3 Cakupan masyarakat dan dunia usaha yang telah mendapat sosialisasi tata ruang Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan telah dilakukan
sosialisasi Perda Kabupaten Boyolali No 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah kepada pamong desa, tokoh masyarakat dan dunia usaha di 19
Kecamatan.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Belum maksimalnya masyarakat dalam memahami Perda Kabupaten Boyolali No 9
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah
dengan memaksimalkan sosialisasi Perda melalui media massa dan media elektronik
.
4 Persentase pembangunan tower seluler RBS yang sesuai dengan tata ruang Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan telah ada regulasi yang
mengatur pembangunan tower seluler agar sesuai dengan tata ruang. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
terdapat pembangun tower yang mendahului proses pembangunan sebelum diterbitkan ijin dari BPMPPT. Sedangkan Upaya-upaya yang dilakukan untuk
menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah informasi tata ruang dari Bappeda dikeluarkan dengan isi yang jelas dan tegas tentang kemungkinan
rencana pembangunan tower seluler yang sesuaitidak sesuai dengan tata ruang. Jika tidak sesuai dengan Perda RTRW, rekomendasi dari Bappeda bisa dipakai
sebagai dasar untuk tidak menerbitkan ijin pembangunan tower seluler.
Analisis untuk 3 tiga indikator di atas : a. Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,11 dari anggaran sebesar Rp. 479.300.000,00 digunakan
sebesar Rp. 454.818.400,00;
b. Indikator ini dilaksanakan dengan program perencanaan tata ruang dengan 3 3 kegiatan yaitu Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang, Revisi Rencana Tata
Ruang dan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun ada yang belum berhasil memenuhi target kinerja.
61. Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional,
efektif dan demokratis
Tabel 3.61 Pencapaian Kinerja Sasaran 61
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Cakupan unit
pelayanan yang melakukan survey
Indeks Kepuasan Masyarakat
100 -
54,35 282,63 100
433 102
102 100
100 100
100 100
100 100 B
Bagian Orpeg
2 Persentase urusan
wajib dan urusan pilihan yang telah
menerapkan standar 100
- 50 144,43
92,31 399,95 100
100 72,25 120,42 100,00 133,33
100 100
100 B Bagian
Orpeg
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 194
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
pelayanan minimal 3
Perda SOTK sesuai kebutuhan
Perda 1
1 1
100 B Bagian
Orpeg 4
Meningkatnya penilaian hasil evaluasi kinerja
nilai baik 60
- Cukup
Baik 107,42
Cukup baik
60,40 128,88 Cukup
Baik 61.59
94,75 Cukup Baik
58,18 89,51 Cukup
Baik 54.61
84,02 baik
60 56,46
CC 94,10 B
Bagian Orpeg
5 Persentase IKU yang
digunakan sebagai indikator kinerja
100 -
93,17 93,17
99,71 99,71 91,81
91,81 90,94 89,51
93,30 93,3
100 92,08
92 B Bagian
Orpeg 6
Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi
kinerja dan reviu laporan keuangan
90 -
65 86,67
70 100
80 100
90 100
98 98
90 98 108,89 A
Inspektorat 7
Persentase pelaksanaan evaluasi
kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
80 -
50 100
60 100
65 100
70 100
75 100
80 75
93,75 B Inspektorat
8 Persentase
pelaksanaan pemeriksaan reguler
terhadap seluruh obyek pemeriksaan
22 -
22 115,79 22
105 23 104,55
24 100
26 100
22 22
100 B Inspektorat
9 Prosentase
penanganan pengaduan masyarakat
atas pelayanan publik 90
- 100 142,86
96 128
120 150
120 141,18
100 111,111 90
96,75 107,5 A
Inspektorat 10
Persentase SKPD yang telah mendapat
sosialisasi tentang SPIP
100 -
30 100
30 100
50 100
80 100
100 100
100 100
100 B Inspektorat
11 Persentase SKPD yang
sudah melakukan pemetaan diagnostic
assessment 60
- 10
100 10
100 30
100 40
100 50
100 60
60 100 B
Inspektorat 12
Persentase SKPD yang sudah membangun
infrastruktur SPIP 50
- -
- -
- 20
100 30
100 40
100 50
50 100 B
Inspektorat 13
Persentase SKPD yang sudah
menginternalisasi-kan SPIP
40 -
- -
- -
10 100
25 125
30 100
40 40
100 B Inspektorat
14 Persentase PNS yang
mempunyai latar belakang pendidikan
sesuai dengan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya 75,31
- 77,17 104,02
78,55 105,46 79,86 106,81 79,63 106,11
76,44 101,49 75,32
80,15 106,42 A BKD
15 Persentase pejabat
struktural yang telah lulus diklatpim
96,01 -
78,03 86,72
70,94 77,54 65,44
70,37 74,72 79,07
82,58 86,01
96,01 76
79,16 B BKD
16 Persentase PNS yang
berpendidikan S2 2,56
- 2,12 103,41
2,37 105,33 2,66 110,66
2,87 115,65
2,91 113,70 2,56
3,38 132,07 A BKD
17 Penyelesaian kasus
kepegawaian 90
- 100 142,86
80. 106,66 100
125 68,18 80,21
93,75 104,17 90
84,21 93,57 B
BKD 18
Persentase desa yang tertib administrasi
7 -
2 112,50 15
83 14,5 103,57
23 104,55
25 100
7 7
100 B Bagian
Pemdes 19
