4 Penambahan pembuatan sumur pantek 15 unit pertahun. a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya dukungan dana
dari Dana Alokasi Khusus sebanyak 10 unit, SILPA 2015 sebanyak 9 unit dan APBN Pusat sebanyak 100 unit;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan : - Untuk melaksanakan indikator diatas terjadi efisiensi penggunaan sumber
daya, dengan sumber daya manusia yang sama, realisasi kinerja terjadi meningkat dibanding tahun lalu;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran.
dengan efisiensi 5,67 dari anggaran sebesar Rp. 304.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 286.772.000,00.
c. Analisis Program kegiatan : Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator ini
dilaksanakan dengan program Program
Peningkatan Produksi PertanianPerkebunan dengan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian
Perkebunan DAK dan SILPA serta Program Percontohan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah
Dangkal. Programkegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil memenuhi target kinerja.
14. Semakin tingginya produksi dan produktivitas hasil pertanian dengan rendahnya
laju alih fungsi lahan pertanian subur.
Tabel 3.14 Pencapaian Kinerja Sasaran 14
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun
2016 Transisi
Ta rg
et N
as io
n al
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016
K at
eg or
i Koordinator
SKPD Pengampu
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an Ta
rg et
R ea
lis as
i C
ap ai
an 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
7 Meningkatnya jumlah produksi bahan pangan
pokok, meliputi : Dipertanbunhut
1 1. padi sawah ton
273.516 - 225,103 90,84 268,776 107,91 242.755
96,83 247.149 98,23 270809 107,08 273516 277856 101,59 A Dipertanbunhut
2 2. padi ladang ton
11.032 -
14,372 79,21 20,544 113,1
2.486 12,97
19.809 108,79 8444
46,32 11032 8503
77,08 B Dipertanbunhut 3 3. jagung
ton 135.046
- 112,253 81,76 132,24 95,74 123.125
91,38 136.443 97,21 109431
77,34 135046 179687 133,06 A Dipertanbunhut 4 4. kedele
ton 6.728
- 4,175 99,22
3,864 90,58
2.317 56,72
3.080 70,45 5062 113,70
6728 4805
71,42 C Dipertanbunhut 5 5. kacang tanah
ton 2.855
- 3,514 81,01
6,095 134,13 7.097 150,97
4.844 99,92 3132
63,21 2855
3237 113,38 A Dipertanbunhut 6 6. ubi kayu
ton 102.179
- 123,657 131,45 126,456 131,13 119.127 99,03
94.323 92,67 123499 117,86 102179 92922
90,94 B Dipertanbunhut 7 7. ubi jalar
ton 421
- 928 195,37
1,194 247,2
669 73,36
638,6 112,63 314
51,14 421
398 94,54 B Dipertanbunhut
Meningkatnya jumlah produksi holtikultura buah-
buahan, meliputi : Dipertanbunhut
8 1. Durian kuintal
32.271 -
37.341 166 27,621
111,6 19.396
71,24 19.730 65,88
21785 66,13 32271
37596 116,50 A Dipertanbunhut 9 2. Mangga
kuintal 206.604 - 106.586
82 97,412 66,9 148.006
90,76 158.691 86,89
46243 22,61 206604
67261 32,56 D Dipertanbunhut
10 3. Pepaya kuintal 120.000
- 99.552
100 89,626 85,36 307.687 279,08
268.043 231,54 214217 176,24 120000 358519 298,77 A Dipertanbunhut 11 4. Pisang
kuintal 110.105
- 156.201 164 203,377 206,84 262.190 257,64
352.421 334,59 220718 202,47 110105 348204 316,25 A Dipertanbunhut 12 5. rambutan
kuintal 26.478
- 54.155
271 39,869 186,3
16.634 73,93
33.977 138,68 35160 134,12 26478
18099 68,35 C Dipertanbunhut
Meningkatnya jumlah produksi holtikultura
sayuran, meliputi : Dipertanbunhut
13 1. Bawang Merah kuintal
32000 -
24,325 97,30 30,129 114,78 22.791
82,69 30.819 106,49 104357 343,42 32000 216869 677,72 A Dipertanbunhut
14 2. Kobis kuintal
135657 - 121,104 96,88 209,479
164,3 171.107 131,57 150.208 113,24
97487 72,05 135657
88676 65,37 C Dipertanbunhut
15 3. Cabe rawit kuintal
210000 - 123,394 145,17 288,228 322,94 238.322 254,31
292.042 296,80 319363 309,11 210000 495182 235,80 A Dipertanbunhut 16 4. Tomat
kuintal 14706
- 29,062 276,78
26,81 249,09 37.427 339,26
17.580 155,48 18335 158,20 14706
12815 87,14 B Dipertanbunhut
17 5. Wortel kuintal
109075 - 118,225 157,63
92,24 117,13 252.115 304,90 139.523 160,70 160370 175,92 109075 226007 207,20 A Dipertanbunhut
Meningkatnya produktifitas tanaman pangan utama :
Dipertanbunhut 18 1. padi sawah
kuha 58,53
- 56,01 96,59
59,39 101,76 56,31
86,26 54,01 91,34
58,97 99,08
58,53 60,68 103,67 A Dipertanbunhut
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-58
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun
2016 Transisi
Ta rg
et N
as io
n al
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016
K at
eg or
i Koordinator
SKPD Pengampu
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an Ta
rg et
R ea
lis as
i C
ap ai
an 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
19 2. padi ladang kuha
40,26 -
38,54 81,05 48,58 101,25
45,61 84,14
49,24 100,82 27,9
56,62 40,26
34,11 84,72 B Dipertanbunhut
20 3. jagung kuha
50,41 -
50,28 102,57 52 105,86
51,85 90,79
50,66 102,72 41,35
83,50 50,41
53,77 106,67 A Dipertanbunhut 21 4. kedele
kuha 14,32
- 16,97 142,61
11,43 95,65
11,84 93,23
12,05 100,42 14,34 118,51
14,32 13,23
92,39 B Dipertanbunhut 22 5. kacang tanah
kuha 12,9
- 9,14 79,00
14,42 120,17 22,3 178,40
11,43 91,08 12,65
99,61 12,90
12,37 95,89 B Dipertanbunhut
23 6. ubi kayu kuha
203,29 -
190,71 121,63 203,08 129,35 242,92 145,45
186,5 117,96 221,44 139,27 203,29 259,56 127,68 A Dipertanbunhut
24 7. ubi jalar kuha
105,26 -
137,87 99,15 134,12 96,44
133,89 83,79
133,05 94,70 80,54
53,69 105,26 107,57 102,19 A Dipertanbunhut
Meningkatnya produktifitas tanaman holtikultura
sayuran : Dipertanbunhut
25 1. Bawang Merah kuha
95,35 -
106,69 128,03 118,62 140,31 64,75
75,49 66,71 76,67 109,73 124,31
95,35 120,75 126,64 A Dipertanbunhut
26 2. Kobis kuha
109,96 -
124,72 114,74 146,39 133,64 109,83 100,05
177,13 160,57 134,84 121,64 109,96 128,14 116,53 A Dipertanbunhut
27 3. Cabe rawit kuha
85,12 -
50,36 130,33 125,32 315,11 100,64 245,82
105,07 249,28 124,51 286,96 85,12
247,71 291,01 A Dipertanbunhut 28 4. Tomat
kuha 105,57
- 124,2 147,86 153,20
181,5 224,11 264,19
148,35 174,04 156,71 182,94 105,57 134,89 127,77 A Dipertanbunhut
29 5. Wortel kuha
114,98 -
124,32 124,32 124,99 123,2
143,41 139,34 168,1 161,00 152,44 143,92 114,98
174,93 152,14 A Dipertanbunhut Meningkatnya produksi
komoditas perkebunan : -
Dipertanbunhut 30 1. tebu
Ton tebu
32400 -
23,56 75,51
30.528,6
96,92 29.337,60 92,26
32.223 100,38 28410
87,69 32400 21331,59 65,84 C Dipertanbunhut
31 2. tembakau rajangan
Ton rajangan
kering
2115 -
3,375 178,57
3.800,97
191,97 2.635,35 130,14 3.343,30 161,51 3378 159,72
2115 2886 136,45 A Dipertanbunhut
32 3. tembakau asepan Ton
asepan 702
- 787,25 134,57
1.023,45
162,45 626,73
96,72 544,1 80,61
723 102,99 702
377 53,70 D Dipertanbunhut
33 4. cengkeh Ton
bunga kering
250 -
94,81 52,67 328,88 164,44 104,64
48,67 189,8 82,52 413,35 165,34
250 413,35 165,34 A Dipertanbunhut
34 5. lada Ton biji
kering 12
- 14,25 142,50
35,25 335,71 0,44
4,00 1,5 13,04
19,78 164,83 12
19,80 165 A Dipertanbunhut
35 6. kopi Ton biji
kering 120
- 40,27 35,02
13,96 12,03
397,52 339,76 82,18 69,35 240,85 200,71
120 240,84 200,70 A Dipertanbunhut
36 7. Kelapa ribu
butir kelapa
17400 -
16.046 94,39 14,83
86,73 18.200 105,81 15.271,40 88,27
14335 82,39 17400 11452,23
65,82 C Dipertanbunhut 37 8. Nilam
Kuintal daun
kering 275
- 444 227,69
83,55 41,57
2,23 0,99
220 88
3457 1257,09 275
848,90 308,69 A Dipertanbunhut 38 9. Kenanga
kuintal minyak
kenanga
10 -
12,9 95,56 98,82 705,86
71,67 494,28 8 53,33
88,95 573,87 10
89,90 899 A Dipertanbunhut
Meningkatnya persentase luas lahan yang
menggunakan benihbibit varietas unggul :
Dipertanbunhut 39 1. padi sawah
90,6 -
90 128,57 96,55
965,5 97,48 121,85
98 119,51 89,7 105,53
90,60 96,27 106,26 A Dipertanbunhut
40 2. jagung 90,3
- 22 55,00
86,45 216,13 86,44 144,07
72 110,77 89,4 137,54
90,30 90,25
99,94 B Dipertanbunhut 41 3. kedele
87,75 -
62 413,33 73,96 493,07
63,01 126,02 68
170 86,48 192,18
87,75 95,68 109,04 A Dipertanbunhut
Rata-rata 186,87
186,87 140,44
122,64 170,17
163,19 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 41 empat puluh satu indikator kinerja dengan
capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 163,19 kategori sangat baik terdiri dari 26 dua puluh enam indikator kategori sangat baik 63,41, 8 delapan indikator
kategori baik 19,51, 5 lima indikator kategori cukup 12,20, dan 2 dua indiakator kategori kurang 4,88. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 14
empat belas per indikator :
Meningkatnya jumlah produksi bahan pangan pokok, meliputi : 1 Padi sawah
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: - Kondisi iklim kemarau basah sehingga sebagian petani pada MT II dan III bila
iklim normal kemarau tidak menanam padi tapi karena air terpenuhi mereka berani menanam padi. Lokasi Kec. Sambi, Klego, Nogosari, Andong dan
Kemusu.
- Dukungan program antara lain: bantuan benih, alat mekanisasi traktor, alat tanam, pompa sumur dalam, embung, hand sprayer, dll di 16 kecamatan
kecuali Kec. Selo, Cepogo, Musuk, bantuan fasilitasi sertifikasi padi organik. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
adanya serangan OPT.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-59
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah koordinasi dengan POPT dan kelompok tani untuk melakukan gerakan pengendalian OPT
secara bersama-sama.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 3,88 dari anggaran sebesar Rp. 1.337.889.000,00 digunakan sebesar Rp.
1.286.029.500,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84
dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00, efisiensi sebesar 18,00 dari anggaran sebesar Anggaran
Rp. 32.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 26.238.500,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah sesuai dan mendukung pencapaian indikator,
sehingga pada tahun 2016 Kabupaten Boyolali dapat memproduksi padi sawah sebanyak 277.856 Ton Gabah Kering Panen GKP. Dilaksanakan dengan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil dengan kegiatan Kegiatan engelolaan Produksi Tanaman Serealia - Pengembangan Padi Kab.
Boyolali APBN-TP dan bentuk kegiatan yang dilakukan adalah penerapan padi jajar legowo, memberikan bantuan benih padi inbrida seluas 3.000 Ha, Program
Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman bentuk kjegiatan yang dilakukan
adalah gerakan pengendalian OPT seluas 1.000 Ha dan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK, serta Program
Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Perkebunan.
2 Padi ladang a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena adanya serangan OPT dan
alih komoditas ke komodotas lain seperti kedelai. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
adanya persaingan lahan. Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah mengatur
pola tanam antara padi dan palawija serta pengendalian OPT dengan berkoordinasi dengan POPTdan kelompok tani.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp.
238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya tidak ada program khusus mengenai pengembangan padi ladang, sehingga pada tahun
2016 Kabupaten Boyolali hanya memproduksi padi ladang sebanyak 8.503 Ton Gabah Kering Panen GKP. Namun demikian di tahun yang akan datang perlu
dilaksanakan program khusus mengenai pengembangan padi ladang di Kabupaten Boyolali. Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Produksi
Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan dan Pengendalian
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-60
Organisme Pengganggu Tanaman dan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
3 Jagung a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Kondisi iklim kemarau basah sehingga sebagian petani pada MT II dan III bila iklim normal kemarau tidak menanam Jagung tapi karena air terpenuhi
mereka berani menanam Jagung. Lokasi Kec. Sambi, Klego, Andong dan Kemusu. Dukungan program Pengmebangan Jagung Hibrida seluas 2.000 Ha
di 14 Kecamatan kecuali Kec.Selo, Sambi, Sawit, Nogosari dan Teras. Kondisi iklim basah sehingga luas tambah tanam bertambah;
- Dukungan program Pengembangan Jagung Hibrida seluas 2.000 Ha di 14 Kecamatan kecuali Kec.Selo, Sambi, Sawit, Nogosari dan Teras. Kondisi
iklim basah sehingga luas tambah tanam bertambah. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
terdapatnya persaingan lahan dengan komoditas lain, serta serangan OPT. Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah dengan
pergiliran pola tanam dan koordinasi dengan POPT untuk pencegahan dan pengendalian OPT Jagung.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 6,33 dari anggaran sebesar Rp1.623.064.000,- digunakan sebesar Rp1.520.315.000,-;
efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp240.155.000,- digunakan sebesar Rp238.616.000,-; efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar
Anggaran Rp5.165.731.760,-digunakan sebesar Rp4.967.339.550,-.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah sesuai dan mendukung pencapaian indikator,
sehingga pada tahun 2016 Kabupaten Boyolali dapat memproduksi jagung sebanyak 179.687 Ton.
Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dengan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia - Pengembangan Jagung Hibrida Kab. Boyolali APBN-TP, Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pemberian benih jagung hibrida, Program
Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan Kegiatan Penyediaan
Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
4 Kedele a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena kondisi iklim kemarau basah
sehingga tidak cocok untuk penanaman kedelai, petani cenderung memilih menanam padi dan jagung. Namun demikian terdapat dukungan program APBN-
TP tahun 2016 seluas 3.600 ha di kec. Ampel, Boyolali, Ngemplak, Simo, Sambi, Karanggede, Klego, Kemusu, Wonosegoro dan Juwangi.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-61
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah persaingan lahan dengan komoditas lain.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pengaturan pola tanam padi dengan palawija.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 4,67 dari anggaran sebesar Rp. 4.530.880.000,00 digunakan sebesar Rp.
4.319.119.000,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84
dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya sudah terdapat programkegiatan yang mendukung peningkatan produktivitas kedelai
yang bersumber dari APBN-TP, namun dikarenakan kondisi iklim dan persaingan lahan, mengakibatkan target produksi kedelai sebesar 6.728 Ton tidak dapat
tercapai, karena realisasinya hanya sebesar 4.805 Ton.
Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dengan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi - Peningkatan Produksi Kedelai APBN-TP Kegiatan yang dilakukan diantaranya memberikan bantuan biaya untuk melakukan
pengembangan budidaya kedelai, Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman dan Kegiatan Penyediaan.
5 Kacang tanah
a.
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena telah dilakukan pengaturan pola tanam padi dengan palawija;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00,
efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya tidak terdapat programkegiatan yang khusus untuk pengembangan kacang tanah,
yang tersedia adalah program penunjang untuk pencapaian indikator yaitu produksi kacang tanah sebanyak 2.855 Ton. Namun demikian pada tahun 2016
Kabupaten Boyolali dapat memproduksi kacang tanah sebanyak 3.237 Ton.
Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman dan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
6 Ubi kayu
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-62
a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena alih komoditas ke komodotas lain kedelai dan jagung lokasi kec. Wonosegoro, Kemusu, Sambi dan Klego.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah persaingan antar komoditas.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami ubi kayu.
b. Indikator ini tidak didukung dengan program dan kegiatan sehingga tidak ada analisis sumber daya dan analsisis program kegiatan.
7 Ubi jalar
a.
Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena alih ke komoditas lain yaitu komoditas kedelai di Kec. Klego, komoditas jagung diKec. Mojosongo, dan
komoditas sayuran di Kec. Selo dan Kec. Cepogo.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah persaingan lahan dengan komoditas lain.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pergiliran pola tanam, karena perlunya pemenuhan diversifikasi tanaman pangan.
b.
Indikator ini tidak didukung dengan program dan kegiatan sehingga tidak ada analisis sumber daya dan analsisis program kegiatan.
Meningkatnya jumlah produksi holtikultura buah-buahan, meliputi : 8 Durian
a.
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena : - Tersedianya lahan pertanian untuk penanaman komoditas durian, serta bisa
ditanam di lahan pekarangan; - Tanaman durian yang masih baru utamanya di Kec. Musuk, Kec. Mojosongo,
Kec. Ampel mulai berproduksi; - Peremajaan tanaman durian dan pengaplikasian pupuk organik sehingga
tanaman durian dapat berproduksi optimal
b.
Indikator ini tidak terdapat program khusus pengembangan komoditas durian sehingga tidak ada analisis penggunaan sumberdaya dan analisis
programkegiatan.
9 Mangga a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena pengaruh curah hujan yang
lebat mengakibatkan buah banyak yang busuk. Selain itu terdapat serangan OPT, lalat buah, serta kutu putih.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah faktor iklim dan serangan OPT.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pengendalian OPT.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-63
b. Indikator ini belum terdapat programkegiatan khusus pengembangan komoditas mangga sehingga tidak ada analisis penggunaan sumberdaya dan analisis
programkegiatan.
10 Pepaya
a.
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena didukung adanya kegiatan yang bersumber dari APBN-TP pada tahun 2015 untuk komoditas pepaya,
sehingga petani dapat menerapkan budidaya pepaya yang benar dan ramah lingkungan. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanaman pepaya seluas 20
Ha, dengan lokasi tersebar di Kec. Mojosongo, Kec. Teras, dan Kec. Musuk. Penanaman dilakukan pada bulan Juli tahun 2015, sehingga dapat dipanen pada
tahun 2016;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat
mengurangi penggunaan anggaran sebesar 1,29 dari anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00 dengan realisasi penyerapan sebesar Rp. 98.710.350,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah penambahan luas tanam tanaman pepaya serta pelatihan kepada petani mengenai budidaya
pepaya yang tepat. Seningga target produksi pepaya sebesar 120.000 kuintal dapat tercapai sebesar 358.519 kuintal. Dilaksnakan dengan Program
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan dengan kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Buah Ramah
Lingkungan.
11 Pisang a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena curah hujan yang cukup
sehingga tanaman tidak kekurangan air dan banyak petani yang memanfaatkan halaman pekarangan dengan ditanami pisang. Selain itu tanaman pisang juga
dibudidayakan di lahan kebun dengan sistem monokultur, karena harga buah pisang yang stabil dan cenderung naik;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya pemanfaatan lahan pekarangan untuk penanaman tanaman pisang;
c. Belum terdapat programkegiatan khusus untuk pengembangan tanaman pisang. Namun demikian target produksi sebesar 110.105 kuintal dapat terealisasi
sebesar 348.204 kuintal.
12 Rambutan a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Usia tanaman rambutan yang mulai tua sehingga kurang produktif; - Harga jual buah yang fluktuatif dan cenderung rendah sehingga antusias
pemeliharaan kurang. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
kondisi usia pertanaman dan harga panen. Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah peremajaan
tanaman rambutan.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-64
b. Belum terdapatnya programkegiatan pengembangan komoditas rambutan sehingga target produksi sebesar 26.478 kuintal hanya teralisasi sebesar 18.099
kuintal.
Meningkatnya jumlah produksi holtikultura sayuran, meliputi : 13 Bawang Merah
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: - Didukung dengan adanya kesadaran petani untuk melaksanakan budidaya
bawang merah dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta didukung dengan ketersediaan air;
- Harga jual yang tinggi sehingga petani antusias dalam melakukan budidaya bawang merah;
- Dukungan kerjasama dengan Bank Indosesia pada tahun sebelumnya melalui kegiatan demplot bawang merah di Kec. Cepogo;
- Dukungan kegiatan APBD Provinsi pada tahun 2015 sehingga petani melaksanakan budidaya dengan Good Agricultural Practices GAP.
b.
Tahun 2016 tidak terdapat programkegiatan, namun demikian target produksi bawang merah sebesar 32.000 kuintal tercapai dengan realisasi sebesar 216.869
kuintal.
14 Kobis a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena tidak tercapainya target
produksi kobis sebesar 135.657 kuintal, hanya tercapai 88.676 kuintal. Menurunnya produksi kobis disebabkan adanya alih komoditas ke komoditas
lain.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah terdapat serangan OPT berupa penyakit busuk hitam serta hama uret yang
mengakibatkan turunnya produksi kobis.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah melakukan koordinasi dengan POPT mengenai pencegahan dan pengendalian hama dan
penyakit kobis.
b. Tahun 2016 tidak terdapatnya programkegiatan untuk melaksakan indikator ini.
15 Cabe rawit a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena didukung oleh kegiatan
APBN-TP seluas 55 Ha, sehingga meningkatkan produksi cabai;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 2,09 dari anggaran sebesar Rp. 2.710.340.000,00 digunakan sebesar Rp.
2.653.702.000.00;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-65
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah mendukung tercapainya target produksi cabe
rawit target produksi sebesar 210.000 kuintal, dengan realisasi sebesar 495.182 kuintal. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Hortikultura Ramah Lingkungan dengan kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan -
Pengembangan Kawasan Cabai Besar dan Cabai Rawit APBN-TP, bentuk Kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan kawasan cabai rawit seluas 55
Ha.
16 Tomat a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Kondisi iklim kemarau basah yang mengakibatkan serangan OPT baik hama maupun penyakit;
- Harga cenderung fluktuatif. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
- Dampak perubahan iklim; - Belum semua petani menerapkan GAP.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Penanaman varietas unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit;
- Sosialisasi GAP Tomat dan Pengendalian Hama Terpadu PHT kepada petani.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan penanaman tomat secara tumpang sari dengan tanaman cabai sehingga menghemat lahan;
c. Belum terdapat programkegiatan khusus mengenai pengembangan tomat, sehingga target produksi sebesar 14.706 kuintal hanya tercapai 12.815 kuintal.
17 Wortel a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena terdapatnya sentra wortel
di dataran tinggi utamanya Kec. Selo, Kec. Cepogo, dan Kec. Ampel yang memiliki topografi sesuai untuk budidaya wortel.
b. Belum terdapat programkegiatan khusus mengenai pengembangan wortel, namun demikian target sebesar 109.075 kuintal dapat terealisasi sebesar
226.007 kuintal.
Meningkatnya produktifitas tanaman pangan utama : 18 Padi sawah
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena penggunaan benih unggul, program Jarwo, tersedianya pupuk, penggunaan pupuk organik, tercukupinya
kebutuhan air, serangan OPT tidak berpengaruh terhadap provitas.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-66
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Masih terdapat petani yang tidak menggunakan pola Jarwo, masih
menggunakan pola ubin; - Masih terdapat petani yang menggunakan pupuk kimia dalam dosis tinggi.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah melaksanakan sosialisasi intensif tentang pengelolaan tanaman terpadu
diantaranya model pola tanam dan serta dosis penggunaan pupuk yang seimbang.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 3,88 dari anggaran sebesar Rp. 1.337.889.000,00 digunakan sebesar Rp.
1.286.029.500,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84
dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00;
d. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah mendukung tercapainya produktivitas padi
sawah sebesar 60,68 KuHa. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil dengan kegiatan engelolaan Produksi
Tanaman Serealia - Pengembangan Padi Kab. Boyolali APBN-TP, bentuk kegiatan adalah penerapan padi jajar legowo, memberikan bantuan benih padi
inbrida seluas 3.000 Ha, Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman dan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
19 Padi ladang a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena adanya kurangnya
penerapan teknologi pertanian sehingga target produktivitas padi ladang sebesar 40,26 KuHa tidak tercapai.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah adanya petani yang masih menggunakan benih lokal dan kurangnya penerapan
teknologi tepat guna.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah penerapan teknologi pertanian secara tepat.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesinsi sebesar 3,70 dari anggaran Rp. 5.405.886.760,00 dapat direalisasi Rp.
5.205.955.550,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya tidak terdapat program khusus mengenai pengembangan padi ladang, sehingga
produktivitas padi ladang hanya sebesar 34, 11 KuHa, nilai tersebut masih di bawah target yaitu sebesar 40,26 KuHa. Dilaksanakan dengan program
Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan denganb kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan Kegiatan Penyediaan
Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-67
20 Jagung a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Penggunaan benih lokal di beberapa lokasi Kec. Sambi, Andong dan Klego serta sebagian Kec. Kemusu;
- Penggunaan benih hibrida 2.000 Ha; - Tersedianyakelancaran penyaluran pupuk;
- Tercukupinya kebutuhan air. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran
untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 6,33 dari
anggaran sebesar Rp. 1.623.064.000,00 digunakan sebesar Rp. 1.520.315.000,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp.
240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp.
4.967.339.550,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah mendukung tercapainya produktivitas jagung
sebesar 53,77 KuHa, capaian ini melebihi target sebesar 50.41 KuHa. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Hasil Tanaman Pangan dengan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia - Pengembangan Jagung Hibrida Kab. Boyolali APBN-TP, Kegiatan
yang dilakukan antara lain adalah pemberian benih jagung hibrida, Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan Kegiatan Perlindungan
dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
21 Kedele a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena kondisi iklim kemarau basah
berpengaruh pada waktu pembunggaan dan pembentukan polong sehingga tanaman kedelai hanya memiliki provitas sebesar 13,23 KuHa, tidak berhasil
mencapai target sebesar 14,32 KuHa.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah rentannya proses budidaya sehingga dapat beresiko terhadap turunnya
produktivitas.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pengaturan waktu tanam yang tepat sehingga dapat meningkatkan provitas tanaman kedelai.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 4,67 dari anggaran sebesar Rp. 4.530.880.000,00 digunakan sebesar Rp.
4.319.119.000,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84
dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-68
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya meskipun terdapat dukungan APBN-TP, namun karena kondisi iklim yang kurang cocok,
maka mengakibatkan produktivitas kedelai hanya sebesar 13,23 KuHa, hal ini lebih rendah dibandingkan target sebesar 14,32 KuHa. Dilaksanakan dengan
program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dengan Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi -
Peningkatan Produksi Kedelai APBN-TP, Kegiatan yang dilakukan diantaranya memberikan bantuan biaya untuk melakukan pengembangan budidaya kedelai,
Program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan kegiatan
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
22 Kacang tanah a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena pada waktu pembungaan
terlalu banyak air terutama pada lahan tadah hujan, sehingga hasil produksi kacang tanah tidak bisa optimal Kec. Sambi, Klego, sebagian Nogosari, Andong
dan Kemusu.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kondisi iklim yang tidak sesuai.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kondisi iklim kemarau basah pada lokasi tadah hujan dimanfaatkan petani untuk menanam
komoditas yang sedikit memerlukan air. Lokasi Kec. Mojosongo, Kec. Ngemplak, Kec. Nogosari dan Kec. Boyolali tetapi sebaliknya pengoptimalan pemanfaatan
lahan tidak diimbangi penggunaan pupuk organikkandang.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00
efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya belum terdapat program khusus untuk pengembangan komoditas kacang tanah,
program yang ada merupakan program penunjang, sehingga produktivitas kacang tanah sebesar 12,90 KuHa belum tercapai, hanya tercapai sebesar
12,90 KuHa. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman dan kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
23 Ubi kayu a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan tercapainya target provitas ubi
kayu sebesar 203,29 KuHa, dengan realisasi sebesar 259,56 KuHa. Keberhasilan ini didukung karena terdapatnya kecukupan air sehingga tanaman
ubi kayu dapat berproduksi secara optimal;
b. Tidak ada programkegiatan untuk mendukung indikator ini.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-69
24 Ubi jalar
a.
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena tercapainya target provitas sebesar 105,26 KuHa, realisasi sebesar 107,57 KuHa. Keberhasilan ini
disebabkan oleh karena kecukupan air;
b.
Tidak ada programkegiatan untuk mendukung indikator.
Meningkatnya produktifitas tanaman holtikultura sayuran : 25 Bawang Merah
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena didukung dengan adanya kesadaran petani untuk melaksanakan budidaya bawang merah dengan Good
Agricultural Practices GAP; b. Tahun 2016 tidak terdapat programkegiatan, namun demikian target
produktivitas bawang merah sebesar 95,35 KuHa tercapai dengan realisasi sebesar 120,75KuHa.
26 Kobis a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena terdapat petani yang sudah
menerapkan GAP sehingga meskipun secara keseluruhan jumlah produksi di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan, tetapi dengan penerapan GAP,
beberapa lokasi masih memiliki produktivitas kobis yang tinggi.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah terdapat serangan OPT berupa penyakit busuk hitam serta hama uret yang
mengakibatkan turunnya produktivitas kobis.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah berkoordinasi dengan POPT mengenai pencegahan dan pengendalian hama dan
penyakit kobis sehingga dapat meningkatkan produktivitas kobis.
b. Belum terdapat programkegiatan khusus mengenai pengembangan kobis, namun demikian target produktivitas kobis sebesar 109,96 KuHa dapat
terealisasi sebesar 128,14 KuHa.
27 Cabe rawit a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Didukung oleh kegiatan APBN-TP yang merupakan stimulan kepada petani untuk lebih antusias terhadap pelaksanaan GAP Cabe Rawit;
- Harga jual cabai rawit yang relatif tinggi sehingga kesadaran petani untuk melakukan pemeliharaan juga meningkat, sehingga produktivitas cabai rawit
bisa lebih optimal. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah menggunakan anggaran
untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 2,09 dari
anggaran sebesar Rp. 2.710.340.000,00 digunakan sebesar Rp. 2.653.702.000,00;
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah mendukung tercapainya target produktivitas
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-70
cabe rawit sebesar 85,12 KuHa, dengan realisasi sebesar 247,71 KuHa. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi dan Produktivitas
Hortikultura Ramah Lingkungan dengan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Sayuran dan Tanaman Obat Ramah Lingkungan -
Pengembangan Kawasan Cabai Besar dan Cabai Rawit APBN-TP dengan kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan kawasan cabai rawit seluas 55
Ha.
28 Tomat a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena terdapat petani yang telah
menerapkan GAP Tomat sehingga dapat meningkatkan hasil produksi; Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
belum semua petani menerapkan GAP; Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sosialisasi
GAP Tomat dan Pengendalian Hama Terpadu PHT kepada petani. b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan peningkatan
SDM petani;
c.
Belum terdapat programkegiatan khusus mengenai pengembangan tomat, namun demikian target produktivitas sebesar 105,57 KuHa tercapai 134,89
KuHa
.
29 Wortel
a.
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: - Kondisi iklim yang sesuai;
- Harga relatif stabil dibandingkan komoditas sayur lainnya; - Serangan OPT cenderung rendah.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah dengan penggunaan kotoran ternak sebagai pupuk kandangpupuk organic;’
c. Belum terdapat programkegiatan mengenai pengembangan wortel, namun
demikian target produktivitas sebesar 114,98 KuHa terealisasi sebesar 174,93 KuHa.
Meningkatnya produksi komoditas perkebunan : 30 Tebu
a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena: - Penghujan sepanjang tahun 2016, membuat produktivitas tanaman tebu
berkurang dengan menurunnya rendemen dari tebu yang disebabkan terlalu banyak air;
- Lahanareal tebu yang berkurang; - Kebijakanregulasi pengembangan tebu yang aktif berubah secara dinamis.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-71
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Banyak areal tanam yang berkurang dikarenakan banyak lahan yang tidak
ditanami kembali dengan tanaman tebu, dan menjadi areal pajale; - Untuk kegiatan fasilitasi tidak tidak terdapat dukungan dana APBN untuk
pengembangan tebu untuk tahun 2016 baik rawat ratoon, ataupun bongkar ratoon, sehingga anggaran APBD untuk pengembangan tanaman tebu tidak
terserap.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Memberikan pembinaan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman yang
sehat dan produktif yang dilaksanakan secara swadaya baik untuk rawat ratoon ataupun bongkar ratoon;
- Penguatan kelembagaan pertebuan, penumbuhan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian UPJA, pembinaan Koperasi Petani Tebu Rakyat
KPTR. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya adalah sebagai berikut:
- Pengenalan GAP tanaman tebu dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani;
- Pemantauan rendemen tebu; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas kegiatan yang benar-benar
berpengaruh terhadap capaian target, sehingga penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 9,53 dari anggaran Rp. 900.000.000,00
direalisasikan sebesar Rp. 814.243.200,00.
c.
Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah Programkegiatan yang ada secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
akuntabilitas yang kinerja yang baik, namun dikarenakan terdapat beberapa hambatan, sehingga target sebesar 32.000 Ton Tebu hanya terealisasi sebesar
21.331,59 Ton Tebu. Dilaksnakan dengan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan dengan Kegiatan
Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim.
