Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan serta

Indikator ini tidak dilaksanakan disebabkan karena adanya implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah daerah khususnya dalam pasal 298 ayat 5 mensyaratkat penerima hibah adalah Badan, Lembaga dan Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia.

10. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan serta

diversifikasi bahan pangan Tabel 3.10 Pencapaian Kinerja Sasaran 10 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinato r SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Mempertahankan rata- rata produksi susu sapi perah litertahun juta liter 36,42114 - 46 132,17 46,776 132,32 39,63 111,00 64,30 178,31 45,50 124,93 36,42 49,9 137,01 A Disnakkan 2 Jumlah produksi daging ton 8.926,317 - 11.772 135 10,568 120,17 21,585 244,24 11.070 124,64 9.630 107,88 8926,32 11.841,00 132,65 A Disnakkan 3 Jumlah produksi telur ton 10.242,169 - 22.684 227 14.331 142,46 20,017 197,79 12.300 120,81 23.480 229,25 10242,17 24.759,55 241,74 A Disnakkan 4 Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat 70 - - - 60 109,09 53 88,33 56 86,15 75 107,14 70 75 107,14 A Disnakkan Menurunnya angka kesakitan ternak morbiditas - Disnakkan 5 - Ternak besar 3 - 3 100 3 100 3.87 71 4,20 94 1,9 100 3 0,01 100 B Disnakkan 6 - Ternak kecil 5 - 0,2 100 0,6 833,33 5.65 87 7,15 93 0,16 100 5 0,03 100 B Disnakkan 7 - Ternak unggas 15 - 10 100 10 150 16.81 88 19,00 90 0,036 100 15 0,05 100 B Disnakkan Menurunnya angka kematian ternak mortalitas - Disnakkan 8 - Ternak besar 0,8 - 0,1 100 0,2 400 0.95 81 1,8 84 0,002 100 0,8 0,005 100 B Disnakkan 9 - Ternak kecil 1,2 - 0,2 100 0,2 600 1.38 85 1,9 93 0,007 100 1,2 100 B Disnakkan 10 - Ternak unggas 10 - 5 100 5 200 12.60 74 13,10 90 0,001 100 10 0,04 100 B Disnakkan Meningkatnya populasi ternak dirinci - Disnakkan 11 - Sapi Potong ribu ekor 90,691 - 97.110 109,24 98,248 109,96 90,100 100,34 76,38 84,64 86,99 95,92 90,69 95,66 105,48 A Disnakkan 12 - Sapi Perah ribu ekor 64,83 - 86.073 138 88,498 140,65 80,800 127,14 72,12 112,36 86,36 133,21 64,83 89,84 138,58 A Disnakkan 13 - Kambing dan Domba ribu ekor 171,7 - 172.727 105 161,972 97,19 117,400 69,75 153,82 90,48 136,69 79,61 171,70 139,13 81,03 B Disnakkan 14 - Ayam Buras ribu ekor 1249,725 - 1.269.822 106 1.852.775 152,87 417,600 341,14 839,58 67,91 887,71 71,09 1249,73 815,59 65,26 C Disnakkan 15 - Ayam Pedaging ribu ekor 312,181 - 783.000 261 2.772.857 915,13 951,600 310,95 1.294,58 418,84 3488,94 1117,60 312,18 14.501,87 4645,34 A Disnakkan 16 - Ayam Petelur ribu ekor 728,423 - 387.588 55 1.814.302 256,62 1108,000 155,17 1.025,58 142,20 1872,92 257,12 728,42 2.357,89 323,70 A Disnakkan 17 - Itik ribu ekor 133,926 - 129.464 101 196,8 151,4 118,300 90,11 172,04 129,74 172,06 128,47 133,93 158,83 118,60 A Disnakkan Meningkatnya produksi ikan - Disnakkan 18 - Produksi budi daya ton 7050 - 17,023 293,50 42.000 690 18.091 28 3 23.935 356,49 32014 454,10 7050 33.027 468,47 A Disnakkan 19 - Produksi tangkap ton 1094 - 910 101,11 1.845 195 1.586 16 1.560 149,71 1641 150 1094 2.319 211,97 A Disnakkan 20 Terpenuhinya kebutuhan benih ikan 50 - 35 116,67 62 177,14 27 67,5 44 97,78 81,7 163,40 50 81,7 163,40 A Disnakkan 21 Produksi benih ikan juta ekor 32,581312 - 56 180,65 120,75 385,66 89,40 282,70 148,24 459,53 122,66 380,24 32,58 144,53 443,60 A Disnakkan 22 Meningkatnya kelompok pembudidaya ikan Kelom pok 13 - 8 100 82 820 15 136,36 15 125,00 16 123,08 13 16 123,08 A Disnakkan 23 Meningkatnya konsumsi ikan kgka pitath 14 - 12 150 12 133,33 11,2 112 13 108,33 15,42 110,14 14 20 142,86 A Disnakkan 24 Cakupan poktan yang mendapatkan layanan penyuluhan dan menerapkan rekomendasi 90 - - - 75 100 80 100 85,3 100,35 90 100 90 90 100 B BKP3 25 Mempertahankan persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 34 - - - 35.76 105,18 35,41 104,147 34,49 101,44 32,03 94,21 34 23,50 69,12 C Bappeda 26 Laju pertumbuhan produksi sektor 2 - - - 2.06 103 1,51 75,5 2,15 107,5 1 50 2 6,50 325 A Bappeda LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-45 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinato r SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 pertanian 27 Meningkatnya nilai tukar petani 107 - - - - - 106,8 102,201 104,73 98,80 105,43 99,27 107 107 100 B Bappeda Rata-rata 126,54 271,13 138,71 140,93 176,91 327,56 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 27 dua puluh tujuh indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 327,56 kategori sangat baik terdiri dari 16 enam belas indikator kategori sangat baik 59,26, 9 sembilan indikator kategori baik 33,33, dan 2 dua indikator kategori cukup 7,41. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 10 sepuluh per indikator : 1 Mempertahankan rata-rata produksi susu sapi perah litertahun Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan oleh dua faktor yaitu : a. Faktor utama yaitu jaminan kehidupan keseharian masyarakat peternak sapi perah karena harga jual susu yang cukup menguntungkan dan dapat disisihkan untuk kebutuhan lain tabungan, dominansi kebijakan pemerintah Kab. Boyolali akan fokus memulihkan icon Kab. Boyolali sebagai Kota Susu, Iklim usaha susu yang cukup kompetitif; b. Faktor pendukung yaitu ternak sapi perah lebih menjanjikan keuntungan harian dari pada beternak sapi potong, akses permodalan KUPS dan kesadaran masyarakat peternak akan kualitas pakan yang mempengaruhi produktivitas susu sapi perah, dan jika hal ini dilakukan maka keuntungan akan lebih meningkat. 2 Jumlah produksi daging Keberhasilan capaian indikator kinerja ini diperoleh dari produksi daging sapi potong, domba, kambing, kelinci, ayam pedaging, ayam petelur dan lain-lain sampai dengan itik selama 1 tahun; 3 Jumlah produksi telur Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan harga jual telur cenderung meningkat dan stabil selama tahun. 4 Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat. a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya peningatan kelembagaan dan kemampuan produktivitas kelompok pembudidaya; b. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan adanya SDM Penyuluh Kecamatan dan SDM di Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan; Menurunnya angka kesakitan ternak morbiditas 5 Ternak besar LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-46 Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan mulai meningkatnya kesadaran peternak terhadap pemahaman penyakit ternak besar dan diagnosa awal penyakit ternak besar 6 Ternak kecil Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan kelompok peternak telah menyadari pentingnya biosekuriti maupun manajemen pemeliharaan sehingga menyebabkan kambing ternak kecil berkurang kerentanannya terhadap penyakit 7 Ternak unggas Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan higienis kandang unggas telah terjaga dan peternak lebih peduli akan kebersihan kandang. Menurunnya angka kematian ternak mortalitas 8 Ternak besar Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami treatment pengobatan, maka mortalitas biasanya dapat ditekan 9 Ternak kecil Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami penanganan kambing domba disaat musim panca roba atau penghujan, manajemen kualitas pakan waktu penghujan. 10 Ternak unggas Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah musnahnya virus Flu burung dan meningkatnya cara beternak unggas yang baik dikalangan masyarakat. Meningkatnya populasi ternak dirinci 11 Sapi Potong Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan ternak keluar dan pemotongan di Kab. Boyolali lebih besar dari pada mutasi ternak masuk, belum lagi adanya beberapa investor yang kecenderungan melirik usaha pembesaran sapi potong di Kab. Boyolali yang kemungkinan tidak mempertimbangkan bufferstock sapi potong di Kab. Boyolali dari pada keuntungan usahanya 12 Sapi Perah Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga susu di Wil. Kab. Boyolali meningkat dibandingkan tahun lalu, adanya fakta pada kalangan masyarakat dengan adanya harga susu yang potensial akan menjamin kehidupan sehari-hari peternak tersebut. 13 Kambing dan Domba LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-47 Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan mutasi ternak keluar wilayah Kab. Boyolali lebih besar dari pada ternak masuk ke dalam Wil. Kab. Boyolali dan ditambah lagi pemotongan kambing domba pada waktu hari raya kurban karena harga jual yang tinggi dan belum diimbangi dengan mutasi ternak masuk ke Kab. Boyolali. 14 Ayam Buras Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan dilema traumatis masyarakat akan dampak kasus flu burung pada tahun 2011 2012, yang menyebabkan masyarakat lebih memiih jenis unggas lain yang lebih aman. 15 Ayam Pedaging Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan sebagian besar peternak ayam buras beralih ke ayam pedaging walaupun telah ada data yang aktual menunjukan peminatan lagi pada pemeliharaan ayam buras. Ayam pedaging masih tetap jadi primadona unggas, dikarenakan kelebihan ayam pedaging yaitu tidak memerlukan tempat usaha yang luas kandang komunal, waktu yang relatif singkat 40-45 hari dan harga jual yang stabil serta menguntungkan dibandingkan dengan biaya produksinya. 