Indikator ini tidak dilaksanakan disebabkan karena adanya implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah daerah khususnya
dalam pasal 298 ayat 5 mensyaratkat penerima hibah adalah Badan, Lembaga dan Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia.
10. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan serta
diversifikasi bahan pangan
Tabel 3.10 Pencapaian Kinerja Sasaran 10
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016 Transisi
Ta rg
et N
as io
n al
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016
K at
eg or
i Koordinato
r SKPD Pengampu
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an Ta
rg et
R ea
lis as
i C
ap ai
an 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
1 Mempertahankan rata-
rata produksi susu sapi perah litertahun
juta liter
36,42114 -
46 132,17 46,776 132,32
39,63 111,00
64,30 178,31 45,50 124,93
36,42 49,9
137,01 A Disnakkan 2
Jumlah produksi daging ton
8.926,317 -
11.772 135
10,568 120,17 21,585
244,24 11.070 124,64 9.630 107,88 8926,32 11.841,00
132,65 A Disnakkan 3
Jumlah produksi telur ton
10.242,169 -
22.684 227
14.331 142,46 20,017
197,79 12.300 120,81 23.480 229,25 10242,17 24.759,55
241,74 A Disnakkan 4
Persentase kawasan perikanan budidaya
yang sehat 70
- -
- 60 109,09
53 88,33
56 86,15 75 107,14
70 75
107,14 A Disnakkan Menurunnya angka
kesakitan ternak morbiditas
- Disnakkan
5 - Ternak besar
3 -
3 100
3 100
3.87 71 4,20
94 1,9
100 3
0,01 100 B Disnakkan
6 - Ternak kecil
5 -
0,2 100
0,6 833,33 5.65
87 7,15 93 0,16
100 5
0,03 100 B Disnakkan
7 - Ternak unggas
15 -
10 100
10 150
16.81 88 19,00
90 0,036 100
15 0,05
100 B Disnakkan Menurunnya angka
kematian ternak mortalitas
- Disnakkan
8 - Ternak besar
0,8 -
0,1 100
0,2 400
0.95 81 1,8
84 0,002 100
0,8 0,005
100 B Disnakkan 9
- Ternak kecil 1,2
- 0,2
100 0,2
600 1.38
85 1,9 93 0,007
100 1,2
100 B Disnakkan 10
- Ternak unggas 10
- 5
100 5
200 12.60
74 13,10 90 0,001
100 10
0,04 100 B Disnakkan
Meningkatnya populasi ternak dirinci
- Disnakkan
11 - Sapi Potong
ribu ekor
90,691 -
97.110 109,24 98,248 109,96
90,100 100,34 76,38 84,64
86,99 95,92
90,69 95,66
105,48 A Disnakkan 12
- Sapi Perah ribu
ekor 64,83
- 86.073
138 88,498 140,65
80,800 127,14 72,12 112,36
86,36 133,21
64,83 89,84
138,58 A Disnakkan 13
- Kambing dan Domba ribu
ekor 171,7
- 172.727
105 161,972 97,19 117,400
69,75 153,82 90,48 136,69 79,61
171,70 139,13
81,03 B Disnakkan 14
- Ayam Buras ribu
ekor 1249,725
- 1.269.822
106 1.852.775 152,87 417,600 341,14 839,58 67,91 887,71
71,09 1249,73 815,59
65,26 C Disnakkan 15
- Ayam Pedaging ribu
ekor 312,181
- 783.000
261 2.772.857 915,13 951,600 310,95 1.294,58 418,84 3488,94 1117,60
312,18 14.501,87 4645,34 A Disnakkan 16
- Ayam Petelur ribu
ekor 728,423
- 387.588
55 1.814.302 256,62 1108,000 155,17 1.025,58 142,20 1872,92
257,12 728,42 2.357,89
323,70 A Disnakkan 17
- Itik ribu
ekor 133,926
- 129.464
101 196,8 151,4 118,300
90,11 172,04 129,74 172,06 128,47
133,93 158,83
118,60 A Disnakkan Meningkatnya produksi
ikan -
Disnakkan 18
- Produksi budi daya ton
7050 -
17,023 293,50 42.000
690 18.091 28 3
23.935 356,49 32014
454,10 7050
33.027 468,47 A Disnakkan
