Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan bekerja sama lintas bidang dan sektoral untuk kegiatan Posyandu di desa, melibatkan kader kesehatan di desa, bidan desa, petugas Promkes dan Kepala Puskesmas serta adanya dana BOK untuk pertemuan peningkatan pengetahuan Kader Posyandu di desa untuk penghitungan ulang tentang Strata Posyandu. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja masih banyak posyandu yang belum memenuhi standar penghitungan Strata Kuantitatif Jawa Tengah yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah tahun 2007. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah meningkatkan koordinasi lintas sektoral dengan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten serta kembali menyamakan persepsi tentang penghitungan Standar Strata Posyandu melalui petugas promkes, bidan coordinator Puskesmas, Kecamatan sampai ke Desa. b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : - Terbitnya SK Bupati tentang Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten dan evaluasi Posyandu ke Puskesmas; - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 18.215.000,00 dengan realisasi sebesar Rp 17.715.500,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 2,74. c. Analisis penggunaan program dan kegiatan : Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Peningkatan Pelayanan Terpadu. Dilaksanakan upaya yang menunjang berupa Pertemuan Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kabupaten dan evaluasi kegiatan Posyandu melalui Puskesmas, Kecamatan dan desa, juga pendataan ulang Strata Posyandu. 4 Cakupan kampanye kesehatan melalui media promkes a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena telah dilaksanakan pelaksanaan kampanye kesehatan dengan media promosi berupa leaflet,poster, stiker, spanduk, MMT, radio Spot, dan Talk show radio yang berisi informasi kesehatan kepada masyarakat menuju perilaku hidup sehat dengan kesadaran sendiri. Dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak ditemukan kendala yang berarti, namun demikian diperlukan inovasi di tahun berikutnya agar masyarakat sasaran lebih dapat menerima sesuai dengan kemajuan teknologi informasi b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 60.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 59.262.450,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 1,23; c. Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Pengembangan media Promosi dan Informasi sadar Hidup Sehat. Kegiatan dilakukan dengan melakukan cetak poster, maupun talk show di radio, serta pembuatan film pendek kesehatan, untuk menggugah perilaku masyarakat dalam melaksanakan pola hidup yang sehat. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.

35. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat

LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 126 Tabel 3.35 Pencapaian Kinerja Sasaran 35 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100 100 100 100 100 B Dinkes 2 Persentase balita ditimbangberat badannya DS 85 - 70 100 85,3 113,73 82 93,79 82,7 97,29 84,9 100 85 83 98 B Dinkes 3 cakupan pemberian vit A pada balita 6-59 bulan 95 - - - 98,5 115,88 98 91,37 98 103,16 99 104 95 99 104,14 A Dinkes 4 Cakupan ASI Eksklusif 60 - - - 33 94,29 51 121,21 58 128,89 51,6 115 60 57 95,67 B Dinkes 5 cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe 90 - - - 89,84 105,69 90 100,18 94,6 105,11 92,7 103 90 93 103,44 A Dinkes 6 cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium 90 - - - 94,6 118,25 93 95,14 95,2 105,78 97,2 108 90 94 103,98 A Dinkes 7 Cakupan Balita Gakin 6-24 bulan mendapat MP ASI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 59,5 60 100 100 100 B Dinkes Rata-rata 100 105,98 100,24 105,75 98,47 100,75 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 7 tujuh indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 100,75 kategori sangat baik terdiri dari 3 tiga indikator kategori sangat baik 42,86, 4 empat indikator kategori baik 57,14. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 35 tiga puluh lima per indikator : 1 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena semua petugas sudah mendapatkan pelatihan pemantauan pertumbuhan, 1 RSU rujukan sudah mendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk, tersedianya PMT pemulihan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas dan distibusi MP ASI dari APBN untuk balita kurang gizi, sehingga balita yang terdeteksi gizi buruk semua mendapatkan penanganan sesuai standar. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum semua petugas RS maupun Puskesmas perawatan mendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengusulkan adanya pelatihan tata laksana gizi buruk bagi RS dan Puskesmas Perawatan. b. Kegiatan dilakukan dengan melakukan pelacakan kasus gizi buruk, surveilans gizi di Puskesmas dan sosialisasi cara Pemberian Makanan yang baik untuk Bayi dan Anak pada kader posyandu. 2 Persentase balita ditimbang berat badannya DS a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan beberapa kendala seperti jauhnya jarak dari posyandu, karena pengetahuan masyarakat yang kurang akan pentingnya posyandu dan partisipasi masyarakat masih kurang, solusi yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan operasi timbang, sweeping balita, PMT penyuluhan di Posyandu dan insentif untuk kader b. Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas meliputi kegiatan posyandu, refreshing kader, operasi timbang dan kunjungan rumah. 3 Cakupan pemberian vit A pada balita 6-59 bulan LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 127 a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan tersedianya logistik Vitamin A yang cukup, kinerja kader dan petugas kesehatan dalam mendukung pemberian Vitamin A cukup baik; b. Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas meliputi kegiatan posyandu. 4 Cakupan ASI Eksklusif a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini disebabkan banyaknya ibu bekerja dengan masa cuti yang terbatas, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat akan pentingnya gizi serta pola asuh keluarga yang kurang memadai, solusi yang dilakukan adalah mengadakan kegiatan penyuluhan ASI ekslusif dan IMD, pelatiha kader posyandu dan pelatihan motivator ASI serta terbentuknya konselor ASI tingkat puskesmas; b. Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas meliputi kegiatan posyandu. 5 Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena pengetahuan ibu tentang manfaat mengkonsumsi tablet Fe sudah baik serta kesadaran ibu hamil untuk meminum tablet Fe juga sudah meningkat, ini disebabkan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil yang dilaksanakan rutin di desa sering disampaikan tentang hal ini; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pada tahun 2016, stok tablet Fe dari program sangat kurang karena adanya pemberian tablet Fe untuk kelompok remaja puteri, sedangkan pengadaan dari APBD juga sedikit. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pemberian konseling dan penyuluhan pada ibu hamil melalui kelas ibu hamil di desa, KIE pada saat ANC dan penyuluhan melalui buku KIA b. Indikator ini terutama dilaksanakan dengan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas meliputi kegiatan posyandu dan dana dari APBD Kabupaten mealui kegiatan surveilana gizi ke Puskesmas. 6 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan karena sebagian besar garam yang beredar di masayarkat sudah mengandung yodium yang cukup, selain itu keasdaran masyarakat akan pentingnya konsumsi garam yodium juga sudah cukup tinggi; b. Kegiatan dalam pencapaian target kinerja adalah kegiatan pemantauan garam yodium tingkat pedagang bekerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait, LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 128 pemantaaun garam yodium tingkat rumah tangga oleh petugas puskesmas danpenyuluhan tentang manfaat garam yodium di masyarakat. 7 Cakupan Balita Gakin 6-24 bulan mendapat MP ASI Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan tersedianya PMT pemulihan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas dan distibusi MP ASI dari APBN untuk balita kurang gizi, sehingga balita yang terdeteksi gizi buruk semua mendapatkan PMT; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum semua petugas RS maupun Puskesmas perawatan mendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengusulkan adanya pelatihan tata laksana gizi buruk bagi RS dan Puskesmas Perawatan Analisis untuk 7 tujuh indiaktor di atas : a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran sebesar sebesar Rp 50.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 45.962.950,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 8,07; b. Untuk mencapai target 7 tujuh indikator di atas dilaksanakan dengan program Perbaikan Gizi masyarakat dengan 4 empat kegiatan yaitu Penanggulangan Kurang Energi Protein KEP, Anemia Gizi Besi, Kurang Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

36. Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi