Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

keamanan pangan dan bahan berbahaya dan kegiatan Monitoring Evaluasi Pelaporan.

37. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

bermutu dan tertanganinya kasus permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat rentan Tabel 3.37 Pencapaian Kinerja Sasaran 37 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Cakupan puskesmas tersertifikasi Puske smas 5 - 2 200 2 100 4 100 5 7 140 A Dinkes 2 Cakupan rawat jalan 15 - 21,69 144,6 27,3 182 15 100 18,5 123,33 15,84 105,60 15 15 100 B Dinkes 3 Cakupan rawat inap 1,5 - 1,2 80 1,52 101,33 1,5 100 1,73 115,33 1,6 3544,62 1,50 1,3 87 B Dinkes 4 Persentase Puskesmas dengan sarana fisik yg memenuhi standar 1 - 20 30,77 70 100 75 100 58 72,50 50 58,82 1 0 D Dinkes Rata-rata 113,84 120,83 75 102,79 927,26 81,67 B Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 empat indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 81,67 kategori baik terdiri dari 1 satu indikator kategori sangat baik 25, 2 dua indikator kategori baik 50, dan 1 satu indikator kategori kurang 25. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 37 tiga puluh tujuh per indikator : 1 Cakupan puskesmas tersertifikasi a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan komitmen yang tinggi dari Puskesmas untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kepada masyarakat, dengan didukung dengan pembimbingan dari pihak ke 3. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan penilaian akreditasi di 7 Puskesmas Nogosari, Klego 1, Andong, Simo, Selo, Ampel 1, Banyudono 2 dan telah dinyatakan lulus akreditasi sebanyak 2 yaitu Puskesmas Ampel 1 dan Puskemas Simo telah lulus akrediatasi dasar. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Terdapat kesulitan memahami instrumen akreditasi yang jumlah beraneka ragam; - Tata graha yang memerlukan rehabilitasi dengan anggaran yang besar; - Penilaian akreditasi terbatas oleh tim dari Pusat. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah membangun komitmen tim pendamping Dinas Kesehatan dan semua karyawan Puskesmas terhadap kegiatan akreditasi Puskesmas dan melakukan koordinasi untuk pelaksanaan penilaian secara periodic, serta mengarahkan pembangunan puskesmas atau rehabilitasi dengan standar tata graham yang ditetapkan dalam akreditasi. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan penerapan akreditasi dilaksanakan oleh semua unsur yang terkait dengan akreditasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi anggaran dilakukan dengan melakukan pembimbingan melalui pihak ke 3 yang kompeten dalam akreditasi, sehingga diperoleh efisiensi anggaran APBN sebesar 12,4, dengan anggaran Rp. 1.129.607.000,00 dengan realisasi Rp. 989.725.850,00. LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 131 c. Analisis program kegiatan : Indikator ini dilaksakana dengan program Upaya Kesehatan masyarakat dengan kegiatan Akreditasi Puskesmas, difokuskan untuk melaksanakan akreditasi di Puskesmas yang telah dilakukan pendampingan sebelumnya, sehingga pihak ketiga yang mendampingi dan melakukan akreditasi lebih menghemat waktu, karena telah diadakan persiapan tahun sebelumnya. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. 2 Cakupan rawat jalan Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena pemanfaatan sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta oleh masyarakat semakin meningkat, di samping karena pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik. 3 Cakupan rawat inap Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena masyarakat selain rawat inap di fasilitas kesehatan primer puskesmas, juga melakukan rawat inap di rumah sakit maupun klinik rawat inap. Untuk 2 dua indikator di atas, Dinas Kesehatan tidak menganggarkan untuk kegiatan ini, karena sifatnya hanya menerima laporan, sedangkan untuk meningkatkan kunjungan dilakukan dengan program kegiatan yang terintegrasi dengan program kegiatan yang ada di Dinas dan Puskesmas yaitu program Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada BLUD dan kegiatan Pelayanan dan pendukung pelayanan kesehatan. 4 Persentase Puskesmas dengan sarana fisik yg memenuhi standar a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan karena anggaran yang diperoleh untuk merelokasi Puskesmas tidak sepenuhnya turun sesuai dengan pengajuan serta adanya aturan bahwa tidak diperkenankan dobel anggaran untuk kegiatan dalam lokasi yang sama. Alternatif yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan memberikan anggaran untuk tahun 2017, agar indikator dapat tercapai; Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Puskesmas tidak mempunyai anggaran yang cukup untuk membangun sarana fisik yang sesuai dengan Permenkes no 75 tahun 2014. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perlunya dukungan anggaran dari pusat atau daerah guna membangun gedung Puskesmas dan menambah sarana yang memenuhi standard. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan: - Anggaran ini digunakan untuk membangun sebanyak 7 Puskesmas, sehingga kedepan penambahan ruang untuk sesuai standar Permenkes tidak terlalu berat. Dana ditopang dengan dana DAK dan Bankeu Gubernur Jawa Tengah; LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 132 - Menggunakan anggaran sebesar Rp. 34.210.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 21.563.500,00 sehingga terjadi efisiensi sebesar 36,98; c. Dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dengan kegiatan Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik.

38. Terwujudnya sistim informasi kesehatan terpadu dan pemanfaatan hasil penelitian