Persentase desa yang mampu mengelola
keuangan dengan baik 14
- 2
100 17
94 14,5
23 104,55
25 100
14 14
100 B Bagian
Pemdes 20
Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan
Gubernur buku
4 -
4 100
4 100
4 100
4 100
4 100
4 4
100 B Bagian
PUOD 21
Tersusunnya LPPD buku
2 -
2 100
2 100
2 100
2 100
2 100
2 2
100 B Bagian
PUOD 22
Jumlah paket yang melakukan Pelelangan
yang secara E-Proc 100
- 52,5
60 20,74 39 paket
41,48 19,27 25,69
100 100
100 100
100 100
100 B ULP
Rata-rata 114,87
132,01 90,24
97,99 96,60
100,34 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 22 dua puluh dua indikator kinerja dengan
capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 100,34 kategori sangat baik terdiri dari 4 empat indikator kategori sangat baik 18,18, 18 delapan belas indikator
kategori baik 81,82. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 61 enam puluh satu per indikator :
1 Cakupan unit pelayanan yang melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 195
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan reformasi birokrasi salah satu indikatornya adalah tentang pelayanan publik yang di dalamnya
termasuk IKM sehingga seluruh unit pelayanan di Kabupaten Boyolali harus menyusun IKM dengan melakukan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat yang
dilakukan minimal sekali dalam satu tahun;
Berikut grafik cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM dari Tahun 2011-2016 :
Gambar 3.18 Grafik cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM dari Tahun 2011-2016
Sedang nilai IKM untuk tahun Tahun 2012-2016 :
Gambar 3.19 Grafik Nilai IKM Kabupaten Boyolali tahun 2012-2016 b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :
- Membuat pedoman penyusunan IKM beserta rumus-rumus penghitungannya serta contoh laporan IKM sehingga memudahkan penyusun untuk membuat
laporan IKM; - Mengadakan pembinaan pelayanan publik juga dilaksanakan melalui surat
edaran, himbauan dan perintah untuk memperbaiki seluruh pelayanan kepada masyarakat;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 196
2 Persentase urusan wajib dan urusan pilihan yang telah menerapkan standar pelayanan minimal
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan pada tahun 2016 dari 6 urusan wajib yang dilaksanakan seluruhnya telah dilaksanakan SKPD pengampu
SPM. Penerapan SPM di Kabupaten Boyolali terlaksana dengan baik karena dari seluruh SKPD Pengampu SPM melaksanakan indikator-indikator yang ada dalam
SPM dan mengalokasikan dana untuk pencapaian indikator di maksud, sehingga target yang ditetapkan sebagian besar telah dapat dicapai. Pada tahun 2016 ini
urusan yang dilaksanakan hanya 6 sedangkan tahun sebelumnya 8 urusan, hal tersebut karena ada 2 dua urusan wajib yaitu Ketahanan Pangan dan Tenaga
Kerja yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya, menurut undang – undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan tersebut tidak lagi masuk
dalam pelayanan dasar.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah menggunakan
anggaran untuk aktivitas yang benar-benar sesuai berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi pengunaan anggaran dengan
efisiensi sebesar 33,82 darti anggaran Rp. 181.518.000,00 digunakan sebesar Rp
120.127.000,00. b. Analisis programkegiatan :
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah dilaksanakan dengan program Peningkatan Pelayanan Publik dan kegiatan Evaluasi Kinerja Unit
Pelayanan, Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan Perangkat Daerah, Survei IKM Unit Pelayanan, dan Penyusunan Standar Pelayanan. Bentuk
kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan, penyusunan IKM, pembinaan pelayanan publik, penilaian kinerja pelayanan publik, mengevaluasi SOP dan
penyusunan SPM.
3 Meningkatnya penilaian hasil evaluasi kinerja
a.
Kegagalan capaian target indicator kinerja ini karena ada beberapa kriteria evaluasi LKjIP yang belum terpenuhi antara lain belum ada sistem, pengumpulan
data kinerja, jenis indikator yang lebih banyak merupakan indikator kegiata sehingga dokumen laporan terlalu detail. Hasil evaluasi SAKIP Kabupaten
Boyolali 2016 pelaksanaan tahun 2015 adalah 56,46 kategori CC, yang artinya cukup memadai, Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki
sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar. Kelemahan
utama SAKIP pemerintah Kabupaten Boyolali :
- Indikator kinerja Kabupaten Boyolali masih banyak yang menampilkan keluaran output bukan hasil outcome, masih banyak pula yang
menunjukkan indikator kegiatan, dan jumlahnya “terlalu banyak”; - Penerapan manajemen SAKIP belum berjalan optimal, antara lain indikator
kinerja belum dimanfaatkan secara optimal dalam perencanaan programkegiatan dan tolok ukur penilaian prestasi pegawai.
Kendala dan hambatannya antara lain :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 197
- Belum semua dokumen LKjIP mempunyai kualitas baik;
-
Tidak semua personil petugas mempunyai pemahaman yang cukup untuk menyusun dokumen perencanaan Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah LKjIP;
- Waktu penyusunan dokumen bersamaan dengan pekerjaan lain di bidang perencanaan dan pelaporan, sehingga perhatian petugas dalam menyusun
tidak penuh; - Kekurangkonsistenan antara berbagai dokumen pendukung LkjIP;
- Kabupaten Boyolali belum membuat aplikasi E-SAKIP. Berikut grafik nilai evaluasi SAKIP Kabupaten Boyolali dari Tahun 2011-2016
pelaksanaan tahun 2010-2015 :
Gambar 3.20 Nilai evaluasi SAKIP Kabupaten Boyolali
Sedangkan perkembangan prosentase nilai evaluasi AKIP SKPD adalah seperti dalam grafik di bawah ini, akan tetapi tahun 2016 pelaksanaan tahun 2015
inspektorat belum melakukan review. Berikut grafik perkembangan prosentase nilai AKIP SKPD :
Gambar 3.21 Perkembangan Nilai SAKIP SKPD Kabupaten Boyolali
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 198
- Melaksanakan asistensi penyusunan LKjIP SKPD; - Memulai persiapan penyusunan LKjIP lebih awal Bulan Desember 2015;
- Meningkatkan koordinasi dengan dinas instansi yang berhubungan dengan LKjIP.
b. Analisis penggunaan sumber daya : Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja.
Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan pembuatan kebijakan surat edaran yang berisi pedoman penerapan AKIP asistensi
penyusunan dokumen-dokumen kinerja untuk memastikan lingkup dan kualitas materi dokumen memadahi sesuai ketentuan guna mengurangi kesalahan-
kesalahan penerapan dan penyusunan dokumen kinerja;
c. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih
fokus pada aspek-aspek yang dievaluasi atau dinilai, antara lain : 1 Membangun pemahaman Pimpinan satuan kerja unit kerja mengenai SAKIP
melalui sosialisasi, pembinaan, dan evaluasi penerapan SAKIP; 2 Menyusun rencana aksi perbaikan SAKIP setelah melalui proses penentuan
target minimal B, penelaahan kelemahan SAKIP, pola penilaian SAKIP, studi komparasi ke kabupatenkota terdekat yang mempunyai nilai A, dan konsultasi
intensif dengan Kementerian PAN dan RB;
3 Memperbaiki secara bertahap kelemahan kekurangan penerapan SAKIP Kabupaten Boyolali berdasar hasil evaluasi SAKIP 2015, antara lain dengan :
- Memperbaiki kualitas indikator kinerja, yaitu indikator kinerja yang benar- benar utama pokok yang mampu mengukur sasaran dan berupa hasil
outcome; - Pembuatan perjanjian kinerja secara berjenjang dari pimpinan SKPD
sampai dengan eselon IV; - Penerapan sistem manajemen SAKIP yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalianevaluasi, termasuk penerapan sistem elektronik antara lain e-planning, e-budgeting, e-
controlling, e-performance, dan lain-lain;
- Memanfaatkan SAKIP dalam penilaian prestasi kerja dan pemberian reward-punishment pegawai.
4 Persentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan ada beberapa indikator
pada SKPD yang sudah tidak relevan untuk dilaksanakan. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja untuk
presentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja belum semua SKPD konsisten dalam penganggaran guna memenuhi Indikator Kinerja Utama, hal ini
disebabkan adanya keterbatasan anggaran maupun kurang pahamnya dalam proses penyusunan atau bahkan mungkin disebabkan oleh adanya prioritas lain
yang lebih penting sehingga anggaran untuk program yang memenuhi IKU tidak terpenuhi.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan mengadakan sinkronisasi indikator kinerja dengan DPA
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 199
dan selalu mengadakan asistensi klinik penyusunan PK dan IKU secara intensif.
Sedangkan perkembangan prosentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja sebagaimana grafik perkembangan prosentase IKU yang digunakan
sebagai indikator kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016:
Gambar 3.22 Prosentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016
b.
