a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya disebabkan karena Pemerintah Kabupaten Boyolali membangun
Simpang Lima dan Taman Pandan Alas di daerah tujuan wisata.dan ketersediaan anggaran untuk kegiatan tersebut;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Melakukan kerjasama dengan stakeholder desa, UPTD dan masyarakat
untuk memanfaatkan dan memelihara sarana obyek wisata yang ada dengan sebaik-baiknya;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 1,17 dari anggaran sebesar Rp 1.294.596.250,00 digunakan sebesar Rp 1.279.460.620,00;
c. Analisi programkegiatan : Program kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program
Pengelolaan Keragaman Budaya dan kegiatan Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran
dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
4 Jumlah grup kesenian yang aktif a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator jumlah group kesenian yang aktif
disebabkan karena munculnya group-group kesenian yang baru dan rutinnya pembinaan group kesenian. .
b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Meningkatkan pembinaan kepada group kesenian;
-
Kerjasama dengan stakeholder desa, UPTD dan pelaku seni untuk memelihara dan melestarikan kesenian yang merupakan budaya daerah
dengan sebaik-baiknya;
-
Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 2,30 dari anggaran sebesar Rp 295.076.000,00 digunakan sebesar Rp 288.278.900,00;
c. Analisis programkegiatan : Program kegiatan yang menunjang capaian indikator kinerja ini adalah program
Pengelolaan Keragaman Budaya dan kegiatan Fasilitasi Perkembangan Keragaman Budaya Daerah. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target
kinerja.
54. Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim
usaha investasi
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 174
Tabel 3.54 Pencapaian Kinerja Sasaran 54
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Rasio Jalan Kabupaten
dalam kondisi baik 71,24
60 51,34 100,67
62,4 115,4
66,5 96,38 70,238 100,34 70,47
99,25 71,24
71,3 100,08 A DPU ESDM
2 Rasio jembatan dalam
kondisi baik 73
- 92,31 116,30 93.36 116,59 94,79 100,84
96,86 100,90 98,26 101,30 73
73 100 B
DPU ESDM 3
Luas wilayah lingkungan kumuh
ha 0,55
10 137,5
- -
3,32 99,39
2,75 11,64
0,55 0,55
100 B DPU ESDM
4 Tertatanya wajah kota
Boyolali m2
19880 -
17.380 100 10,428
60 17905 100 17
.605 93,15 15
.756 94,03
19880 19880 100 B
DPU ESDM 5
Penambahan titik lampu penerangan jalan yang
legal titik
240 -
544 37,41
1,785 15,58
485 53,89 24.990
79,45 11 .933
32,88 240
240 100 B
DPU ESDM 6
Rasio lampu penerangan jalan
89,65 -
- -
86,41 81,83
40 87,18
79 100,05 89,06 101,20 89,65
93 103,74 A DPU ESDM
7 Rasio kendaraan umum
laik jalan 80,18
- 75 101,65
86,41 114,63 96,88 125,85 156,88 199,09 173,33 216,18 80,18 177,77 221,71 A Dishubkominfo
8 Rasio Jalan Desa dalam
kondisi baik 50
- 30
100 58 165,71
138 345
214 475,56 50
100 50
6 12 D Bapermasdes
Rata-rata 92,67
100,91 129,88
155,99 94,56
104,69 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 8 delapan indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan rata-rata 104,69 kategori baik terdiri dari 3 tiga indikator kategori sangat baik 37,50, 4 tiga indikator kategori baik 50, dan 1 dua
indikator kategori kurang 12,50. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 53 lima puluh tiga per indikator :
1 Rasio Jalan Kabupaten dalam kondisi baik a. Keberhasilan capaian Indikator ini didukung oleh anggaran yang cukup besar
baik yang bersumber dana dari APBD, DAK maupun Bankeu Provinsi. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
jalan Kabupaten sebagian berada pada tanah labil sehingga dibutuhkan penanganan khusus seperti peningkatan jalan dengan konstruksi Rigid
Pavement yang lebih banyak dana yang dibutuhkan.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan :
- Melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam hal mengatur lalu-lintas dan memasang rambu-rambu peringatan jalan;
- Melakukan peningkatan kapasitas jalan yang merupakan penanganan jalan dengan pelebaran perkerasan;
- Melakukan pemeliharaan jalan, baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan : - Membangun sarana dan prasarana yang mendukung kelayakan dan umur
jalan seperti sarana drainase dan talud gorong-gorong; - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 136.146.267.100,00 digunakan sebesar
Rp. 130.870.805.817,00 sehingga penggunaan anggaran mengalami efisiensi sebesar 4.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembangunan jalan dan jembatan
dengan kegiatan Perencanaan pembangunan jalan dan kegiatan Pembangunan jalan, program Rehabilitasipemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan
Rehabilitasipemeliharaan jalan, program
Pembangunan saluran
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 175
drainasegorong-gorong dengan kegiatan
Pembangunan saluran drainasegorong-gorong, serta Program pembangunan turaptaludbronjong
dengan kegiatan Pembangunan turaptaludbronjong. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan :
- Menyusun DED jalan; - Konstruksi AC-WC dan rigid pavement;
- Melaksanakan pemeliharaan rutin jalan; - Pemeliharaan berkala jalan;
- Meningkatkan umur jalan yang telah dibangun sehingga dapat tercapai rasio jalan kabupaten dalam kondisi baik.