16 Ayam Petelur Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga jual per kilogram telur yang selalu meningkat. Kelayakan usaha telur tersebut prospektif dan untuk ayam afkir yang tidak produktif masih memiliki nilai ekonomis karena masih laku dijual dengan harga yang tinggi hamper setara dengan ayam buras. Sehingga masyarakat antusias untuk usaha ayam petelur ini. 17 Itik Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan itik sebagai ternak subtitusi ternak dari ayam buras dengan kelebihan tahan penyakit dan permintaan pasar yang mulai meningkat. Analisis untuk 17 tujuh belas indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 3.337.659.700,00 dengan realisasi sebesar Rp. 3.251.222.437,00 terdapat efisiensi sebesar 2,59; b. Analisis programkegiatan : Capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan kegiatan Pendataan masalah peternakan, Pemeliharaan kesehatan dan pecegahan penyakit menular ternak, dan Pengawasan perdagangan ternak antar daerah, program Peningkatan produksi hasil peternakan dengan kegiatan Pembangunan sarpras pembibitan ternak, Pembibitan dan perawatan ternak, Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat, Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak, Pengembangan agribisnis peternakan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pembangunan puskeswan serta program Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-48 dengan kegiatan, Penelitian dan pengembangan hasil produksi peternakan, Pembangunan sarpras pasar produksi hasil peternakan, dan Pemeliharaan rutin berkala sarpras pasar produksi peternakan. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja. Meningkatnya produksi ikan 18 Produksi budi daya Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah diproduksi ikan lele konsumsi, nila dan carper sebanyak 32.014 ton di Wilayah Kab. Boyolali. 19 Produksi tangkap Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan pemulihan daya dukung fisik waduk sungai, dengan rehabilitasi luasan dan kedalaman waduk sungai serta pelestarian kapasitas air waduk sungai. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan plasma nutfah yang ada di Waduk ataupun di Sungai tersebut dan turunnya produksi pada tahun depan dapat diantisipasi. 20 Terpenuhinya kebutuhan benih ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini 200 dikarenakan UPTD BBI Tlatar- Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi kebutuhan benih ikan Lele, Nila, Carper, dll untuk masyarakat kelompok pembesaran; 21 Produksi benih ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan permintaan benih di dalam Kab. Boyolali kecenderungan meningkat dan UPTD BBI Tlatar-Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi target melebihi target produksi benih yang telah ditargetkan; 22 Meningkatnya kelompok pembudidaya ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan Dinas Peternakan dan Perikanan melalui petugas teknis lapangan berhasil menyakinkan masyarakat untuk menekuni budidaya perikanan kelompok pembenih, pembesaran dan pengolahan; 23 Meningkatnya konsumsi ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan keberhasilan gemar makan ikan atau memasyarakatkan konsumsi ikan dari kaca mata Tapkin Renstra Dinas peternakan dan perikanan. Analisis untuk 6 enam indikator di atas : a. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan anggaran sebesar Rp. 3.328.111.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 3.182.538.239 sehingga efisiensi anggaran 4,37; b. Analisis programkegiatan : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-49 Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan progam Pengembangan budidaya perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit ikan unggul, Pendampingan kelompok pembudidaya ikan dan kegiatan Pembinaan dan pengembangan perikanan, program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan dengan kegiatan Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan, program Pengembangan sistem penyuluhan perikanan dengan kegiatan Kajian sistem penyuluhan perikanan, program Pengembangan kawasan budidaya laut, payau dan tawar dengan kegiatan Kajian kawasan budidaya laut, payau dan tawar. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja. Akan tetapi perlu dibentuk kelompok pembenih dengan tersentral pada satu atau beberapa lokasi strategis kegiatan pembesaran, sehingga kegiatan pembenihan akan lebih maksimal karena kualitas benihnya dan mendapatkan kepastian pasar benih seiring dengan persaingan benih yang berasal dari jawa timur relatif murah dan kontinyu. 24 Cakupan poktan yang mendapatkan layanan penyuluhan dan menerapkan rekomendasi a. Keberhasilan capaian kinerja indikator ini, dikarenakan semakin bertambahnya jumlah kelompok tani maupun gapoktan yang aktif dan mendapatkan layanan penyuluhan, serta penyuluh menjalankan tupoksinya sesuai dengan programa penyuluhan yang telah ditetapkan. Kendala atau permasalahan dalam pencapaian target kinerja antara lain: - Munculnya kelompok-kelompok tani baru, sementara jumlah penyuluh semakin berkurang; - Kurangnya anggaran untuk pelatihan bagi penyuluh dan petani dalam meningkatkan ketrampilannya. Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara lain: - Melaksanakan revitalisasi kelompok tani; - Mengupayakan anggaran untuk penyelenggaraan diklat atau pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan penyuluh serta petani dan kelembagaan petani. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Penyuluhan dan Pengembangan SDM dan tenaga penyuluh se-Kabupaten Boyolali. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara: - Mengoptimalkan peran THL-TB Penyuluh Pertanian dalam membantu pelaksanaan kegiatan penyuluhan; - Melakukan monev dan pembinaan sistem kerja penyuluh, yaitu LAKU Latihan dan Kunjungan; - Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,53 dari anggaran Rp. 502.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 499.344.323,00; c. Analisis program kegiatan : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-50 Untuk menunjang capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pemberdayaan Penyuluh PertanianPerkebunan Lapangan dengan kegiatan Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian perkebunan, dengan melakukan monev dan pembinaan sistem kerja penyuluh, yaitu LAKU Latihan dan Kunjungan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, tetapi diperlukan perbaikan beberapa aspek antara lain; perlunya penilaian kelas kelompok tani secara berkala, pelatihan terhadap tenaga penyuluh, dan fasilitasi sarana penyuluhan dan percontohan, sehingga kegiatan penyuluhan bisa lebih efektif dan tepat sasaran. 25 Mempertahankan persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah terjadi pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Boyolali yang semula bertumpu pada sektor primer yaitu sektor pertanian dan sumberdaya alam menuju daerah industri yang bertumpu pada sektor sekunder dan tersier yaitu sektor perdagangan, industri dan jasa. Kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah Kab Boyolali adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Pertanian dan sektor Perdagangan. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah alih fungsi lahan pertanian, berkurangya rumah tangga petani serta semakin berkurangya tenaga kerja di sektor pertanian. Sedangkan upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah peningkatan produktifitas lahan pertanian melalui peningkatan ketersediaan air berupa pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, peningkatan penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan. 26 Laju pertumbuhan produksi sektor pertanian Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan meningkatkan jumlah produksi pada sektor pertanian, hal ini dipicu dengan meningkatnya kegiatan tanaman pangan yang tumbuh sebesar 12. Hal ini didukung keberhasilan dalam pelaksanaan programkegiatan prioritas antara lain peningkatan ketersediaan air berupa pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, peningkatan penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, peningkatan produksi peternakan dan perikanan budidaya. Hambatanpermasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah alih fungsi lahan pertanian, berkurangya rumah tangga petani serta semakin berkurangya tenaga kerja di sektor pertanian. Sedangkan solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah peningkatan produktifitas lahan pertanian melalui peningkatan ketersediaan air berupa pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, peningkatan penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan. 27 Meningkatnya nilai tukar petani Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kondisi harga komoditas pertanian utama pada tahun 2016 cukup stabil dan menguntungkan pada tingkat usaha tani, sedangkan kebutuhan sarana produksi pertanian cukup tersedia dengan harga yang terjangkau, sehingga hasil yang diperoleh petani dari usaha LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III-51 pertanian masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan untuk modal usahanya. Analisis untuk 3 tiga indikator di atas : c. Efiseinsi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : - Sumberdaya manusia maupun peralatan telah dipergunakan secara efisien sesuai dengan standar harga satuan yang berlaku, adapun dalam penyusunan dokumen dilaksanakan dengan membentuk Tim Penyusun dengan melibatkan instansi terkait khususnya BPS Boyolali; - Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 18,12 dari anggaran Rp. 54.500.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 44.623.500,00; a. Ketiga indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan datainformasi dan kegiatan Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan ekonomi. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.

11. Meningkatnya sistem pembangunan perkebunan melalui diversifikasi teknologi,