Pemerintah Kabupaten memiliki 404 Indikator kinerja utama. Target capaian indikator ini adalah 100 indikator dalam IKU Keputusan Bupati Boyolali Nomor
060425 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Boyolali dan Indikator Kinerja Utama SKPD Kabupaten Boyolali
digunakan sebagai indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, sedangkan realisasinya pada tahun 2016 adalah 372 indikator
dalam IKU digunakan sebagai indikator kinerja atau sebesar 92,08. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan
program dan kegiatan tahun 2016 ini sudah mengacu pada pemenuhan indikator kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun
2010-2016. Sehingga prosentase capaian indikator sebesar 92,08, termasuk kategori baik.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumberdaya :
Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 47,53 dari anggaran sebesar Rp. 121.175.000,00 digunakan sebesar Rp.
63.574.450,00;
b. Analisis programkegiatan :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 200
Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Perencanaan pembangunan daerah dan kegiatan Koordinasi penyusunan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yaitu menyusun dokumen LkjIP dan Penetapan Kinerja yang dilakukan dengan
melaksanakan Asistensi untuk penyusunannya.
5 Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan Inspektorat telah
berusaha dengan mengadakan Monitoring dengan jemput bola ke obrik dan mengadakan rakorwas dengan memanggil dan memberikan asistensi dalam
menindak lanjuti LHP baik LHP Inspektorat maupun APF Lain
Kendalapermasalahan yang dihadapi adalah keterlambatan obyek pemeriksaanauditan dan instansi terkait dalam menindak lanjuti Laporan Hasil
Pemeriksaan ke Inspektorat Kabupaten Boyolali.
Sedang solusi yang dilakukan adalah dengan : - Melakukan monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan ke lapangan dengan
memberikan masukan jalan keluar untuk dapat menindak lanjuti atau asistensi baik LHP Reguler, Khusus atau APF lain.
- Mengadakan rapat koordinasi pengawasan dengan cara memanggil obyek pemeriksaan yang belum menindak lanjuti.
- Melaksanakan Gelar Pengawasan Daerah yang dilaksanakan tiap satu tahun sekali dengan memaparkan hasil-hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Pembuatan kebijakan surat tagihan tindak lanjut ke SKPD-SKPD yang
belum menidak lanjuti LHP, dan mendatangi lagsung ke obyek monitoring dengan memberikan asistensi untuk menyelesaikan tindak lanjut.
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 13 dari anggaran sebesar Rp. 261.567.000,00
digunakan sebesar Rp. 226.826.250,00.
c. Analisis programkegiatan : Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan yang didalamya terdapat aktifitas berupa Rapat Koordinasi
Pengawasan dan monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan dan kegiatan lain yang mempunyai manfaat untuk tindak lanjut yaitu Kegiatan Inventarisasi temuan
pengawasan dengan aktifitas yaitu Rapat Gelar Pengawasan Daerah, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan tindak
lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan pengawasan telah
dilaksanakan pada Tahun 2016 diterapkan dengan upaya, Monitoring LHP, Rakorwas, dan Larwasda.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 201
6 Persentase pelaksanaan evaluasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah a. Kegagalan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan pelaksanaan Evaluasi
LKjIP untuk tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan hal ini disebabkan kurangnnya waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut walaupun untuk aktifitas yang lain
yaitu Reviu Reviu LKjIP dan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan tepat waktu.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah terlalu banyak aktifitas pemeriksaan, pendampingan dan asistensi sehingga
untuk pelaksanaan Evaluasi LKjIP tidak dapat dilaksanakan namun untuk Reviu LKjIP, Reviu LKPD dan Reviu RKA dapat dilaksanakan dengan tepat waktu.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai
target yang
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya -
Menyusun tim yang ramping dalam melaksanakan Reviu LKjIP dan reviu Laporan Keuangan Daerah dan meminimalkan waktu pelaksanaan
Pemeriksaan;
-
Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat
mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 50 dari anggaran sebesar Rp. 138.600.000,00
digunakan sebesar Rp. 56.817.600,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan Reviu dan Evaluasi SAKIP dan kegiatan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Didalamnya
terdapat aktifitas berupa Reviu LKjIP, Reviu RKA dan Reviu Laporan Keuangan sebelum diperiksa oleh BPKRI, dengan memerintahkan auditor untuk ke SKPD-
SKPD untuk melaksanakan hal tersebut dengan diberikan SPT dan SPPD sebagai biaya operasional tim, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut
sangat menunjang keberhasilan Tercapainya pelaksanaan evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
7 Persentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Pembagian Tim
Pemeriksaan dalam satu pemeriksaan dikurangi anggotanya dan pengurangan waktu penugasan sehingga didapatkan penghematan baik waktu maupun biaya.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya tenaga auditor pada Inspektorat Kabupaten Boyolali. Sedangkan
solusi yang dilakukan adalah mengusulkan penambahan tenaga Auditor;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 202
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi yang sebenarnya sangat memberatkan bagi pemilik kendaraan;
- Memaksimalkan Tim Auditor yang ada dalam melaksanakan pemeriksaan
reguler dan meminimalkan waktu pelaksanaan Pemeriksaan; -
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 34 dari anggaran sebesar Rp. 386.390.000,00 digunakan sebesar Rp. 256.489.885,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala yang didalamya terdapat
aktifitas berupa Pemeriksaan Reguler. sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase pelaksanaan pemeriksaan
reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
8 Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas pelayanan publik. a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan atau dicapai dengan
memaksimalkan Tim Pemeriksa dengan mengurangi Jumlah Tim dan mengurangi jumlah hari pemeriksaan sehingga dengan jumlah Auditor yang
terbatas dapat melaksanakan pemeriksaan banyak;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya. -
Meminimalkan jumlah Tim Auditor yang ada dalam melaksanakan pemeriksaan kasuskhusus dan meminimalkan waktu pelaksanaan
Pemeriksaan;
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 34 dari anggaran sebesar Rp. 140.129.000,00
digunakan sebesar Rp. 92.213.161,00.
