yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dan pemantauan secara rutin untuk memperoleh informasi dan data dukung yang lebih lengkap;
b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Sekretariat, Bidang
Ketersediaan dan Distribusi Pangan dan petugas di 19 kecamatan koordinator penyuluh. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan cara:
- Membentuk Tim Pemantau dan penyusun laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah serta tim akses dan harga pangan;
- Merintis media informasi yang terkait data-data pangan melalui aplikasi website;
- Mengoptimalkan SDM dan anggaran yang ada untuk mencapai target kinerja melalui rapat koordinasi persiapan dan evaluasi kegiatan, dari anggaran Rp.
124.290.000,00 dapat terealisasi Rp. 113.969.667,00 sehingga diperoleh efisiensi sebesar 8,30.
c. Analisis programkegiatan : Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan
ketahanan pangan pertanian perkebunan dengan 2 dua kegiatan yaitu Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah dan Pemantauan dan analisis
harga pangan pokok. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi secara
kualitatif data yang terkumpul belum lengkap, salah satunya yaitu data jumlah bahan pangan yang keluar dan masuk Kabupaten Boyolali. Kedepan diperlukan
perbaikan dalam beberapa sub kegiatan dan koordinasi yang lebih intensif dengan pihak-pihak terkait.
9. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi pangan dan
pemanfaatannya
Tabel 3.9 Pencapaian Kinerja Sasaran 9
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun
2011 Tahun
2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Meningkatnya jumlah kelompok tani
yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha pasca panen dan
pengolahan. KWT
40 -
23 100
27 100
30 100
34 100
38 100
40 40
100 B
BKP3 2
Persentase kelompok tani dan kelompok usaha tradisional penerima
bantuan alat teknologi tepat guna TTG yang meningkat
pendapatannya 50
- -
100 18
72 23
76,67 21
52,50 27
54 50
- -
D Bapermasdes
Rata-rata 100
93 88,33
76,25 77
50 D
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 dua indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan rata-rata 50 kategori kurang terdiri dari 1 satu indikator kategori baik 50, dan 1 satu indikator kategroi kurang 50. Berikut analisis
capaian kinerja dari sasaran 9 sembilan per indikator :
1 Meningkatnya jumlah kelompok tani yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha pasca panen dan pengolahan.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-43
a.
Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan semakin bertambahnya kelompok yang menerapkan jaminan mutu usaha pengolahan
pangan, yaitu memiliki ijin SP.IRT bagi kelompok yang memiliki usaha pengolahan dan kelompok yang memiliki sertifikat keamanan pangan berupa
Prima-3 dan sertifikasi PSAT produk Segar Asal Tumbuhan.
Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja antara lain:
- Masyarakat atau produsen pangan masih banyak yang berorientasi produk yang murah, sedangkan untuk kualitas dan keamanan pangan kurang
diperhatikan; - Ada kelompok-kelompok yang sebenenarnya sudah layak, tetapi belum
memiliki SP.IRT. Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut antara
lain: - Memberikan sosialiasi kepada masyarakat dan pelatihan ketrampilan bagi
kelompok-kelompok pengolah pangan; - Memfasilitasi kemudahan dan pendampingan dalam pengurusan ijin SP.IRT
serta sertifikasi Prima-3 dan PSAT Produk Segar Asal Tumbuhan.
b.
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya : Pencapaian target kinerja melibatkan sumber daya di Bidang
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, penyuluh pendamping, aparat desa, dan kelompok masyarakat. Efisiensi penggunaan sumber daya
dilakukan dengan cara :
- Mengoptimalkan peran pendamping kegiatan dan fasilitasi pelatihan bagi kelompok KWT untuk meningkatkan ketrampilannya;
- Melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman pelaksanaan kegiatan;
- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar mendukung pencapaian target kinerja, dari anggaran Rp. 269.930.000,00
dapat direalisasikan Rp. 257.561.200,00 sehingga diperoleh efisiensi sebesar 4,58.
c. Analisis programkegiatan : Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan
ketahanan pangan pertanian perkebunan dan 2 dua kegiatan yaitu Peningkatan mutu dan keamanan pangan dan kegiatan Penelitian dan
pengembangan teknologi pasca panen. Dengan cara melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman pelaksanaan kegiatan. Program
dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja,
diperlukan upaya fasilitasi dan kemudahan bagi kelompok-kelompok pengolah pangan dalam mengurus ijin SP.IRT dan juga sertifikasi produk pangan segar,
ketersediaan bahan baku dan akses pasar.
2 Persentase kelompok tani dan kelompok usaha tradisional penerima bantuan alat teknologi tepat guna TTG yang meningkat pendapatannya
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-44
Indikator ini tidak dilaksanakan disebabkan karena adanya implementasi dari Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah daerah khususnya
dalam pasal 298 ayat 5 mensyaratkat penerima hibah adalah Badan, Lembaga dan Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum Indonesia.
10. Meningkatnya jumlah produksi dan produktivitas peternakan dan perikanan serta