19 - Produksi tangkap
ton 1094
- 910 101,11
1.845 195 1.586 16
1.560 149,71 1641
150 1094
2.319 211,97 A Disnakkan
20 Terpenuhinya
kebutuhan benih ikan 50
- 35 116,67
62 177,14 27
67,5 44 97,78
81,7 163,40
50 81,7
163,40 A Disnakkan 21
Produksi benih ikan juta
ekor 32,581312
- 56 180,65
120,75 385,66 89,40
282,70 148,24 459,53 122,66
380,24 32,58
144,53 443,60 A Disnakkan
22 Meningkatnya
kelompok pembudidaya ikan
Kelom pok
13 -
8 100
82 820
15 136,36
15 125,00 16 123,08
13 16
123,08 A Disnakkan 23
Meningkatnya konsumsi ikan
kgka pitath
14 -
12 150
12 133,33 11,2
112 13 108,33
15,42 110,14
14 20
142,86 A Disnakkan 24
Cakupan poktan yang mendapatkan layanan
penyuluhan dan menerapkan
rekomendasi 90
- -
- 75 100 80
100 85,3 100,35
90 100
90 90
100 B BKP3
25 Mempertahankan
persentase kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB 34
- -
- 35.76 105,18
35,41 104,147 34,49 101,44
32,03 94,21
34 23,50
69,12 C Bappeda 26
Laju pertumbuhan produksi sektor
2 -
- -
2.06 103
1,51 75,5
2,15 107,5 1
50 2
6,50 325 A Bappeda
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-45
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016 Transisi
Ta rg
et N
as io
n al
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016
K at
eg or
i Koordinato
r SKPD Pengampu
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an Ta
rg et
R ea
lis as
i C
ap ai
an 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
pertanian 27
Meningkatnya nilai tukar petani
107 -
- -
- -
106,8 102,201 104,73 98,80 105,43
99,27 107
107 100 B Bappeda
Rata-rata 126,54
271,13 138,71
140,93 176,91
327,56 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 27 dua puluh tujuh indikator kinerja dengan
capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 327,56 kategori sangat baik terdiri dari 16 enam belas indikator kategori sangat baik 59,26, 9 sembilan indikator
kategori baik 33,33, dan 2 dua indikator kategori cukup 7,41. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 10 sepuluh per indikator :
1 Mempertahankan rata-rata produksi susu sapi perah litertahun Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan oleh dua faktor yaitu :
a. Faktor utama yaitu jaminan kehidupan keseharian masyarakat peternak sapi perah karena harga jual susu yang cukup menguntungkan dan dapat disisihkan
untuk kebutuhan lain tabungan, dominansi kebijakan pemerintah Kab. Boyolali akan fokus memulihkan icon Kab. Boyolali sebagai Kota Susu, Iklim usaha susu
yang cukup kompetitif;
b. Faktor pendukung yaitu ternak sapi perah lebih menjanjikan keuntungan harian dari pada beternak sapi potong, akses permodalan KUPS dan kesadaran
masyarakat peternak akan kualitas pakan yang mempengaruhi produktivitas susu sapi perah, dan jika hal ini dilakukan maka keuntungan akan lebih
meningkat.
2 Jumlah produksi daging Keberhasilan capaian indikator kinerja ini diperoleh dari produksi daging sapi potong,
domba, kambing, kelinci, ayam pedaging, ayam petelur dan lain-lain sampai dengan itik selama 1 tahun;
3 Jumlah produksi telur Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan harga jual telur cenderung
meningkat dan stabil selama tahun.
4 Persentase kawasan perikanan budidaya yang sehat. a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan adanya peningatan
kelembagaan dan kemampuan produktivitas kelompok pembudidaya; b. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya
dilakukan dengan adanya SDM Penyuluh Kecamatan dan SDM di Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan;
Menurunnya angka kesakitan ternak morbiditas
5 Ternak besar
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-46
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan mulai meningkatnya kesadaran peternak terhadap pemahaman penyakit ternak besar dan diagnosa awal
penyakit ternak besar
6 Ternak kecil Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan kelompok peternak telah
menyadari pentingnya biosekuriti maupun manajemen pemeliharaan sehingga menyebabkan kambing ternak kecil berkurang kerentanannya terhadap penyakit
7 Ternak unggas Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan higienis kandang unggas telah
terjaga dan peternak lebih peduli akan kebersihan kandang.
Menurunnya angka kematian ternak mortalitas
8 Ternak besar Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami
treatment pengobatan, maka mortalitas biasanya dapat ditekan
9 Ternak kecil Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan peternak telah memahami
penanganan kambing domba disaat musim panca roba atau penghujan, manajemen kualitas pakan waktu penghujan.
10 Ternak unggas Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah musnahnya virus Flu
burung dan meningkatnya cara beternak unggas yang baik dikalangan masyarakat.
Meningkatnya populasi ternak dirinci
11 Sapi Potong Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan ternak keluar dan pemotongan
di Kab. Boyolali lebih besar dari pada mutasi ternak masuk, belum lagi adanya beberapa investor yang kecenderungan melirik usaha pembesaran sapi potong di
Kab. Boyolali yang kemungkinan tidak mempertimbangkan bufferstock sapi potong di Kab. Boyolali dari pada keuntungan usahanya
12 Sapi Perah Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga susu di Wil. Kab.
Boyolali meningkat dibandingkan tahun lalu, adanya fakta pada kalangan masyarakat dengan adanya harga susu yang potensial akan menjamin kehidupan
sehari-hari peternak tersebut.
13 Kambing dan Domba
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-47
Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan mutasi ternak keluar wilayah Kab. Boyolali lebih besar dari pada ternak masuk ke dalam Wil. Kab. Boyolali dan
ditambah lagi pemotongan kambing domba pada waktu hari raya kurban karena harga jual yang tinggi dan belum diimbangi dengan mutasi ternak masuk ke Kab.
Boyolali.
14 Ayam Buras Kegagalan capaian kinerja indikator ini dikarenakan dilema traumatis masyarakat
akan dampak kasus flu burung pada tahun 2011 2012, yang menyebabkan masyarakat lebih memiih jenis unggas lain yang lebih aman.
15 Ayam Pedaging Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan sebagian besar peternak ayam
buras beralih ke ayam pedaging walaupun telah ada data yang aktual menunjukan peminatan lagi pada pemeliharaan ayam buras. Ayam pedaging masih tetap jadi
primadona unggas, dikarenakan kelebihan ayam pedaging yaitu tidak memerlukan tempat usaha yang luas kandang komunal, waktu yang relatif singkat 40-45 hari
dan harga jual yang stabil serta menguntungkan dibandingkan dengan biaya produksinya.
16 Ayam Petelur Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan harga jual per kilogram telur
yang selalu meningkat. Kelayakan usaha telur tersebut prospektif dan untuk ayam afkir yang tidak produktif masih memiliki nilai ekonomis karena masih laku dijual
dengan harga yang tinggi hamper setara dengan ayam buras. Sehingga masyarakat antusias untuk usaha ayam petelur ini.
17 Itik Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan itik sebagai ternak subtitusi
ternak dari ayam buras dengan kelebihan tahan penyakit dan permintaan pasar yang mulai meningkat.
Analisis untuk 17 tujuh belas indikator di atas : a. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya
dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 3.337.659.700,00 dengan realisasi sebesar Rp. 3.251.222.437,00 terdapat efisiensi sebesar 2,59;
b. Analisis programkegiatan : Capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak dan kegiatan Pendataan masalah peternakan, Pemeliharaan kesehatan dan pecegahan penyakit menular ternak, dan
Pengawasan perdagangan ternak antar daerah, program Peningkatan produksi hasil peternakan dengan kegiatan Pembangunan sarpras pembibitan ternak,
Pembibitan dan perawatan ternak, Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat, Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak, Pengembangan
agribisnis peternakan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan, Pembangunan puskeswan serta program Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-48
dengan kegiatan, Penelitian dan pengembangan hasil produksi peternakan, Pembangunan sarpras pasar produksi hasil peternakan, dan Pemeliharaan rutin
berkala sarpras pasar produksi peternakan. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.
Meningkatnya produksi ikan
18 Produksi budi daya
Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah diproduksi ikan lele konsumsi, nila dan carper sebanyak 32.014 ton di Wilayah Kab. Boyolali.
19 Produksi tangkap Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan pemulihan
daya dukung fisik waduk sungai, dengan rehabilitasi luasan dan kedalaman waduk sungai serta pelestarian kapasitas air waduk sungai. Hal ini dimaksudkan untuk
mengembalikan plasma nutfah yang ada di Waduk ataupun di Sungai tersebut dan turunnya produksi pada tahun depan dapat diantisipasi.
20 Terpenuhinya kebutuhan benih ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini 200 dikarenakan UPTD BBI Tlatar-
Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi kebutuhan benih ikan Lele, Nila, Carper, dll untuk masyarakat kelompok pembesaran;
21 Produksi benih ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan permintaan benih di dalam
Kab. Boyolali kecenderungan meningkat dan UPTD BBI Tlatar-Bangak dan seluruh UPR Wil. Kab. Boyolali mampu memenuhi target melebihi target produksi benih
yang telah ditargetkan;
22 Meningkatnya kelompok pembudidaya ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan Dinas Peternakan dan
Perikanan melalui petugas teknis lapangan berhasil menyakinkan masyarakat untuk menekuni budidaya perikanan kelompok pembenih, pembesaran dan pengolahan;
23 Meningkatnya konsumsi ikan Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan keberhasilan gemar makan
ikan atau memasyarakatkan konsumsi ikan dari kaca mata Tapkin Renstra Dinas peternakan dan perikanan.
Analisis untuk 6 enam indikator di atas : a. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan
anggaran sebesar Rp. 3.328.111.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 3.182.538.239 sehingga efisiensi anggaran 4,37;
b. Analisis programkegiatan :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-49
Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan progam Pengembangan budidaya perikanan dengan kegiatan Pengembangan bibit ikan unggul,
Pendampingan kelompok pembudidaya ikan dan kegiatan Pembinaan dan pengembangan perikanan, program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan dengan kegiatan Kajian optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan, program Pengembangan sistem penyuluhan
perikanan dengan kegiatan Kajian sistem penyuluhan perikanan, program Pengembangan kawasan budidaya laut, payau dan tawar dengan kegiatan
Kajian kawasan budidaya laut, payau dan tawar. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.
Akan tetapi perlu dibentuk kelompok pembenih dengan tersentral pada satu atau beberapa lokasi strategis kegiatan pembesaran, sehingga kegiatan pembenihan
akan lebih maksimal karena kualitas benihnya dan mendapatkan kepastian pasar benih seiring dengan persaingan benih yang berasal dari jawa timur relatif
murah dan kontinyu.
24 Cakupan poktan yang mendapatkan layanan penyuluhan dan menerapkan rekomendasi
a.
Keberhasilan capaian kinerja indikator ini, dikarenakan semakin bertambahnya jumlah kelompok tani maupun gapoktan yang aktif dan mendapatkan layanan
penyuluhan, serta penyuluh menjalankan tupoksinya sesuai dengan programa penyuluhan yang telah ditetapkan.