c. Analisis programkegiatan : Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target kinerja
indikator ini yaitu Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan Penanganan kasus
pengaduan dilingkungan pemerintah daerah yang didalamnya terdapat aktifitas berupa Pemeriksaan KasusKhusus, sehingga dengan Program dan Kegiatan
tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas pelayanan publik. Programkegiatan yang dilakukan sesuai
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 203
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
9 Persentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP 10 Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan diagnostic assessment.
11 Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur SPIP 12 Persentase SKPD yang sudah menginternalisasi-kan SPIP
Analisis untuk 4 empat indikator di atas : a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
Evaluasi dan pendampingan oleh Inspektorat kepada SKPD- SKPD dengan dibantu oleh BPKP Prov. Jateng.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 34 dari anggaran sebesar Rp. 40.100.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.418.400,00.
c. Analisis programkegiatan :
Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator kinerja ini yaitu program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan dengan kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat aktifitas berupa mengadakan
sosialisasi kepada SKPD dengan mengundang SKPD dengan nara sumber dari BPKP, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang
keberhasilan SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
13 Persentase PNS yang mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas yang menjadi tanggungjawabnya
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan penempatan pegawai dilaksanakan untuk menempatkan pegawai sesuai dengan
kompetensinya sehingga pada akhirnya dapat tercipta pegawai yang profesional, dapat memberikan layanan maksimal sesuai dengan tuntutan masyarakat;
b. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
telpon, internet, dll; -
Dalam penangan kenaikan pangkat, Validitas data PNS dan kelengkapan berkas persyaratan Kenaikan Pangkat PNS diperlukan agar prosesnya dapat
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
- Tes kesehatan PNS dilaksanakan kepada PNS yang dipandang perlu
melaksanakan uji kesehatan untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan masih sanggupdapatmampu untuk melaksanakan tugas
jabatan sesuai tupoksi;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 204
- Menggunakan Anggaran secara efisien dan efektif sehingga tepat sasaran,
untuk mendukung indikator ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 40,58 yaitu dari anggaran sebesar Rp. 1.120.639.000,00 digunakan sebesar Rp.
665.842.855,00.
c. Analisis programkegiatan : Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan progam Pembinaan
dan Pengembangan Aparatur dengan 3 tiga kegiatan Penempatan PNS, Penyusunan instrumen analisis jabatan PNS, dan Penataan Sistem Kenaikan
Pangkat otomatis. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah :
- Penempatan PNS. Penataan pegawai sesuai dengan kompetensinya telah dilaksanakankan 12
kali dan penyelesaian SK Jabatan Fungsional sebanyak 250 lembar. Terdapat 25 PNS yang mengajukan mutasi masuk ke Pemkab Boyolali, dari
jumlah tersebut 13 PNS sudah berhasil masuk dan 12 PNS masih dalam proses, kemudian untuk PNS yang mengajukan keluar Pemkab Boyolali
berjumlah 10 PNS, dari jumlah tersebut 4 PNS sudah berhasil pindah dan 6 PNS masih dalam proses.
- Penyusunan Instrumen Analisis Jabatan PNS Dalam tes ini bisa diketahui apakah PNS yang bersangkutan masih
sanggupdapat melaksanakan tugas jabatan sebagai PNS. Sampai akhir bulan Desember 2016 hanya 2 PNS
- Penataan Sistem Administrasi Kenaikan Pangkat Otomatis PNS Telah diterbitkan SK Kenaikan Pangkat PNS 1.042 lembar dengan perincian
sebagai berikut :
Golongan I : 36 lembar
Golongan II : 138 lembar
Golongan III : 733 lembar
Golongan IV : 135 lembar Pelaksanaan kegiatan yang mendukung indikator kinerja ini melibatkan instansi
lain diluar BKD seperti BKD Provinsi Jawa Tengah dan Badan Kepegawaian Negara. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator
kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
14 Persentase pejabat struktural yang telah lulus diklatpim a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan keterbatasan kuota
peserta yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara yang dalam hal ini Badan Diklat Penyelenggara Diklat PIM dan dihapuskannya pola kemitraan
penyelenggaraan Diklat PIM IV didaerah karena adanya perubahan pola baru pembelajaran Diklat PIM IV, sedangkan upaya dilakukan untuk menghadapi
kendala dalam pencapaian target kinerja melakukan koordinasi dengan beberapa Badan Diklat penyelenggara Diklat PIM sehingga calon peserta Diklat PIM yang
telah ditetapkan bisa terkirim mengikuti Diklat PIM;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 205
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Jumlah pejabat yang belum mengikuti Diklat PIM dibanding dengan ketersediaan anggaran tidak sebanding, sehingga perlu adanya rumusan
kebijakan pengirimanpenyelenggaraan Diklat PIM sehingga dapat lebih efisien dari segi anggaran dan manfaat Diklat bagi Pemerintah Kabupaten
Boyolali;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisiensi sebesar 3,10
dari anggaran sebesar Rp. 1.089.437.000,00 digunakan sebesar Rp. 1.055.685.500,00.
c. Analisis programkegiatan : Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan program Pendidikan
Kedinasan dengan kegiatan Pendidikan Penjenjangan Struktural. Sampai pada bulan Desember 2016 telah dilaksanakan pengiriman Peserta Diklat Pim 41
orang dengan rincian Diklat Pim II sebanyak 4 orang, Pim III 6 orang dan Pim IV 31 orang meskipun demikian secara akumulasi belum memenuhi target sasaran.
Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
15 Persentase PNS yang berpendidikan S2 a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan tingginya minat PNS
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali untuk meneruskan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi guna peningkatan kualitas SDM dan pengembangan
karier jabatan;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Proses penerbitan ijin tugas belajar dan ijin belajar bagi PNS dipermudah tetapi harus sesuai SOP, bilamana berkas persyaratan telah lengkap sesuai
peraturan yang berlaku, maka ijin belajar segera diterbitkan;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisiensi sebesar 7,05
dari anggaran sebesar Rp. 33.452.000,00 digunakan sebesar Rp. 31.093.000,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur dengan kegiatan Seleksi dan penetapan PNS untuk tugas belajar. Target persentase PNS yang berpendidikan S2 pada tahun 2016 sebesar 2,56
terealisasi sebesar 3.38 . Pada TA 2016, Pemkab menerbitkan Surat Ijin Tugas Belajar untuk 11 PNS dan Surat Keputusan Ijin Tugas Belajar untuk 127 orang.
Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 206
16 Penyelesaian kasus kepegawaian a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan penanganan setiap
kasus kepegawaian berbeda satu dengan yang lain, tergantung kompleksitas kasusnya. Setiap kasus membutuhkan ketelitian dan kecermatan dan
penanganannya serta waktu penyelesaian setiap kasus kepegawaian tidak sama.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Pengawasan melekat pada setiap Satuan Kerja belum sepenuhnya berjalan
optimal, Satuan Kerja belum dapat sepenuhnya mengantisipasi dan menindaklanjuti pelanggaran disiplin oleh PNS dilingkungannya
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah :
- Melakukan sosialisasi peraturan kepegawaian terutama Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan
Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
- Melaksanakan bimbingan teknis penyelesaian kasus kepegawaian dengan peserta dari satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : -
Dalam penjatuhan hukum atas kasus kepegawaian, bila sudah memenuhi kaidah hukum dan norma kepegawaian maka sanksi segera diputuskan
untuk memberi efek jera kepada PNS yang lain;
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisien sebesar 40,92
dari anggaran sebesar Rp 146.005.000,00 digunakan sebesar Rp. 86.257.010,00.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur dengan kegiatan Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS. Pada TA 2016 terdapat 19 kasus pelanggaran disiplin yang masuk ke
Badan kepegawaian Daerah, 16 kasus telah diselesaikan dengan perincian :
- Hukuman disiplin ringan : teguran Tertulis 1 orang; - Hukuman disiplin sedang :
Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun 1 orang;
penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun 3 orang;
penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 1 tahun 1 orang.
-
Hukuman disiplin berat :
Penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah selama 3 tahun 2 orang;
Pembebasan dari jabatan 3 orang;
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 6 orang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
17 Persentase desa yang tertib administrasi
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 207
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adanya penambahan jumlah obyek yang dilakukan pembinaan terutama bagi desa-desa
yang belum tertib dalam pengerjaan administrasi desa. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
masih adanya aparat pemerintah desa yang belum memahami ketentuan yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan maupun pengadministrasiannya,
sehingga masih terdapat ketidaktertiban dalam pelaksanaannya.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan cara pelaksanaan kegiatan diprioritaskan kepada
desa-desa yang dipandang masih kurang dalam tertib pengerjaan administrasi desanya dan kedepan melakukan penjadwalan dalam pelaksanaan kegiatan
lebih awal.
