Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi

pemantaaun garam yodium tingkat rumah tangga oleh petugas puskesmas danpenyuluhan tentang manfaat garam yodium di masyarakat. 7 Cakupan Balita Gakin 6-24 bulan mendapat MP ASI Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan tersedianya PMT pemulihan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK yang anggarannya tersebar di 29 Puskesmas dan distibusi MP ASI dari APBN untuk balita kurang gizi, sehingga balita yang terdeteksi gizi buruk semua mendapatkan PMT; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum semua petugas RS maupun Puskesmas perawatan mendapatkan pelatihan tata laksana gizi buruk Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengusulkan adanya pelatihan tata laksana gizi buruk bagi RS dan Puskesmas Perawatan Analisis untuk 7 tujuh indiaktor di atas : a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran sebesar sebesar Rp 50.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 45.962.950,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 8,07; b. Untuk mencapai target 7 tujuh indikator di atas dilaksanakan dengan program Perbaikan Gizi masyarakat dengan 4 empat kegiatan yaitu Penanggulangan Kurang Energi Protein KEP, Anemia Gizi Besi, Kurang Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium GAKY dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

36. Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi

termasuk obat asli indonesia, makanan dan perbekalan kesehatan Tabel 3.36 Pencapaian Kinerja Sasaran 36 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Persentase Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90 - 90 100 92 100 93 100 99 105,32 96 102 90 96 107 A Dinkes 2 Persentase ketersediaan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan 90 - 65 100 70 100 75 100 99 123,75 90 113 90 96 107 A Dinkes 3 Persentase Puskesmas RS dan apotik yg melaksanakan pelayanan kefarmasian 100 - 100 100 10 100 10 100 100 100 100 100 100 100 100 B Dinkes Rata-rata 100 83,95 100 109,69 104,88 104,44 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 tiga indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 104,44 kategori sangat baik terdiri dari 2 dua indikator kategori sangat baik 66,67, dan 1 satu indikator kategori baik 33,33. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 36 tiga puluh enam per indikator : LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 129 1 Persentase Ketersediaan obat sesuai kebutuhan a. Keberhasilan capaian taregt indikator ini kinerja disebabkan tersedianya anggaran untuk penyediaan Obat dan Bahan Pakai Habis yang berasal dari Dana Alokasi Khusus bidang kesehatan, dan adanya dukungan anggaran BLUD Puskesmas untuk menyediakan obat yang tidak terkover dalam anggaran DAK, sehingga kebutuhan untuk obat dapat terpenuhi. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah adanya realokasi DAK yang kemudian direalokasikan lagi pada anggaran perubahan, sehingga mengalami kendala dalam pengadaannya. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menyelesaikan pengadaan dalam anggaran perubahan b. Kegiatan dilakukan dengan melakukan pengadaan obat secara elektronik maupun melalui lelang untuk memenuhi kebutuhan obat Puskesmas. 2 Persentase ketersediaan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan tersedianya anggaran untuk penyediaan Alat Kesehatan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus bidang kesehatan kebutuhan tahun 2016. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah adanya dana yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan di 29 Puskesmas. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan membuat skala prioritas dari kebutuhan perbekalan kesehatan puskesmas sesuai anggaran tersedia 3 Persentase Puskesmas RS dan apotik yg melaksanakan pelayanan kefarmasian Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan tersedianya anggaran untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pelayanan kefarmasian di apotek dan puskesmas serta tersedianya anggaran untuk pelaksanaan penyuluhan bagi Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian serta Pengelola Obat Puskesmas terkait standar pelayanan kefarmasian. Analisis untuk 3 tiga indikator di atas : a. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan - Menggunakan anggaran APBN DAK sebesar Rp 6.109.708.500,00 dengan realisasi sebesar Rp. 6.029.179.556,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 1,32; - Menggunakan anggaran APBN DAK sebesar Rp 1.884.830.250,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.812.130.818,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 3,86; - Menggunakan anggaran APBN DAK sebesar Rp. 45.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 31.031.000,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 31,04. b. Indikator ini dilaksanakan dengan program Obat dan perbekalan Kesehatan dengan kegiatan Pegadaan obat dan Perbekalan Kesehatan dan program Pengawasan Obat dan Makanan dengan program Peningkatan pengawasan LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 130 keamanan pangan dan bahan berbahaya dan kegiatan Monitoring Evaluasi Pelaporan.

37. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang