Optimalisasi pemanfaatan tata ruang

59. Optimalisasi pemanfaatan tata ruang

Tabel 3.59 Pencapaian Kinerja Sasaran 59 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Luas wilayah produktif lhn Bsh ha 23855 - 21,024 100 21.024 99 21.024 99 21347 100 23855 111,19 23855 22.000 92,22 B Bappeda 2 Luas wilayah produktif lhn Kering ha 32751 - 30,667 99,67 30.667 98 30.667 97 30667 95,08 32751 100 32751 32751 100 B Bappeda 3 Luas wilayah industri ha 648 - 228 100 278 90,26 320 54 380 66,90 648 100 648 173,46 26,77 D Bappeda 4 Luas wilayah perkotaan ha 8.040 - 4,264 100 4.339 83 4.339 69 4339 61,02 8060 100 8040 8040 100 B Bappeda Rata-rata 99,92 92,77 79,87 80,75 102,80 79,75 B Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 empat indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 79,77 kategori baik terdiri dari 3 tiga indikator kategori baik 75, dan 1 satu indikator kategori kurang 25. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 59 lima puluh sembilan per indikator : 1 Luas wilayah produktif lahan Basah a. Kegagalan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan kurangnya ketertiban dan pengendalian dalam pemanfaatan lahan yang sesuai dengan ketentuan; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja : - Adanya gejolak pemanfaatan wilayah produktif lahan basah oleh masyarakat yang akan digunakan untuk lahan non pertanian; - Kurangnya pemahaman peraturan tentang adanya keharusan mempertahankan wilayah produktif lahan basah. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan mengendalikan Lahan pangan pertanian berkelanjutan digunakan untuk fungsi lain non pertanian. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : - Pemanfaatan pertanian lahan kering untuk industri maupun perkotaan diharapkan sebagai pengendali pertanian lahan basah untuk pemanfaatan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,11 dari anggaran sebesar Rp. 479.300.000,00 digunakan sebesar Rp. 454.818.400,00; c. Analisis programkegiatan. Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program perencanaan tata ruang dan kegiatan Rapat Koordinasi tentang Rencana Tata Ruang, Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dan Revisi Rencana Tata Ruang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik. 2 Luas wilayah produktif lahan Kering LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 190 a. Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan masyarakat dan pelaku usaha diarahkan menggunakan lahan keringtegalan untuk kegiatan non pertanian karena lahan basah dipertahankan terutama yang termasuk dalam Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LP2B; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Terbatasnya lahan kering yang akan digunakan untuk kegiatan non pertanian. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat terkait luasan pertanian lahan kering yang sudah semakin berkurang. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : - Memaksimalkan pemanfaatan pertanian lahan kering yang sesuai dengan ketentuan tata ruangnya sehingga bisa menekan pemanfaatan pertanian lahan basah yang dipertahankan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,12 dari anggaran sebesar Rp. 507.520.000,00 digunakan sebesar Rp. 481.541.400,0000,00. c. Analisis programkegiatan. Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Perencanaan tata ruang dengan kegiatan Rapat Koordinasi tentang Rencana Tata Ruang, dan Revisi Rencana Tata Ruang, program Pengembangan datainformasi dengan kegiatan Penyusunan Pengumpulan Data Kebutuhan, dan Penyusunan Dokumen Perencanaan, serta program Pengendalian tat ruang dengan kegiatan Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik. 3 Luas wilayah industri a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena belum optimalnya ketertiban dan pengendalian dalam pemanfaatan lahan yang sesuai dengan ketentuan dan kesiapan pemerintah dalam menyiapkan sarana prasarana penunjangnya. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Kurangnya program pemasaran wilayah industri yang telah ditetapkan dalam Perda Kab. Boyolali No. 9 tahun 2011 tentang RTRW Kab. Boyolali Tahun 2011- 2031. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja : - Melakukan sosialisasi Perda Kab. Boyolali No. 9 tahun 2011 tentang RTRW Kab. Boyolali Tahun 2011-2031 terkait wilayah industri kepada masyarakat dan pelaku investasi; - Membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan industry. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 191 - Memaksimalkan pemanfaatan pertanian lahan kering untuk kegiatan industri yang sesuai dengan ketentuan tata ruangnya sehingga bisa menekan pemanfaatan pertanian lahan basah yang dipertahankan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 2,18 dari anggaran sebesar Rp. 54.840.000,00 digunakan sebesar Rp. 53.645.000,00. a. Analisis programkegiatan Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program pengembangan datainformasi dan kegiatan Penyusunan Pengumpulan Data Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan. Programkegiatan yang dilakukan sebagai alat dalam mengkaji wilayah yang berpotensi digunakan untuk kawasaan industri sehingga bisa dimasukkan dalam ketentuan pemanfaatan ruang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. 4 Luas wilayah perkotaan a. Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan penyamaan penentuan kriteria kawasan perkotaan. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja wilayah perkotaan tidak dapat diperluas pada daerah-daerah yang kondisi eksistingnya berupa lahan pangan pertanian berkelanjutan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja : - Memanfaatkan pertanian lahan kering untuk dibangun perumahan dan semua fasilitas penunjangnya; - Pengembangan permukiman di kawasan satelit perbatasan kota dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendorong pertumbuhan wilayah dan ekonomi, sebagai misal sekolah, rumah sakit, pasarpusat perbelanjaan, taman rekreasi dan fasilitas-fasilitas umum lainnya dll. b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : - Memaksimalkan pemanfaatan pertanian lahan kering untuk kawasan perkotaan yang sesuai dengan ketentuan tata ruangnya sehingga bisa menekan pemanfaatan pertanian lahan basah yang dipertahankan; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,24 dari anggaran sebesar Rp. 57.140.000,00 digunakan sebesar Rp. 54.840.000,00; a. Untuk mencapai target indikator kinerja keempat indikator di atas dilaksanakan dengan program Perencanaan Tata Ruang dengan kegiatan Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana Tata Ruang. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 192

60. Meningkatnya pengendalian tata ruang