Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan

sosialisasi, surveilens aktif dan pasif serta konsultasi program, serta pembelian trapping untuk tikus.

33. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan

Tabel 3.33 Pencapaian Kinerja Sasaran 33 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Cakupan penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas 80 - 80 97,56 77,1 115,07 74,8 90,79 79,9 106,53 81,10 108,13 80 81,85 102,31 A Dinkes 2 Persentase penduduk yang buang air besar di jamban 88 - 57 75 81,3 116,14 81,4 89,79 88,6 108,05 90,30 110,12 88 92,44 105,05 A Dinkes Rata-rata 86,28 109,96 90,29 107,29 109,13 103,68 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 dua indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 103,68 kategori sangat baik terdiri dari 2 dua indikator kategori sangat baik 100. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 33 tiga puluh tiga per indikator : 1 Cakupan penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan telah dilaksanakan peningkatan pelayanan publik oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui peningkatan jaringan perpipaan oleh PDAM, BPSPAMS, upaya kelompok masyarakat pemakai air, peningkatan jumlah embung didaerah sulit air dan penyediaan sarana swadaya masyarakat, dalam upaya peningkatan kualitas air minum dilakukan pengawasan kualitas air baik secara bakteriologis dan kimiawi. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Meningkatnya faktor risiko pencemaran pada sumber air; - Belum meratanya penduduk mendapatkan akses air minum. Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja: - Mengoptimalkan sumberdaya; - Meningkatkan pembinaan pada kelompok pemakai air b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah penggunaan dana untuk indikator ini, kegiatan dilakukan terintegrasi dengan program kegiatan di SKPD lain, sehingga Dinas Kesehatan hanya melaporkan kondisi factor resiko pencemaran pada sumber air, yang dilakukan uji laborat; c. Indikator ini dilaksanakan dengan program kegiatan yang berada di SKPD lain, Dinas Kesehatan selaku penguji kondisi kesehatan air yang layak minum. 2 Persentase penduduk yang buang air besar di jamban LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 123 a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan melalui upaya intensif antara lain sosialisasi, pemicuan, pendampingan dan penguatan komitmen di RTRWDesa dan fasilitasi pendampingan, serta ketersediaan stimulan jamban bagi penduduk miskin yang telah terpicu namun belum mempunyai sarana jamban. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Keterbatasan anggaran yang tersedia, masih banyak masyarakat yang berpandangan mau berubah jika diberi stimulan jamban. - Kebiasaan masyarakat masih menyukai buang air besar di saluran air, sungai; Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Upaya komitmen ditingkat desa RT RT. Gambar 3. 3 Presentase Penduduk Yang Buang Air Besar di Jamban b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dengan realisasi Rp. 983.562.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 1,64; c. Indikator ini dicapai dengan dengan program Pengembangan lingkungan sehat kegiatan Penyediaanpengawasan sarana air bersih, jamban dan SPAL dan kegiatan Pengembangan Desa Sehat. Dengan memberikan bantuan jamban kepada masyarakat miskin.

34. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam rangka