2 Rasio jembatan dalam kondisi baik a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini didukung oleh anggaran yang
cukup bersumber dana dari APBD. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
- Berkaitan dengan perubahan cuaca yang menyebabkan banyaknya curah hujan mempengaruhi pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan karena
dapat menghambat waktu pelaksanaan; - Perlu perhitungan yang lebih cermat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
baik tentang sumber daya manusianya, kondisi alam maupun sarana prasarana yang diperlukan agar pekerjaan yang dilaksanakan dapat tepat
waktu.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melakukan perhitungan persiapan yang lebih baik sebelum
pelaksanaan kegiatan dengan mempersiapkan gambar teknis, perhitungan RAB serta SDM agar dapat menunjang keberhasilan kegiatan.
b. Efesiensi penggunaan sumber danaanggaran yang ada antara lain dilaksanakan dengan :
- Melibatkan seluruh unsur pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut; - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 14.075.745.000,00 digunakan sebesar
Rp. 13.137.182.475,00 atau efisiensi sebesar 7. c. Analisis programkegiatan :
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan Program Pembangunan jalan dan jembatan dengan kegiatan Perencanaan pembangunan
jembatan dan Pembangunan jembatan dan kegiatan Pembangunan jembatan, serta program Rehabilitasipemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan
Rehabilitasipemeliharaan jembatan. Bentuk kegiatan adalah dengan menyusun DED jembatan, pembangunan, penggantian dan pelebaran jembatan dan
melaksanakan kegiatan berupa perbaikan jembatan, pemeliharaan jembatan dan pembangunan pengaman jembatan.
3 Luas wilayah lingkungan kumuh a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini karena penentuan kawasan yang
telah memenuhi kriteria kumuh dan juga luasan wilayah kumuh yang semakin menurun. Untuk klarifikasi penentuan luasan kawasan kumuh terdapat paling
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 176
tidak 7 indikator kumuh yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mana untuk menentukan data tersebut diperlukan
lembaga daerah penanganan kawasan permukimankumuh atau paling tidak, adanya Kelompok Kerja Pokja Perumahan dan Kawasasan Permukiman;
b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran dipakai untuk kegiatan yang menunjang dalam
menurunkan luas wilayah lingkungan kumuh, dengan efesiensi sebesar 15 dari total anggaran Rp. 2.863.988.400,00 digunakan sebesar Rp. 2.434.126.633,00;
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum dan Air Limbah dan kegiatan Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kegiatan Penyediaan
prasarana dan sarana air limbah. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
4 Tertatanya wajah kota Boyolali a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah dilaksanakan
sosialisasi tentang pentingnya ruang terbuka hijau bagi masyarakat. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
- Keterbatasan air untuk penyiraman; - Terbatasnya saranaprasarana pemeliharaan taman menyebabkan sering
kurangnya efektifitas pekerjaan dilapangan; - Rendahnya kesadaran masyarakat akan adanya sarana pertamanan yaitu
seringnya kehilangan komponen pertamanan sehingga proses pemeliharaan taman terganggu.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mencari Pembuatan dan pemanfaatan tandon untuk
penyiraman dan mengadakan sarana maupun prasarana yang memadai sehingga memudahkan pekerjaan lapangan.
b. Analisis penggunaan sumber daya : Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
-
Melibatkan seluruh unsur pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan anggaran sebesar Rp. 1.429.320.000 digunakan sebesar Rp.
1.341.993.000 atau efisiensi sebesar 6.
c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengelolaan ruang terbuka hijau
RTH dengan kegiatan Penataan RTH dan kegiatan Pemeliharaan RTH. Bentuk kegiatan yang dilaksakana adalah dengan dengan melakukan beberapa
pekerjaan diantaranya pembangunan, pemeliharaan dan pengecatan kanstin, pemeliharaan taman, pengadaan media tanam beserta tanaman, pengadaan
peralatan taman dan suku cadangnya.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 177
5 Penambahan titik lampu penerangan jalan yang legal Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini karena dari hasil survey harga pada
saat pelaksanaan kegiatan mendapatkan harga satuan bahan yang lebih rendah dari perhitungan harga satuan bahan pada saat penyusunan rencana anggaran
kegiatan dan adanya pembangunan PJU Desa sehingga dengan anggaran yang sama diperoleh volume yang lebih besar, karena penambahan titik lampu
penerangan jalan legal akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan APBD.
6 Rasio lampu penerangan jalan Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan total panjang ruas jalan kabupaten
dan jalan desa di kabupaten Boyolali apabila asumsi jarak antar tiang PJU 50 meter, maka dibutuhkan lampu penerangan jalan ± 41.000 titik, dengan target RPJMD
pada tahun 2016 sebesar 91 dapat tercapai, karena penambahan titik lampu penerangan jalan umum dilaksanakan secara bertahap tiap tahunnya.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
Dengan anggaran yang ada diperoleh volume bahan yang lebih besar dari rencana perhitungan awal;
Dari anggaran sebesar sebesar Rp. 5.926.578.000 Terealisasi Rp. 5.690.877.143 Sehingga diperoleh efisiensi sebesar 4.
b. Analisis programkegiatan : Kedua indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan
pengelolaan penerangan jalan umum dan kegiatan Pembangunan penerangan jalan umum dan kegiatan Pemeliharaanrehabilitasi penerangan jalan umum.
Dengan bentuk kegiatan yang dilaksakan adalah dengan melakukan iventarisasi pendataan dan evaluasi atas kebutuhan penambahan titik lampu penerangan
jalan serta menampung aspirasi masyarakat akan kebutuhan lampu penerangan jalan dan dengan melaksanakan kegiatan pembangunan penerangan jalan
umum serta upaya pemeliharaan rehabilitasi terhadap lampu PJU yang telah terpasang.
7 Rasio kendaraan umum laik jalan a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya uji kelayakan kendaraan guna peningkatan keselamatan dijalan.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih belum adanya kendaraan uji keliling guna menjangkau daerah-daerah
yang jauh dari pusat uji kelayakan kendaraan.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Perlunya penambahan sarana kendaraan uji keliling guna
menjangkau wajib uji kelayakan kendaraan di daerah-daerah yang jauh dari pusat uji kendaraan.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 178
b. Analisis penggunaan sumber daya Pelaksanaan uji kelayakan kendaraan dilakukan guna peningkatan keselamatan
dengan rasio kendaraan umum laik jalan. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Peningkatan Sumber daya manusia SDM dan penambahan sarana untuk memastikan peningkatan kualitas pelaksanaan uji kelayakan kendaraan;
- Penggunaan anggaran tepat sasaran dalam peningkatan capaian kinerja dari anggaran sebesar Rp. 1.517.000.000,00 digunakan sebesar Rp.
1.461.349.625,00 ada efisiensi anggaran sebesar 3.6. c. Analisis Program kegiatan yang menunjang keberhasilan kegagalan
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor dan kegiatan Pengadaan alat uji
kendaraan bermotor. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya
peningkatan sumber daya manusia dan penambahan sarana berupa kendaraan uji kendaraan keliling guna manjangkau wajib uji di daerah-daerah yang jauh dari
pusat uji kendaraan.
8 Rasio Jalan Desa dalam kondisi baik a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena program
sarpras berkurang jumlahnya untuk pemberdayaan, sedangkan solusinya adalah mendorong desa untuk melakukan gotong royong untuk terwujudnya swadaya;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan : - Pembuatan kebijakan usulan program terkait partisipasif masyarakat;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran,
untuk kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan dan TNI dengan efisiensi anggaran 4.56 dari anggaran sebesar Rp
97.700.000 digunakan sebesar 93.241.234 dan kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan Karya Bhakti Boyolali
Tersenyum dengan efisiensi anggaran 7.93 dari anggaran Rp 156.324.200 digunakan sebesar Rp 143.965.421;
c. Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan kegiatan Pemberdayaan lembaga dan
organisasi masyarakat pedesaan dan kegiatan Pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaaan Karya Bhakti Boyolali Tersenyum.
Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
55. Terwujudnya pembentukan dan pengelolaan kawasan konservasi yang mantap