Berikut grafik presentase desa yang tertib administrasi dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.23 Grafik persentase desa yang tertib administrasi dari tahun 2011- 2016
b. Analisis penggunaan sumber daya : - Membentuk tim fasilitasi dengan keanggotaan yang berasal dari Bagian
Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya; - Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target
indikator adalah dengan cara menggunakan anggaran untuk aktivitas
yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi
sebesar 50,7 dari anggaran sebesar Rp. 47.205.750,00 digunakan sebesar Rp. 23.366.200,00.
c. Analisis programkegiatan Programkegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator konerja ini
dilaksanakan dengan program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa dengan kegiatan Pembinaan Administrasi Desa. Program kegiatan secara
umum telah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Untuk pencapaiannya dilaksanakan dengan cara melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
pembinaan dan pembimbingan terkait pengerjaan administrasi desa, Apabila masih terdapat pengerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan atau tidak
dilaksanakan pengerjaannya, maka kepala desa perangkat desa untuk melaporkan kemajuan pengerjaan ke Bagian Pemerintahan Desa 1 satu
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 208
minggu sejak dilakukan pembinaan, Indikator kinerja kegiatan ini dapat melebihi target karena dengan menambah jumlah kunjungan ke desa yang dipandang
kurang tertib dalam pengerjaan administrasi desa.
18 Persentase desa yang mampu mengelola keuangan dengan baik a.
Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan dalam Kegiatan dilaksanakan dengan monitoring pelaksanaan
kegiatan yang ada di desa yang dibiayai dengan anggaran dari ADD dan adanya peningkatan pengelolaan anggaran dari ADD yang sudah berjalan dengan baik.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Adanya keterlambatan regulasi dari pemerintah pusat terkait pengelolaan
keuangan yang bersumber dari Dana Desa DD sehingga mengalami keterlambatan dalam pengelolaannya.
- Masih adanya aparat pemerintah desa yang belum memahami ketentuan yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan maupun
pengadministrasiannya, sehingga masih terdapat ketidaktertiban dalam pelaksanaannya.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan cara melakukan konsultasi kepada pemerintah
pusat terkait regulasi yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan desa serta memberikan pembinaan dan pendampingan tentang tatacara pengelolaan
dan pengadministrasian keuangan desa
. Berikut grafik presentase desa yang mengelola keuangan dengan baik dari
Tahun 2011-2016 :
Gambar. 3.24 Grafik persentase desa yang mengelola keuangan dengan baik b.
Analisis efesiensi penggunaan sumber daya
- Membentuk tim fasilitasi dengan keanggotaan yang berasal dari Bagian Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya;
- Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target indikator adalah dengan cara
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 209
sebesar 12,6 dari anggaran sebesar Rp. 30.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.234.900,00.
b. Analisis programkegiatan :
Programkegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator konerja ini dilaksanakan dengan Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
desa dengan kegiatan Pendampingan Pengelolaan Alokasi Dana Desa. Program kegiatan secara umum telah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
Untuk pencapaiannya dilaksanakan dengan cara melaksanakan kegiatan kunjungan ke desa untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan
dan pembimbingan terkait pengerjaan administrasi dan pengelolaan keuangan yang bersumber dari ADD. Apabila masih terdapat pengerjaan yang tidak sesuai
dangan ketentuan atau tidak dilaksanakan pengerjaannya, maka kepala desa perangkat desa untuk melaporkan kemajuan pengerjaan ke Bagian
Pemerintahan Desa 1 satu minggu sejak dilakukan pembinaan.
19 Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan Gubernur a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan
asistensi kepada konseptor SKPD dan memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ;
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Kurangnya atensi dan resposibilitas dari beberapa SKPD dalam
menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan,
sehingga tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang disampaikan hanya sekedar untuk membatalkan kewajiban
belum sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan; - Penyusunan LKPJ bersamaan dengan penyusunan laporan kegiatan lain
sehingga personil perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LKPJ.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah adalah melakukan asistensi kepada konseptor SKPD dan
memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ b. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan :
- Membuat kebijakan surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LKPJ, asistensi penyusunan LKPJ untuk memastikan lingkup dan kualitas materi
dokumen laporan sesuai ketentuan, memanggil SKPD yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 4,72 dari anggaran sebesar Rp. 182.337.500,- digunakan sebesar Rp. 173.736.500,00.
c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Kepada DPRD. Adapun betuk kegiatan
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 210
yang dilaksanakan adalah dengan mengkompilasi laporan dari SKPD dan disusun secara sistematis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyaraka tpenyusunan. Buku LKPJ disusun
sebanyak 4 jenis buku dan telah disusun 4 jenis buku. Pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2014 diselenggarakan 26 urusan wajib dan 8 urusan
pilihan dan ditempuh 161 program, 1818 kegiatan dan disampaikan tepat waktu
.
20 Tersusunnya LPPD a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah
dilaksanakannya asistensi kepada konseptor SKPD dan memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
-
Kurangnya atensi dan resposibilitas dari beberapa SKPD dalam menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga
tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang disampaikan hanya sekedar untuk membatalkan kewajiban belum
sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan; - Penyusunan LPPD bersamaan dengan penyusunan laporan kegiatan lain
sehingga personil perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LPPD.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah adalah melakukan asistensi kepada konseptor SKPD dan
memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan :
- Membuat surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LPPD, asistensi penyusunan LPPD untuk memastikan lingkup dan kualitas materi dokumen
laporan sesuai ketentuan, memanggil SKPD yang bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 4,13 dari anggaran sebesar Rp. 114.637.500,00 digunakan sebesar Rp. 109.903.554,00.
c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Bupati kepada Mendagri. Adapun cara
mencapainya adalah dengan mengkompilasi laporan dari SKPD dan disusun secara sistematis berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007
tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 211
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.Buku LPPD disampaikan kepada Gubernur dan Mendagri sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
.
21 Jumlah paket yang melakukan Pelelangan yang secara E-Proc
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adanya kebijakan dari Bupati Boyolali yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pengadaan
barangjasa pemerintah secara elektronik yang tertuang didalam Keputusan Bupati Boyolali Nomor 050044 Tahun 2014 tentang Kebijakan Penyelenggaraan
Pelayanan Pengadaan BarangJasa Secara Elektronik pada Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Boyolali serta komitmen yang kuat dari pimpinan untuk
melaksanakan pengadaan barangjasa pemerintah secara elektronik E- Procurement.
Berikut grafik capaian indikator kinerja Unit Layanan Pengadaan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.25 Prosentase Paket Lelang yang Melakukan Pelelangan Secara E- Proc
Sedangkan berdasarkan jumlah paket pengadaan yang dilakukan pelelangan secara e-proc dari tahun 2011 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 212
Gambar 3.26 Jumlah Paket Pengadaan yang Dilakukan Secara E-Proc
Sedangkan perkembangan jumlah paket pengadaan E-Proc berdasarkan jenis pengadaannya dari tahun 2013 sampai dengan 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.27 Jumlah Paket Pengadaan yang Dilakukan Secara E-Proc Berdasarkan Jenis Pengadaan Tahun 2013 - 2016
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendalahambatan dalam pencapaian target kinerja :
- dengan peningkatan sumber daya manusia baik panitia, PPK, Pengguna Anggaran maupun penyedia barangjasa segera menyesuaikan diri dengan
teknologi yang terkait dengan E-Procurement melalui sistem lelang SPSE dengan bimbingan teknis, sosialisasi dan secara aktif mengikuti
perkembangan informasi terkait regulasi pengadaan barangjasa melalui internet;
- mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Bappeda dan DPPKAD dalam penambahan programkegiatan yang sesuai dengan tupoksi atau
kinerja utama Unit Layanan Pengadaan sehingga dapat memfasilitasi kegiatan pengadaan barangjasa
b. Analisis penggunaan sumber daya : Pelaksanaan pelelangan secara e-proc melibatkan seluruh satuan kerja dan
penyedia barangjasa. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Penggunaan aplikasi SiRUP Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan yang berfungsi sebagai sarana bagi Pengguna Anggaran SKPD dalam
mengumumkan dan menyebarluaskan informasi rencana pengadaan barangjasa secara online, sehingga semua informasi tentang rencana
pengadaan barangjasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali dapat dilihat melalui online di internet dan mengefisiensikan waktu dan tenaga baik
Pengguna Anggaran maupun penyedia barangjasa;
- Penggunaan aplikasi SPSE Sistem Pengadaan Secara Elektronik untuk LPSE Layanan Pengadaan Secara Elektronik, sehingga baik Penyedia
barangJasa maupun satuan kerja dapat melakukan pelelangan secara terbuka dan transparan;
- Pembuatan kebijakan dan surat edaran tentang pengadaan barangjasa secara elektronik sehingga dapat menjadi dasar hkum dalam pelaksanaan
pengadaan barangjasa secara elektronik di Pemerintah Kabupaten Boyolali;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 213
- Penggunaan sarana dan prasarana yang ada secara efektif dan efisien; - Pemilihan SDM yang berkualitas di kenaggotaan Pokja dan LPSE, walauupun
masih sangat terbatas. c. Analisis programkegiatan :
Walaupun ProgramKegiatan utama yang menaungi kinerja Unit Layanan Pengadaan belum ada, tetapi dalam pencapaian target kinerja dapat dilakukan
dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus dalam menunjang kegiatan tersebut,
antara lain perlu pengkajian terhadap pembuatan Rencana Umum Pengadaan RUP pada masing-masing SKPD sehingga sesuai dengan kebutuhan,
peningkatan pelayanan baik proses pengadaan barangjasa di Unit Layanan Pengadaan maupun layanan di LPSE, peningkatan sarana dan prasarana yang
digunakan dalam menunjang pelaksanaan pengadana barangjasa, peningkatan dalam pengarsipan dokumen pemilihan yang menjadi kewenangan ULP,
penyempurnaan organisasi ULP dan perlu adanya monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan pengadaan barangjasa serta upaya
penambahan kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah yang ada.
62. Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan perencanaan