Kendala atau permasalahan dalam pencapaian target kinerja antara lain: - Munculnya kelompok-kelompok tani baru, sementara jumlah penyuluh
semakin berkurang; - Kurangnya anggaran untuk pelatihan bagi penyuluh dan petani dalam
meningkatkan ketrampilannya. Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara
lain:
-
Melaksanakan revitalisasi kelompok tani; - Mengupayakan anggaran untuk penyelenggaraan diklat atau pelatihan untuk
meningkatkan kapasitas dan kemampuan penyuluh serta petani dan kelembagaan petani.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang Penyuluhan dan
Pengembangan SDM dan tenaga penyuluh se-Kabupaten Boyolali. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:
- Mengoptimalkan peran THL-TB Penyuluh Pertanian dalam membantu pelaksanaan kegiatan penyuluhan;
- Melakukan monev dan pembinaan sistem kerja penyuluh, yaitu LAKU Latihan dan Kunjungan;
- Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 0,53 dari anggaran Rp. 502.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 499.344.323,00;
c. Analisis program kegiatan :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-50
Untuk menunjang capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pemberdayaan Penyuluh PertanianPerkebunan Lapangan dengan
kegiatan Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian perkebunan, dengan melakukan monev dan pembinaan sistem kerja penyuluh, yaitu LAKU Latihan
dan Kunjungan. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, tetapi diperlukan
perbaikan beberapa aspek antara lain; perlunya penilaian kelas kelompok tani secara berkala, pelatihan terhadap tenaga penyuluh, dan fasilitasi sarana
penyuluhan dan percontohan, sehingga kegiatan penyuluhan bisa lebih efektif dan tepat sasaran.
25 Mempertahankan persentase kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan telah terjadi pergeseran
struktur ekonomi di Kabupaten Boyolali yang semula bertumpu pada sektor primer yaitu sektor pertanian dan sumberdaya alam menuju daerah industri yang bertumpu
pada sektor sekunder dan tersier yaitu sektor perdagangan, industri dan jasa. Kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah Kab Boyolali adalah sektor
Industri Pengolahan, sektor Pertanian dan sektor Perdagangan. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah alih
fungsi lahan pertanian, berkurangya rumah tangga petani serta semakin berkurangya tenaga kerja di sektor pertanian. Sedangkan upaya dilakukan untuk
menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah peningkatan produktifitas lahan pertanian melalui peningkatan ketersediaan air berupa
pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, peningkatan penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.
26 Laju pertumbuhan produksi sektor pertanian Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan meningkatkan jumlah
produksi pada sektor pertanian, hal ini dipicu dengan meningkatnya kegiatan tanaman pangan yang tumbuh sebesar 12. Hal ini didukung keberhasilan dalam
pelaksanaan programkegiatan prioritas antara lain peningkatan ketersediaan air berupa pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi,
peningkatan penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, peningkatan produksi peternakan dan perikanan budidaya.
Hambatanpermasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah alih fungsi lahan pertanian, berkurangya rumah tangga petani serta semakin
berkurangya tenaga kerja di sektor pertanian. Sedangkan solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah peningkatan
produktifitas lahan pertanian melalui peningkatan ketersediaan air berupa pembangunan embung, peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi, peningkatan
penerapan alat mesin pertanian serta perlindungan lahan pertanian berkelanjutan.
27 Meningkatnya nilai tukar petani Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan kondisi harga
komoditas pertanian utama pada tahun 2016 cukup stabil dan menguntungkan pada tingkat usaha tani, sedangkan kebutuhan sarana produksi pertanian cukup tersedia
dengan harga yang terjangkau, sehingga hasil yang diperoleh petani dari usaha
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-51
pertanian masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan untuk modal usahanya.
Analisis untuk 3 tiga indikator di atas : c. Efiseinsi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :
- Sumberdaya manusia maupun peralatan telah dipergunakan secara efisien sesuai dengan standar harga satuan yang berlaku, adapun dalam
penyusunan dokumen dilaksanakan dengan membentuk Tim Penyusun dengan melibatkan instansi terkait khususnya BPS Boyolali;
- Penggunaan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 18,12 dari anggaran Rp. 54.500.000,00 direalisasikan sebesar Rp. 44.623.500,00;
a. Ketiga indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan datainformasi dan kegiatan Penyusunan dan analisis data informasi
perencanaan pembangunan ekonomi. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
11. Meningkatnya sistem pembangunan perkebunan melalui diversifikasi teknologi,