meningkatnya jumlah toko, kios, los, petak, los, los petak, SIDT yang dikelola Pemkab Boyolali;
b. Efesiensi   penggunaan   sumber   daya   yang   dilakukan   adalah   dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian   target   sehingga   dapat   mengurangi   penggunaan   anggaran   dengan efisiensi anggaran sebesar Rp. 846,444,103, 00 atau 6,51 yaitu dari  anggaran
Rp. 12,999,738,000, 00 terserap  Rp. 12,153,293,897, 00;
c. Analisis program kegiatan yang menunjang keberhasilan kegagalan Keberhasilan   capaian   indikator   ini   dilaksanakan   dengan   program  Peningkatan
efisiensi   perdagangan   dalam   negeri   dan   kegiatan   pengembangan   pasar   dan distribusi barang produk. Bentuk kegiatannya adalah sebagai berikut :
- Pembangunan   Pasar   Klego   Tahap   III   dengan   penambahan   peningkatan jumlah kios dan SIDT sebanyak 17 unit kios dan 15  unit SIDT;
- Pembangunan Pasar Sambi denghan penambahan peningkatan jumlah SIDT sebanyak 17 unit SIDT;
- Pembangunan   Pasar   Selo   dengan   penambahan   peningkatan   jumlah   SIDT sebanyak 3  unit SIDT;
- Pembangunan  Pasar Mongkrong dengan penambahan  peningkatan jumlah kios dan SIDT sebanyak 11 kios dan 12 unit SIDT;
5. Meningkatnya   pertumbuhan   sektor   industri   manufaktur   dan   perdagangan   yang
disertai dengan terciptanya lapangan kerja produktif
Tabel   3.5  Pencapaian Kinerja Sasaran 5
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Laju pertumbuhan PDRB sektor
industri manufaktur 7
- 5,35 118,89
4,48 97,39 5,9 125,53
7,62 158,75 7,58 154,69
7,00 6,44
92 B Bappeda
2 Kontribusi sektor industri
manufaktur terhadap PDRB 17
- 13,17 86,36
14,61 94,26 14,62 92,83
14,9 93,13
15,91 97,91 17,00
28,17 165,71 A Bappeda
3 Laju pertumbuhan PDRB sektor
perdagangan 6
- 12,57 314,15
7,54 177,41 8,01 178,00
7,02 147,79 7,78 155,60
6,00 3,63 60,50 C
Bappeda 4
Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
27 -
23,76 95,04 24,64 97,58
24,87 97,53 25,26 98,10
26 100
27 12,98 48,07 D
Bappeda 5
Nilai Ekspor Barang 000
130000
- 129.433,37 142,91 133308950        140
129411 129,60    54.099 51,60 -2969,902 -2697,73 130000 244218,55 187,86
A Disperindag
6 Meningkatnya volume ekspor
produk manufaktur terhadap total ekspor daerah
98,94 -
95,5 100
- -
97,97 102,05 98,18 102,27 98,95 102,54 98,94
99,11 100,17 A Disperindag
Rata-rata 113,61
113,61 120,92
108,61 -347,83
109,05 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja  sasaran ini meliputi 6 enam indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara   keseluruhan   rata-rata   109,05   kategori   sangat   baik  terdiri   dari  3   tiga indikator kategori sangat baik 50, 1 satu indikator kategori baik 16,67, 1 satu
indikator   kategori   cukup   16,66,   dan   1   satu   indikator   kategori   cukup   16,66. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 5 lima per indikator :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-34
1 Laju pertumbuhan PDRB sektor industri manufaktur a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini salah satunya karena kontribusi
naik sangat signifikan sebesar 17,43 hanya dari kategori Industri Makanan dan minuman, sedangkan kategori industri yang lain belum signifikan;
b. Efesiensi   penggunaan   sumber   daya   yang   dilakukan   adalah  dengan   adanya kebijakan  perijinan untuk  memudahkan investor yang akan  mendirikan  pabrik,
karena   berdirinya   suatu   pabrik   yang   menyerap   banyak   tenaga   kerja   akan mendorong   terciptanya   lapangan   usaha   lainnya   di   sekitar   pabrik   diantaranya
perdagangan, rumah makan, persewaan kamar dan angkutan;
c. Untuk mencapai indikator ini didukung melalui pelaksanaan: - Program peningkatan Investasi dengan mempermudah perijinan;
- Fasilitasi infrastruktur yang memadai.
2 Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDRB a. Keberhasilan   capaian   target   kinerja   indikator   ini   dikarenakan   kontribusi   dari
kategori Industri Makanan dan minuman naik sangat signifikan; b. Untuk   mendorong   kontribusi   sektor   ini   terus   dilakukan   upaya   peningkatan
sumber daya antara lain : - Terus   membuka   seluas   -   luasnya   kesempatan   berinvestasi   dengan
mempermudah perijinan. - Melakukan evaluasi terhadap perda tata ruang.
- Fasilitasi infrastruktur yang memadai.
3 Laju pertumbuhan PDRB sektor perdagangan Keberhasilan   capaian   target   kinerja  indikator   ini  disebabkan   sektor   perdagangan
adalah salah satu sektor yang sedang berkembang di Kabupaten Boyolali, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang selalu tinggi dalam 3 tahun terakhir. Ekspansi
sektor   ini   begitu   nyata   dengan   munculnya   usaha-usaha   perdagangan   dengan pembukaan   lahan   pertanian,   lahan   pemukiman   bahkan   tidak   sedikit   yang
menggunakan   bahu   jalan   untuk   tempat   usaha   perdagangan   non   formal.   Hal   ini ditandai   dengan   semakin   tumbuhnya   sentra-sentra   kegiatan   usaha   perdagangan
baru   sebagai   dampak   pengembangan   kota-kota   di   kecamatan,   pengembangan pasar serta berdirinya perusahaan-perusahaan baru.
4 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB a. Kegagalan   capaian   target   kinerja   indikator   ini   disebabkan  berkurangnya
pertumbuhan  sentra-sentra   kegiatan   usaha   perdagangan   baru,   perusahaan- perusahaan baru dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.
b. Untuk mencapai indikator ini didukung dengan : - Membuka sentra-sentara perdagangan baru termasuk pengembangan pasar-
pasar tradisional. - Memberikan kemudahan ijin usaha perdagangan, khususnya untuk pertokoan
dan swalayan.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-35
- Mengembangkan   dan   memfasilitasi     UMKM   melalui   pembentukan   klaster- klaster.
- Meningkatkan   daya   beli   masyarakat   dengan   membuka   seluas-luasnya lapangan usaha dan lapangan  kerja.
Analisis untuk 4 empat indikator di atas : a. Efesiensi   penggunaan   sumber   daya   yang   dilakukan   adalah   dengan
menggunakan anggaran sebesar Rp.  156.132.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 152.256.400,00 sehingga terdapat efesiensi sebesar 2,48.
b. Untuk mencapai target keempat indikator tersebut dilaksanakan dengan program Pengembangan   datainformasistatistik   daerah   dan   kegiatan  Penyusunan   dan
Pengumpulan   data   PDRB.   ProgramKegiatan   secara   umum   telah   sesuai walaupun   ada   yang   belum   berhasil   memenuhi   target   kinerja,   sehingga   perlu
upaya beberapa aktivitas yang lebih  fokus pada aspek-aspek yang dievaluasi seperti terus menjaga laju pertumbuhan sektor ini dengan terus meningkatkan
investasi.
5 Nilai ekspor barang 6 Meningkatnya volume ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor daerah
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Keberhasilan   capaian   2   dua   indikator   di   atas   dikarenakan   adanya   kenaikan
ekspor   komoditas   benang   tenun,   kerajinan   tembaga   kuningan,   dan   barang cetakan, dicapai dengan melaksanakan sosialisasi kebijakan penyerderhanaan
prosedur   dan   dukungan   ekspor   impor,   melaksanakan   kerjasama   standarisasi mutu   produk   baik   nasional,   bilateral,   regional   dan   internasional   dan
pembangunan promosi perdagangan internasional;
b. Efesiensi   penggunaan   sumber   daya   yang   dilakukan   adalah   dengan menggunakan   anggaran   kegiatan   kerjasama   standarisasi   mutu   produk   baik
nasional,   bilateral,   regional,   dan   internasional   sebesar   Rp.   520.100.000,00 terealisasi Rp. 320.782.370,00 sehingga terjadi efisiensi 38,32 yaitu efisiensi
dalam belanja pegawai dan barang dan jasa, sewa tempat serta kendaraan;
c. Analisis program kegiatan : Kedua   indikator   di   atas   dilaksanakan   dengan   program   Peningkatan   dan
pengembangan   ekspor   dengan   kegiatan   Kerjasama   standarisasi   mutu   produk baik   nasional,   bilateral,   regional,   dan   Internasional,   Sosialisasi   kebjiakan
penyerderhanaan   prosedur   dan   dukungan   ekspor   impor   dan   kegiatan Pembangunan promosi perdagangan Internasional.
Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kenaikan ekspor produk manufaktur non migas antara lain:
- Melaksanakan   workshop   dan   kunjungan   lapangan   ke   Koperasi   Tembakau Bojonegoro bagi petani dan UKM tembakau;
- Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penyederhanaan prosedur eksim bagi UMKM yang sudah ekspor maupun yang berpotensi ekspor;
- Mengikuti pameran produk bagi UMKM sebanyak 8 kali yaitu Pameran Jatim Kosmetik dan Herbal Expo 2016, Pameran Produk Ekspor PPE, Pameran
produk Ekspor Daerah PPED, dan Pameran Hari Pangan Sedunia HPS, Inacraft, Dekranasda, dan Bazar UMKM serta Gelar Pameran Industri Logam.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-36
6. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya pendapatan perkapita