Meningkatnya penerimaan negara bukan pajak pada sektor kehutanan Tersedianya prasarana dan sarana permukiman yang memadai

c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang berkaitan dengan meningkatnya peredaran hasil hutan yang dapat dikendalikan bukan merupakan kewenangan Pemerintah Daerah sehingga tidak terdapat alokasi anggaran. Namun demikian target peningkatan peredaran hasil hutan yang dapat dikendalikan sebesar 10.000 m 3 dapat terealisasi sebanyak 10.953 m 3 .

22. Meningkatnya penerimaan negara bukan pajak pada sektor kehutanan

Tabel 3.22 Pencapaian Kinerja Sasaran 22 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Meningkatnya setoran PSDH dari wajib bayar Perhutani Juta rupiah 400 - 255 182,81 290 266 602,33 200,78 395 127,42 559,21 139,80 400 400,68 100,17 A Dipertanbun hut Rata-rata 182,81 265,71 200,78 127,42 139,80 100,17 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 satu indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 100,17 kategori sangat baik terdiri dari 1 satu indikator kategori sangat baik 100. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 22 dua puluh dua per indikator : 1 Meningkatnya setoran PSDH dari wajib bayar Perhutani a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: - Meningkatnya produksi hasil hutan pada hutan produksi Perhutani. - Kepatuhan wajib bayar dalam membayar setoran PSDHtepat waktu dan tepat jumlah. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah dengan berkoordinasi dengan Perhutani mengenai informasi data kaitannya dengan data PSDH; c. Bahwasanya programkegiatan yang berkaitan dengan setoran PSDH dari wajib bayar Perhutani bukan merupakan kewenangan Pemerintah Daerah sehingga tidak terdapat alokasi anggaran. Namun demikian target setoran PSDH dari wajib bayar Perhutani sebesar Rp. 400.000.000,00 dapat terealisasi sebanyak Rp. 400.679.832,00.

23. Tersedianya prasarana dan sarana permukiman yang memadai

Tabel 3.23 Pencapaian Kinerja Sasaran 23 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Rasio rumah layak huni 88 - 78 100 73 91,25 83 101,22 100 117,65 88 100 88 88 100 B Bapermasdes 2 Persentase rumah tinggal yang mempunyai penerangan listrik 85 - - - 50,95 100 73 146 76 101,33 71 100,00 85 85,58 100,68 A DPU ESDM 3 Cakupan rumah tangga pengguna air bersih rumah 177.898 - - - 176,114 99,95 165.274 94 164.860 99,92 176.349 17994,80 177898 178769 100,49 A DPU ESDM Rata-rata 100 97,07 113,58 106,30 6064,93 100,39 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-91 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 tiga indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 100,39 kategori sangat baik terdiri dari 2 dua indikator kategori sangat baik 66,67, dan 1 satu indikator kategori baik 33,33. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 23 dua puluh tiga per indikator : 1 Rasio rumah layak huni a. Keberhasilan capaian target indikator ini disebabkan telah dilaksanakan fasilitasi pemberian bantuan stimulan rumah gakin; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan untuk mendorong terlaksananya fasilitasi pemberian bantuan stimulan rumah Gakin melalui kelompok yang mengelola dengan tujuan meningkatkan kualitas rumah yang layak huni dengan penggunaan sumber daya antara lain dilakukan: - Dilaksanakan dengan program pengembangan perumahan; - Pembuatan petunjuk teknis bantuan rumah gakin; - Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 11,10 dari anggaran Rp. 75.696.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 67.293.650,00. c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu. BOP Bantuan Rumah Gakin. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja, namun perlu upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus pada kegiatan, antara lain: - Melakukan pembinaan kepada penerima bantuan untuk mendorong peningkatan swadaya melalui monitoring; - Melakukan pembinaan untuk penyelesaian admininstrasi. 2 Persentase rumah tinggal yang mempunyai penerangan listrik a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah meningkatnya jumlah rumah tinggal yang telah mempunyai penerangan listrik dibandingkan dengan tahun lalu hal ini disebabkan anggaran untuk pengembangan ketenagalistrikan lebih besar dan meningkatnya jumlah masyarakat yang memasang menyalur listrik sendir. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih banyaknya dukuh yang belum teraliri jaringan listrik dan Letak desa yang terpencil serta melewati kawasan perhutani. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Mencari sumber dana lain selain APBD misalnya pengajuan bantuan proposal pembangunan ke pemerintah propinsi atau pusat, mengajukan Surat izin peminjaman kawasan perhutani untuk dilewati jaringan listrik ke Kementerian Kehutanan dan Pemanfaatan energi baru terbarukan seperti tenaga surya sebagai sumber energi listrik; b. Analisis penggunaan sumber daya : Efisiensi penggunaan sumber daya dicapai dengan : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-92 - Koordinasi Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, PLN dan Desa untuk memberikan bantuan pembangunan jaringan listrik desa; - Adanya bantuan dari APBD Provinsi Jawa Tengah dalam penambahan jaringan listrik desa berupa tiang listrik, jaringan listrik Tenaga Surya, dsb; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat melampaui target fisik yang telah ditetapkan, Efisiensi anggaran dapat tercapai 30 dari total anggaran Rp. 181.600.000,00 digunakan sebesar Rp. 127.805.800,00. c. Analisis programkegiatan : Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan dengan kegiatan Koordinasi Pengembangan ketenagalistrikan. Bentuk kegiatan adalah dengan melaksanakan kegiatan koordinasi pengembangan energy dan ketenagalistrikan dan sosialisasi kegiatan Desa Mandiri Energi, serta melaksanakan pendataan ratio elektrifikasi. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja. 3 Cakupan rumah tangga pengguna air bersih a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini didukung oleh anggaran yang cukup memadai baik yang bersumber dana dari APBD maupun DAK yang dijabarkan dalam Program penyediaan dan pengelolaan air baku. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Minimnya peralatan dan sumber daya manusia yang dimiliki untuk mendukung kegiatan eksplorasi sumber air baru; - Minimnya data dukung tentang peta sebaran potensi air di wilayah Boyolali, sehingga seringkali pekerjaan tidak berhasil karena tidak berada pada lokasi yang tepat; - Anggaran dana paket pekerjaan air bersih sebagain besar masih bergantung pada alokasi dana pusat seperti Alokasi Dana Program Penyediaan Air Minum dan DAK Air Minum. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah : - Melengkapi alat yang diperlukan guna mendukung kegiatan eksplorasi air berupa alat geolistrik serta melatih sumber daya manusia yang dimiliki agar mempunyai kemampuan dalam operasionalnya sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal, - Melakukan studi potensi air tanah dan membuat sumur uji; - Partisipasi aktif masyarakat sebagai pengguna air minum dengan melaksanakan swadaya masyarakat dengan melengkapi sambungan rumah pada jaringan air minum yang telah terbangun. b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran seefisien mungkin sehingga mengurangi penggunaan anggaran sebesar tercapai 5,5 dari total anggaran Rp. 5.334.326.700,00 digunakan sebesar Rp. 5.041.872.428,00; LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-93 c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dengan kegiatan Rehabilitasi prasarana pengambilan dan saluran pembawa, Pembangunan sumur-sumur air tanah, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, dan Studi Potensi Pengembangan Pemanfaatan Air Baku Kabupaten Boyolali, dengan bentuk kegiatannya adalah melakukan penelitian geolistrik secara berkala dengan memanfaatkan alat yang telah dimiliki serta untuk mencukupi data potensi air tanah. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

24. Meningkatnya perluasan akses pendidikan dalam masyarakat