31 Tembakau rajangan Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Luas areal tanam tembakau yang dari tahun ke tahun tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan atau cenderung stabil. Dikarenakan wilayah
penanaman tembakau rajangan mempunyai budaya yang tetap mempertahankan penanaman tembakau dan tidak digantikan dengan tanaman
yang lain;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-72
- Fasilitasi dari pemerintah baik dalam bentuk tanaman maupun peningkatan keterampilan, semakin meningkatakan kepercayaan dari petani. Peningkatan
keterampilan dilaksanakan baik untuk budidaya ataupun kelembagaannya. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
banyaknya tanaman yang mati dikarenakan terlalu banyak air musim penghujan sepanjang tahun.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Melaksanakan tambal sulam tanaman yang mati secara swadaya;
- Pembinaan kepada petani untuk tanggap secara dini untuk hama dan penyakit
dikarenakan akan lebih mudah terkena penyakit; - Memfasilitasi penanganan panen dan pasca panen.
32 Tembakau asepan Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Penghujan sepanjang tahun 2016, membuat produktivitas tanaman tembakau berkurang disebabkan terlalu banyak air;
- Lahanareal tembakau berkurang . Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
banyak areal tanam yang berkurang dikarenakan banyak lahan yang telah ditanami tembakau tetapi banyak kematian dikarenakan terlalu banyak air, sehingga banyak
lahan tembakau yang gagal, tidak ditanami kembali dengan tanaman tembakau, dan menjadi areal pajale.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Melaksanakan tambal sulam tanaman yang mati secara swadaya;
- Pembinaan kepada petani untuk tanggap secara dini untuk hama dan penyakit dikarenakan akan lebih mudah terkena penyakit;
- Memfasilitasi penanganan panen dan pasca panen.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : a. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya:
- Penggunaan anggaran untuk aktivitas yang berpengaruh terhadap capaian target dengan pelatihan dan pembinaan, juga pemberian demplot tanaman
tembakau; - Pengenalan GAP tanaman tembakau dengan sosialisasi dan pembinaan
kepada petani dan kelompok tani; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 9,53 dari anggaran sebesar Rp900.000.000,-
digunakan sebesar Rp814.243.200,-.
b. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan: Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah
Programkegiatan yang ada secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan akuntabilitas yang kinerja yang baik, hanya saja dikarenakan terdapat hambatan
dalam hal daya dukung lahan maupun pengaruh faktor cuaca, maka target produksi tidak mencapai dari target yang ditetapkan, atau produksi tembakau
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-73
asepan di Kabupaten Boyolali hanya mencapai 53,73 dari target 702 Ton Asepan, terealisasi 377 Ton Asepan. Dilaksanakan dengan program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi, monitoring, dan demplot budidaya tembakau.
33 Cengkeh a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena
- Peningkatan kesadaran petani dalam pengelolaan budidaya tanaman cengkeh yang baik dengan melaksanakan GAP, tidak terlepas dari pembinaan dan
monitoring yang dilaksanakan oleh petugas. Komoditas perkebunan merupakan tanaman sampingan yang kurang diperhatikan, menjadi tanaman
sampingan utama yang menghasilkan tetapi masih menjadi pilihan utama sebagai untuk menambah penghasilan petani, dikarenakan semua bagian
pohonnya dapat menghasilkan pendapatan bagi petani;
- Pertumbuhan tanaman yang cukup bagus dikarenakan ketersediaan air dari tahun 2016 masih mencukupi, sehingga tidak mengalami kekeringan dan
tidak terkendala dalam pembungaan; - Fasilitasi dari pemerintah baik dalam bentuk tanaman maupun peningkatan
keterampilan, semakin meningkatkan kepercayaan dari petani. Peningkatan keterampilan dilaksanakan baik untuk budidaya ataupun kelembagaannya;
- Membaiknya harga cengkeh dengan fluktuasi harga yang tidak begitu mencolok.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih banyaknya tanaman cengkeh yang tuarusakmati juga adanya serangan
hama penyakit sehingga belum bisa sepenuhnya ditanggulangi, yang menyebabkan sebagian tanaman di wilayah pengembangan cengkeh belum
optimal dalam berproduksi, sehingga memerlukan anggaran cukup besar dalam penanganannya.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Memberikan pembinaan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman yang
sehat dan produktif;
- Memberikan penerangan kepada petani untuk senantia melaksanakan sanitasi lingkungan dan membuang tanaman yang telah rusak parah, juga
memfasilitasi ke Dinas Perkebunan untuk mengobatan tanaman cengkeh yang terkena hama penyakit, juga mendorong kepada petani untuk
melaksanakan pengobatan secara swadaya;
- Fasilitasi dengan pemberian bibit tanaman cengkeh untuk peremajaan dan perluasan pengembangan cengkeh.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Penggunaan anggaran untuk aktivitas yang berpengaruh terhadap capaian
target dengan pelatihan dan pembinaan, juga pemberian bibit cengkeh;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-74
- Pengenalan GAP tanaman cengkeh dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani;
- Pelatihan pembuatan pupuk organik agar petani dapat membuat pupuk secara swadaya dan memanfaatkannya untuk memupuk tanaman tahunan
khususnya cengkeh; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,63 dari anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 99.366.050,00 dan efisiensi sebesar 22,50 dari anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 77.499.300,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan: Target produksi melampaui dari yang ditetapkan, atau produksi cengkeh di
Kabupaten Boyolali mencapai 165,34 target sebesar 250 Ton Bunga Kering, terealisasi 413,35 Ton Bunga Kering. Programkegiatan secara umum telah
sesuai dan dapat menunjukkan akuntabilitas yang kinerja yang baik. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah
distribusi bibit tanaman rempah penyegar berupa bibit tanaman cengkeh sebanyak 2.750 batang, sosialisasi dan monitoring, serta pelatihan budidaya
tanaman cengkeh, kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komodita Perkebunan, dan kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi dan
pelatihan penyulingan atsiri cengkeh.
34 Lada a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Meningkatnya fasilitasidukungan pemerintah dalam pengembangan tanaman lada baik secara budidaya maupun kelembagaan;
- Meningkatnya animo dari petani untuk melaksanakan budiadaya lada dikarenakan komoditas lada termasuk salah satu komoditas yang mempunyai
pasar yang masih terbuka lebar dan harga yang tidak fluktuatif, juga produksinya yang dapat bertahan lama, atau bisa disimpan dan tidak mudah
busuk;
- Kabupaten Boyolali mempunyai Varietas Bengkayang yang sudah beradaptasi dengan kondisi iklim dan geografis wilayah Kabupaten Boyolali, sehingga
dapat berproduksi dengan maksimal dan dapat berkembang dengan baik. - Pembinaan dan dukungan kepada petanikelompok tani untuk peningkatan
produksi dan produktivitas tanaman lada dan upaya pengembangannya. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
pengembangan bibitbenih tanaman lada yang ada belum dapat diperjualbelikan karena belum adanya sertifikasi tanaman, sedangkan pengembangan lada untuk
varietas yang lain kurang bagus di Kabupaten Boyolali. Sehingga untuk bisa dikembangkan Varietas Bengkayang dalam jumlah besar belum bisa
dilaksanakan.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah memberikan fasilitasi untuk pembuatan benih atau bibit tanaman varietas yang ada untuk
dapat sumber bibitbenih yang akan dikembangkan di wilayah Kabupaten
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-75
Boyolali. Pada tahun 2016 kelompok tani di Kecamatan Musuk mendapat surat penetapan dari Dirjen Perkebunan untuk menjadi pohon induk sehingga ke
depannya pemenuhan bibit tanaman lada dapat dicukupi dari kabupaten sendiri.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya - Menggunakan dukungan dana pada komoditas yang menjadi prioritas secara
efisien dan pasti, guna pencapaian target. - PembuatanMemperbanyak petunjuk teknis tentang budidaya lada.
- Pengenalan GAP tanaman lada dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani
- Melaksanakan pembinaan, pelatihan dan monev untuk peningkatan penerapan budidaya lada;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 6,32 dari anggaran sebesar Rp. 300.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 281.033.000,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan: Target produksi melampaui dari yang ditetapkan, atau produksi lada di
Kabupaten Boyolali mencapai 19,80 Ton Biji Kering dari target sebesar 12 Ton Biji Kering. Programkegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
akuntabilitas yang kinerja yang baik dan hasil yang signifikan. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan dengan Kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah distribusi bibit
tanaman lada sebanyak 20.000 batang, sosialisasi dan monitoring budidaya tanaman lada.
35 Kopi a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Potensi tanaman kopi yang ada di Kabupaten Boyolali baik Arabika atau Robusta yang bagus, sehingga dengan pembinaan dan monev yang
dilaksanakan secara berkala dapat meningkatkan kesadaran dan motivasi petanikelompok tani untuk mengembangkan budidaya kopi;
- Pemberian berbagai stimulankegiatan pada komoditas kopi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melaksanakan
GAP Tanaman Kopi; - Peluang pasar produk kopi lokal yang semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya daerah wisata; - Peningkatan pengetahuan petani tentang tanaman kopi sebagai tanaman
diversifikasi dengan tanaman lain yang tidak mengganggu tanaman utama juga untuk tanaman konservasi.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Masih banyak petani yang kurang terbuka terhadap inovasi baru, utamanya
bibit kopi yang diberikan dan masih banyak menggunakan bibit lokal; - Pengolahan masih tradisional sehingga belum dalam skala industri.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-76
- Memberikan fasilitasi berbagai macam kegiatan dan pelatihan yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan produksi
dan produktivitas tanaman kopi; - Mendorong pengolahan kopi yang ada dengan meningkatkan kualitasnya.
Sehingga akan menarik petani untuk mengembangkan komoditas kopi karena produksinya akan diterima oleh pasar .
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Menggunakan dukungan dana pada komoditas yang menjadi prioritas secara
efisien dan pasti, guna pencapaian target; - Pembuatan dan perbanyakan petunjuk teknis tentang budidaya kopi;
- Pengenalan GAP tanaman kopi dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani secara berkala;
- Melaksanakan dan memfasilitasi pembinaan, pelatihan dan monev untuk peningkatan budidaya kopi dan pelatihan pengendalian hama dan penyakit
tanaman kopi - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,63 dari anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 99.366.050,00 dan efisiensi sebesar 22,50 dari anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 77.499.300,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan: Target produksi melampaui dari yang ditetapkan, atau produksi kopi di
Kabupaten Boyolali mencapai 240,84 Ton Biji Kering, dari target produksi kopi sebesar 120 Ton Biji Kering. Programkegiatan secara umum telah sesuai dan
dapat menunjukkan akuntabilitas yang kinerja yang baik dan hasil yang signifikan. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Produktivitas
dan Mutu Tanaman Perkebunan dengan Kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar, bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah distribusi bibit tanaman rempah penyegar berupa bibit tanaman kopi sebanyak 900 batang, sosialisasi dan monitoring, serta pelatihan budidaya
tanaman kopi, dan Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komodita Perkebunan, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan
pengolahan kopi.
36 Kelapa a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Banyak tanaman kelapa yang tuarusakmati; - Serangan hama penyakit sehingga belum bisa sepenuhnya ditanggulangi,
yang menyebabkan ada sebagian tanaman di wilayah pengembangan kelapa belum optimal dalam berproduksi.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Usia pertanaman relatif tua.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-77
- Petani masih belum mempunyai kesadaran untuk melaksanakan GAP Tanaman Kelapa, sehingga tanaman hanya dibiarkan untuk tumbuh dan
produksi karena alam saja. Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
- Peremajaan tanaman kelapa; - Pembinaan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman yang sehat dan
produktif; - Mendorong petani kelapa untuk melaksanakan pengobatan secara swadaya;
- Pembinaan untuk melaksanakan GAP tanaman perkebunan sehingga dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Menggunakan dukungan dana pada komoditas yang menjadi prioritas secara
efisien dan pasti, guna pencapaian target; - Pembuatan dan perbanyakan petunjuk teknis tentang budidaya kelapa;
- Pengenalan GAP tanaman kelapa dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan kelompok tani secara berkala;
- Melaksanakan dan memfasilitasi pembinaan, pelatihan dan monev untuk peningkatan budidaya kelapa;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 6,32 dari anggaran sebesar Rp. 300.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 281.033.000,00 dan efisiensi sebesar 22,50 dari
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 77.499.300,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan: Programkegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
akuntabilitas yang kinerja yang baik, namun demikian dikarenakan terdapat beberapa hambatan, maka produksi kelapa yang ditargetkan sebesar 17.400
Ribu Butir Kelapa hanya terealisasi sebesar 11.452,23 Ribu Butir Kelapa. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan dengan Kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan, bntuk kegiatan yang dilakukan adalah distribusi bibit
tanaman kelapa sebanyak 3.000 batang, sosialisasi dan monitoring budidaya tanaman kelapa, dan Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen
Komodita Perkebunan, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan gula kelapa.
37 Nilam a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena terdapat penyuling yang
mampu menampung produksi nilam yang ada sehingga petanikeltan termotivasi untuk menanam nilam.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah harga minyak atsiri nilam yang fluktuatif menyebabkan tidak banyak penyuling
yang memproduksi minyak nilam.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-78
- Melaksanakan fasilitasi kegiatan pelatihan pada kelompok tentang GAP Tanaman Nilam dan peningkatan kelembagaan;
- Memberikan pembinaan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman nilam sehingga dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh penyuling.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Menggunakan dukungan dana pada komoditas yang menjadi prioritas secara
efisien dan pasti, guna pencapaian target; - Pembuatan petunjuk teknis tentang budidaya nilam;
- Pengenalan GAP tanaman nilam dengan sosialisasi dan pembinaan kepada petani, kelompok tani dan penyuling secara berkala;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 6,32 dari anggaran sebesar Rp. 300.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 281.033.000,00 dan efisiensi sebesar 22,50 dari
anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 77.499.300,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilankegagalan: Programkegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
akuntabilitas yang kinerja yang baik sehingga dapat menghasilkan 848,90 kuintal daun nilam, dari target sebesar 275 kuintal daun nilam. Dilaksanakan dengan
program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah distribusi bibit tanaman nilam sebanyak 15.000 batang, sosialisasi dan monitoring budidaya tanaman nilam,
dan kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komodita Perkebunan, bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan penyulingan tanaman nilam.
38 Kenanga a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena:
- Harga minyak kenanga yang bagus; - Produksi bunga kenanga banyak;
- Terdapat petani yang memiliki proses penyulingan kenanga. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
untuk melaksanakan peremajaan tanaman kenanga diperlukan areal yang cukup luas, sedangkan areal tidak tersedia, dan banyak petani KT yang enggan
melaksanakan peremajaan dikarenakan terbatasnya tanah yang dimiliki, serta membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang sampai dengan berproduksi
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Memberikan sosialisasi ke wilayah yang masih mempunyai areal yang cukup
untuk peremajaanpenanaman kenanga; - Menawarkan kerjasama dengan daerah lain untuk memasok bunga kenanga
ke Kabupaten Boyolali. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya:
- Menggunakan dukungan dana pada komoditas yang menjadi prioritas secara efisien dan pasti, guna pencapaian target;
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-79
- Melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani kenanga untuk peningkatan kualitas dan kuantitasnya;
- Masih terdapat beberapa variabel yang masih memerlukan peningkatan kualitasnya, antara lain sosialisasi peremajaan tanaman kenanga dan
pengurangan penebangan tanamanan kenanga yang tersisa; - Pembinaan kepada petani KT untuk meningkatan budidaya tanaman kenanga
yang ada; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 6,32 dari anggaran sebesar Rp. 300.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 281.033.000,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegagalan: Terdapat Programkegiatan yang mendukung peningkatan produksi tanaman
kenanga, sehingga target produksi kenanga sebesar 10 kuintal minyak dapat terealisasi sebesar 89,90 kuintal minyak. Dilaksanakan dengan program
Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan dengan kegiatan Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan,
bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pembinaan budidaya dan penyulingan nilam kepada kelompok tani.
Meningkatnya persentase luas lahan yang menggunakan benihbibit varietas unggul : 39 Padi sawah
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: - Kesadaran petani untuk menggunakan benih varietas unggul, dikarenakan
dengan penggunaan vareitas unggul, maka akan meningkatkan produksi dan lebih tahan terhadap serangan OPT;
- Bantuan pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan padi maupun subsidi benih padi selalu menggunakan benih varietas unggul.
- Pengukuran ini didasarkan pada perhitungan rasio antara luas tanam yang sudah menggunakan benih bibit unggul dengan keseluruhan luas tanam yang
ada. Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
masih terdapat petani yang belum menggunakan bibit varietas unggul. Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah sosialisasi
kepada Kelompok TaniGapoktan mengenai manfaat penggunaan benih varietas unggul.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Melibatkan penyuluh pertanian dalam rangka melakukan pembinaan kepada
petani; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yag benar-banar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 3,88 dari anggaran sebesar Rp. 1.337.889.000,00
digunakan sebesar Rp. 1.286.029.500,00, efisiensi sebesar 0,64 dari anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp.
238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp. 5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-80
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah terdapat dukungan kegiatan APBN untuk pengembangan padi sawah sehingga target
persentase luas lahan yang menggunakan benihbibit varietas unggul untuk komoditas padi sawah sebanyak 90,60 dapat terealisasi 96,27. Dilaksanakan
dengan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil dengan kegiatan engelolaan Produksi Tanaman Serealia - Pengembangan Padi Kab.
Boyolali APBN-TP, bentuk kegiatan penerapan padi jajar legowo, memberikan bantuan benih padi inbrida seluas 3.000 Ha, Program Peningkatan Produksi
Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi
Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
40 Jagung a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena masih terdapat petani yang
belum membudidayakan jagung varietas unggul. Jagung unyil merupakan varietas lokal yang masih banyak diminati petani.
Hambatan permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya kesadaran petani dalam hal penggunaan varietas unggul untuk
tanaman jagung.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah melaksanakan pembinaan dan sosisalisasi kepada Kelompok TaniGapoktan
untuk melakukan penanaman jagung menggunakan bibit unggul, baik jagung jenis hibrida maupun komposit.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Program pengembangan tanaman jagung yang bersumber dana dari APBN
menggunakan jagung hibrida yang merupakan varietas unggul; - Melibatkan penyuluh pertanian dalam pembinaan Kelompok TaniGapoktan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 6,33 dari anggaran sebesar Rp. 1.623.064.000,00 digunakan sebesar Rp. 1.520.315.000,00, efisiensi sebesar 0,64 dari
anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp.
5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang kegagalan bahwasanya sudah terdapat program penunjang pengembangan jagung, hanya saja belum
mencakup seluruh petani jagung sehingga target persentase luas lahan yang menggunakan bibit varietas unggul seluas 90,30 baru terealisasi sebesar
90,25. Dilaksanakan dengan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dengan kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia - Pengembangan Jagung Hibrida Kab. Boyolali APBN-TP, bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pemberian benih jagung hibrida,
program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan kegiatan
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III-81
41 Kedele a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena kesadaran petani dalam
membudidayakan benihbit varietas unggul kedelai. Petani menyadari bahwa tanaman kedelai komoditas kedelai sangat rentan terhadap perubahan pengaruh
iklim maupun serangan hama penyakit, sehingga penggunaan varietas unggul kedelai selain meningkatkan produksi maupun produktivitas dapat mengurangi
serangan OPT.
Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih terdapat petani yang menggunakan varietas kedelai lokal.
Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah melakukan pembinaan secara intensif kepada petani untuk melakukan penggunaan varietas
uggul kedelai.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Melibatkan penyuluh pertanian dalam pembinaan penggunaan kedelai
varietas unggul; - Melibatkan POPT dalam pengawasan dan pengendalian OPT
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 4,67 dari anggaran sebesar Rp. 4.530.880.000,00 digunakan sebesar Rp. 4.319.119.000,00, efisiensi sebesar 0,64 dari
anggaran sebesar Rp. 240.155.000,00 digunakan sebesar Rp. 238.616.000,00, efisiensi sebesar 3,84 dari anggaran sebesar Anggaran Rp.
5.165.731.760,00 digunakan sebesar Rp. 4.967.339.550,00.
c. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah terdapat dukungan kegiatan APBN untuk pengembangan komoditas kedelai sehingga
target luas lahan yang menggunakan benihbibit varietas unggul kedelai seluas 87,35 dapat terealisasi seluas 95,68. Dilaksanakan dengan program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan dengan kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi - Peningkatan
Produksi Kedelai APBN-TP, bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya memberikan bantuan biaya untuk melakukan pengembangan budidaya kedelai,
program Peningkatan Produksi Pertanian Perkebunan dengan kegiatan Perlindungan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, dan kegiatan
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan 19 Kecamatan DAK.
15. Meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam pengolahan serta berkembangnya