keterangan   Pertanggungjawaban   Kepala   Daerah   Kepada   Dewan
Perwakilan     Rakyat   Daerah,   dan   Informasi   Laporan   Penyelenggaraan
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 211
Pemerintahan   Daerah   kepada   Masyarakat.Buku   LPPD   disampaikan   kepada Gubernur dan Mendagri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
.
21 Jumlah paket yang melakukan Pelelangan yang  secara E-Proc
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini  dikarenakan adanya kebijakan dari   Bupati   Boyolali   yang   menjadi   dasar   dalam   pelaksanaan   pengadaan
barangjasa   pemerintah   secara   elektronik   yang   tertuang   didalam   Keputusan Bupati Boyolali Nomor 050044 Tahun 2014 tentang Kebijakan Penyelenggaraan
Pelayanan   Pengadaan   BarangJasa   Secara   Elektronik   pada   Unit   Layanan Pengadaan Kabupaten Boyolali serta komitmen yang kuat dari pimpinan untuk
melaksanakan   pengadaan   barangjasa   pemerintah   secara   elektronik   E- Procurement.
Berikut grafik capaian indikator kinerja Unit Layanan Pengadaan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.25 Prosentase Paket Lelang yang Melakukan Pelelangan Secara E- Proc
Sedangkan   berdasarkan   jumlah   paket   pengadaan   yang   dilakukan   pelelangan secara e-proc dari tahun 2011 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 212
Gambar 3.26 Jumlah Paket Pengadaan yang Dilakukan Secara E-Proc
Sedangkan perkembangan jumlah paket pengadaan E-Proc berdasarkan jenis pengadaannya dari tahun 2013 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.27 Jumlah Paket Pengadaan yang Dilakukan Secara E-Proc Berdasarkan Jenis Pengadaan Tahun 2013 - 2016
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendalahambatan dalam pencapaian target kinerja :
- dengan   peningkatan   sumber   daya   manusia   baik   panitia,   PPK,   Pengguna Anggaran  maupun penyedia  barangjasa segera menyesuaikan  diri dengan
teknologi   yang   terkait   dengan   E-Procurement   melalui   sistem   lelang   SPSE dengan   bimbingan   teknis,   sosialisasi   dan   secara   aktif   mengikuti
perkembangan   informasi   terkait   regulasi   pengadaan   barangjasa   melalui internet;
- mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Bappeda dan DPPKAD dalam   penambahan   programkegiatan   yang   sesuai   dengan   tupoksi   atau
kinerja utama Unit Layanan Pengadaan sehingga dapat memfasilitasi kegiatan pengadaan barangjasa
b. Analisis penggunaan sumber daya : Pelaksanaan   pelelangan   secara   e-proc   melibatkan   seluruh   satuan   kerja   dan
penyedia barangjasa. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan aplikasi SiRUP Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan yang   berfungsi   sebagai   sarana   bagi   Pengguna   Anggaran   SKPD   dalam
mengumumkan   dan   menyebarluaskan   informasi   rencana   pengadaan barangjasa   secara   online,   sehingga   semua   informasi   tentang   rencana
pengadaan barangjasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali dapat dilihat melalui online di internet dan mengefisiensikan waktu dan tenaga baik
Pengguna Anggaran maupun penyedia barangjasa;
- Penggunaan   aplikasi   SPSE   Sistem   Pengadaan   Secara   Elektronik   untuk LPSE   Layanan   Pengadaan   Secara   Elektronik,   sehingga   baik   Penyedia
barangJasa   maupun   satuan   kerja   dapat   melakukan   pelelangan   secara terbuka dan transparan;
- Pembuatan   kebijakan   dan   surat   edaran   tentang   pengadaan   barangjasa secara   elektronik   sehingga   dapat   menjadi   dasar   hkum   dalam   pelaksanaan
pengadaan barangjasa secara elektronik di Pemerintah Kabupaten Boyolali;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 213
- Penggunaan sarana dan prasarana yang ada secara efektif dan efisien; - Pemilihan SDM yang berkualitas di kenaggotaan Pokja dan LPSE, walauupun
masih sangat terbatas. c. Analisis programkegiatan :
Walaupun   ProgramKegiatan   utama   yang   menaungi   kinerja   Unit   Layanan Pengadaan  belum ada, tetapi dalam pencapaian target kinerja dapat dilakukan
dan   dapat   menunjukkan   tingkat   akuntabilitas   kinerja   yang   baik.   Namun   perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus dalam menunjang kegiatan tersebut,
antara lain perlu pengkajian terhadap pembuatan Rencana Umum Pengadaan RUP   pada   masing-masing   SKPD   sehingga   sesuai   dengan   kebutuhan,
peningkatan   pelayanan   baik   proses   pengadaan   barangjasa   di   Unit   Layanan Pengadaan maupun layanan di LPSE, peningkatan sarana dan prasarana yang
digunakan dalam menunjang pelaksanaan pengadana barangjasa, peningkatan dalam   pengarsipan   dokumen   pemilihan   yang   menjadi   kewenangan   ULP,
penyempurnaan   organisasi   ULP   dan   perlu   adanya   monitoring   dan   evaluasi secara   rutin   terhadap   pelaksanaan   pengadaan   barangjasa  serta   upaya
penambahan kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah yang ada.
62. Terbangunnya   database   dan   informasi   untuk   keperluan   perencanaan