Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat

Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang Penjabaran perubahan APBD, Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah, Peningkatan manajemen asetbarang daerah, Peningkatan manajemen investasi daerah, Revaluasiappraisal asetbarang daerah, Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi pajak Daerah, Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB dan BPHTB, Intensifikasi pendapatan lain-lain, Koordinasi dan Rekonsiliasi pengelolaan keuangan daerah, Perencanaan Pengelolaan Administrasi barang milik daerah, Penatausahaan barang milik Daerah, Pemanfaatan barang milik daerah, Pengamanan dan pemeliharaan Aset Daerah, Penghapusan dan pemindah Tanganan Aset Daerah, Penyusunan surat penyediaan Dana Anggaran Belanja Daerah, Pengendalian pengeluaran keuangan Daerah, Penyelengaraan rapat koordinasi Bendahara pengeluaran, Pengendalian Operasional Pendapatan Daerah, Pengelolaan Kas Daerah, Fasilitasi penyusunan dokumen pelaksanaan Anggaran SKPD, Peningkatan pengelolaan Dana bantuan Daerah, Pemeliharaan data PBB dan BPHTB, Peningkatan pelayanan publik bidang PBB dan BPHTB, Pengembangan Pengelolaan Gaji, Bintek Peraturan Perundang-undangan, Program optimalisasi pemanfaatan tehnologi informasi dengan kegiatan Penyusunan sistem informasi terhadap layanan public, program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan Keuangan Kabupaten Kota dengan kegiatan Evaluasi Administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan kegiatan Evaluasi dan Monitoring bantuan keuangan kepada masyarakat, program Pengendalian Kerugian Daerah dengan kegiatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan TPTGR, program Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur dengan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan formal, serta program Pembangunan Daerah terpadu dengan kegiatan Pelaksanaan dana WISMP-2 dan kegiatan Koordinasi penyusunan laporan dana tugas pembantuan.

68. Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat

Tabel 3.68 Pencapaian Kinerja Sasaran 68 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat desa 8 - 10 200 15 250 9 112,5 8 100 8 100 8 16 200 A Dinsosnaker trans 2 Jumlah penyandang cacat dan penyandang masalah sosial yang meningkat ketrampilanya orang 45 - 12 60 10 100 30 100 40 100 40 100 45 45 100 B Dinsosnaker trans 3 Jumlah transmigrasi yang ditempatkan KK 30 - 29 82,86 25 62,5 13 32,5 4 8,89 5 20 30 10 33,33 D Dinsosnaker trans 4 Jumlah kerja sama dengan daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi Mou 3 - 3 100 1 33,33 2 66,67 1 33,33 1 33,33 3 1 33,33 D Dinsosnaker trans Rata-rata 110,71 111,46 77,92 60,56 63,33 91,67 B Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 empat indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 91,67 kategori baik terdiri dari 1 satu indikator kategori sangat baik 25, 1 satu indikator ketagori baik 25, dan 2 dua indikator kategori kurang 50. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 68 enam puluh delapan per indikator : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 229 1 Jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan didukung adanya kerjasama yang baik antara dinas, lembaga desa dan orsos; b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 13,04 dari anggaran sebesar Rp. 463.872.250,00 digunakan sebesar Rp. 403.393.400,00; c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan dua program yaitu program Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS lainnya dengan kegiatan Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin, Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin dan kegiatan Operasional dan monitoring Program Keluarga Harapan, serta dengan program Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial dengan kegiatan Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha, Peningkatan jenjang kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat, Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat dan kegiatan Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial. Pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target ini melalui koordinasi dengan dinas terkait kepala desa, PSM,TKSK, bentuk kegiatan berupa penyuluhan dan temu konsultasi Orsos, PSM, PSKS, untuk meningkatkan pemahaman potensi sumber kesejahteraan. 2 Jumlah penyandang cacat dan penyandang masalah sosial yang meningkat ketrampilanya a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan dengan adanya alokasi anggaran APBD dan APBD I; b. Analisis penggunaan sumber daya : Pelaksanaan pelatihan melibatkan Lembaga Pelatihan Ketrampilan LPK Gamatika. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan : - Membuka pengumuman perihal pelatihan melalui perwakilan dari petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, selanjutnya TKSK yang membantu melakukan perekrutan, seleksi dilaksanakan dikantor; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 7,23 dari anggaran sebesar Rp. 541.493.750,00 digunakan sebesar Rp. 502.337.565,00. c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan kegiatan Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia, Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal, Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana, Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS, Penanganan masalah-masalah strategis yang LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 230 menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, dan Monitoring, evaluasi dan pelaporan, program Pembinaan para penyandang cacat dan trauma dengan kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma, program Pembinaan anak terlantar dengan kegiatan Penyusunan data dan analisis permaslahan anak terlantar, program Pembinaan panti asuhan panti jompo dengan kegiatan Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan jompo dan kegiatan Peningkatan ketrampilan tenaga pelatih dan pendidik kesejahteraan social masyarakat. Cara mencapainya melalui kegiatan Cara mencapainya melalui kegiatan pelatihan ketrampilan berupa pelatihan kursus menjahit bagi penyandang cacat dan memberikan bantuan berupa mesin jahit dan dynamo. 3 Jumlah transmigrasi yang ditempatkan a. Kegagalan daripada penempatan transmigrasi bukan semata-mata karena kinerja yang tidak bagus, tetapi dikarenakan : - Kuota ditentukan oleh pemerintah pusat; - Kuota yang diberikan kepada kota tidak selalu mendasar pada daerah yang dijajagi. Jadwal penempatan transmigrasi selalu dipenghujung tahun anggaran sehingga menyulitkan administrasi keuangan; - Kabupaten penempatan yang ditunjuk oleh Ditjen P2Ktrans kadang-kadang sulit mendapatkan persetujuan SPP Surat Perintah Pemberangkatan dari Gubernur, sehingga terjadi kegagalan pemberangkatan penempatan Penyuluhan; - Transmigran yang sudah ditempatkan tahun-tahun sebelumnya masih menyisakan masalah terkait pembagian lahan dan pembagian sertifikat tanah Usaha yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan diatas antara lain : Melakukan pendekatan dan berkoordinasi dengan Dinakertransduk Provinsi dan Kemenakertrans serta kabupaten penempatan. b. Pelaksanaan kegiatan ini melalui beberapa tahap yaitu meliputi identifikasi, penyuluhan, pendaftaran, seleksi, pemantabanpembinaan. 4 Jumlah kerja sama dengan daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini karena dipengaruhi dengan penempatan transmigran. Karena perjanjian ini ada bila ada kesepakatan penempatan transmigrasi antara daerah pengirim dan penerima transmigrasi. Penempatan transmigrasi tahun 2016 hanya pada 1 lokasi sehingga MOU yang dikeluarkan hanya satu; b. Pelaksanaan kegiatan melalui peninjauan lokasi yang akan ditempati penjajagan, cecking lokasi, rapat-rapat koordinasi Pusat, Provinsi, Kabupatenkota penerima transmigran. Analisis 2 dua indikator di atas : a. Efisiensi daripada anggaran karena digunakan sesuai kebutuhan dan karena kegiatan ini tidak terlaksana sesuai yang ditargetkan. Anggaran yang tersedia sebesar Rp. 321.625.000,00 terserap Rp. 213.250.827,00 sehingga terdapat efesiensi sebesar 33,70; LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 231 b. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan wilayah transmigrasi dan kegiatan Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.

69. Terlaksananya tertib administrasi kependudukan dengan tersedianya data dan