Terselenggaranya pembinaan politik Capaian Kinerja Organisasi

- Dengan penggunaan alokasi anggaran untuk pencapaian indikator berkaitan dengan alokasi anggaran untuk pencapaian indikator ke 1 dan indikator ke 6 dari APBD pada tahun 2016 sebesar Rp. 719.230.000,00, terealisasi sebesar Rp. 634.917.108,00 88,26 dengan efisiensi sebesar 11,74. c. Analisis programkegiatan Indikator ini dilaksanakan dengan program Penataan Administrasi Kependudukan dengan kegiatan Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. 6 Jumlah pemohon KTP yang mendapat pelayanan a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya batas waktu perekaman sampai dengan bulan September 2016; b. Analisis penggunaan sumber daya : - Dengan menempatkan staf dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di 19 Kecamatan masing-masing 2 dua orang untuk melaksanakan pelayanan KK di 19 wilayah kecamatan; - Dengan penggunaan alokasi anggaran untuk pencapaian indikator berkaitan dengan kegiatan untuk pencapaian indikator ke 1 dan indikator ke 5, pada tahun 2016 sebesar Rp. 719.230.000,00, terealisasi sebesar Rp. 634.917.108,00 dengan efisiensi sebesar 11,74. c. Analisi programkegiatan Indikator ini dilaksanakan dengan program Penataan Administrasi Kependudukan dengan kegiatan Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan, Pengembangan data base kependudukan dan kegiatan Sosialisasi kebijakan kependudukan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja .

70. Terselenggaranya pembinaan politik

Tabel 3.70 Pencapaian Kinerja Sasaran 70 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Cakupan LSM, ormas, OKP yang dibina buah 82 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 82 87 106,10 A Kankesbang 2 Jumlah kegiatan pembinaan politik keg 5 - 5 100 3 60 5 100 5 100 5 100 5 5 100 B Kankesbang 3 Angka kriminalitas yg ditangani 80 - 94 134,29 67 89,3 74 105,71 91 130 80 94,12 80 78 97,50 B Satpol PP 4 Rasio jumlah satpol PP per 10000 0,45 - 0,49 80,33 0,46 48,9 0,43 45,74 0,43 107,5 0,42 44,68 0,45 0,49 108,89 A Satpol PP Rata-rata 82,51 74,55 87,86 109,38 84,70 103,12 A Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 235 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 empat indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 103,12 kategori sangat baik terdiri dari 2 dua indikator kategori sangat baik 50, dan 2 dua indikator kategori baik 50. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 70 tujuh puluh per indikator : 1 Cakupan LSM, ormas, OKP yang dibina a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan antusias LSM, Ormas dan OKP yang dibina untuk membantu pemerintah dalam membantu kegiatan sosial kemasyarakatan. b. Efesiensi penggunaan sumber daya adalah dengan : - Mengefektifkan komunikasi dengan email WA; - Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap capaian target dengan anggaran Rp. 7.345.000,00 dengan realiasi sebesar Rp. 1.225.000,00 efesiensi sebesar 83,32 c. Dilaksanakan dengan program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Namun demikian ada beberapa LSM Ormas yang tidak mau memperbaharui Surat Keterangan Terdaftar SKT, dikarenakan: - Kurang memahami UU Keormasan UU No 172013; - Kurang aktifnya pengurus OrmasLSM tersebut disebabkan oleh Pengurus Ormas sering tidak berada ditempat atau alamat sekretariat OrmasLSM yang sering berpindah; - Sulitnya untuk mencari bantuan PemerintahPihak ketiga dalam melaksanakan kegiatan. Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan mengadakan monitoring dan evaluasi untuk mengaktifkan kegiatan yang bersangkutan dan mendaftarkan ormas yang habis masa berlaku SKT nya ataupun pergantian pengurus, ormas tersebut dan melakukan koordinasi dengan camat dan kepala desa atau kelurahan untuk menyamakan persepsi tentang data ormas di wilayahnya 2 Jumlah kegiatan pembinaan politik a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dicapai karena telah terjadwalnya kegiatan sehingga dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan; b. Analisis penggunaan sumber daya : - Dalam melaksanakan kegiatan ini diadakan koordinasi dari pendukung kegiatan dengan berbagai alat, baik elektronik maupun surat – menyurat; - Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap capaian target dengan anggaran Rp. 73.061.000,00 dengan realiasi sebesar Rp. 53.272.500,00 efesiensi sebesar 27,08. c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Kepada Masyarakat, Fasilitasi Penyelesaian Perselisihan Partai Politik, Koordinasi Forum – Forum Diskusi Politik, dan Pengkondisian Wilayah dan Sosialisasi Pemilu. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 236 ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Namun perlu lebih fokus pada aspek – aspek antara lain : memperbaiki sistematika laporan kegiatan, data parpol, dan melakukan monev pendataan sekretariat parpol. 3 Angka kriminalitas yg ditangani a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan karena kejadian- kejadian kriminalitas yang terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali dapat dipantau dan ditangani oleh Satpol PP Kabupaten Boyolali. Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keterbatasan jumlah personil Satpol PP Kabupaten Boyolali, dimana sangat jauh dari ideal jumlah Satpol PP Kabupaten Boyolali dibanding dengan jumlah penduduk Kabupaten Boyolali, sehingga tidak mampu menjangkau seluruh wilayah yang ada di kabupaten Boyolali yang terdiri darii 19 Kecamatan dan tersebar secara letak geografis yang berjauhan. Alternatif solusinya adalah dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait seperti POLRI dan TNI dalam pelaksanaan tugas. Solusi lebih lanjutnya adalah penambahan jumlah Anggota Satpol PP dan pengembangan kelembagaan dengan membentuk unsur pelaksana Satpol PP di tingkat kecamatan. b. Analisis penggunaan sumber daya : Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan : - Berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Polres, Kodim dan Seksi Tramtib Kecamatan dalam penanganan setiap kejadian kriminalitas. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan jumlah anggota Satpol PP; - Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap capaian target dengan anggaran Rp. 1.007.020.000,00 dengan realiasi sebesar Rp. 993.293.527,00 efesiensi sebesar 1,36. c. Analisis program dan kegiatan : Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksakan dengan 2 dua program yaitu Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan 3 tiga kegiatan yaitu Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan, Pengendalian kebisingan, dan gangguan dari kegiatan masyarakat, dan Pengendalian keamanan lingkungan, serta program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat PEKAT dengan kegiatan Penyuluhan pencegahan berkembangnya praktek prostitusi. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target indikator kinerja antara lain melalui patroli wilayah, operasi kamtramtibum secara terpadu, pengamanan kegiatan yang melibatkan massa dan pengamanan event-event tertentu seperti pengamanan pelaksanaan pilkada, pengamanan perayaan lebaran, natal dan tahun baru serta pengamanan kegiatan car free day. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja . 4 Rasio jumlah satpol PP per 10000 a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan dengan adanya penambahan jumlah PNS yang ditugaskan di Satpol PP; LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 237 b. Efesiensi pengguynaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan rekruitmen Tenaga Harian Lepas THL sebagai tenaga Banpol yang diberi tugas untuk membantu pelaksanaan tugas Satpol PP. Kenaikan sebesar 0,04 adalah bagian dari penambahan THL yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Boyolali Tahun 201sebanyak 16 THL. Selain itu juga dilakukan penataan kelembagaan Satpol PP dengan memasukkan unsur Seksi Tramtib Kecamatan sebagai unsur pelaksanaan Satpol PP di tingkat kecamatan. Meskipun realisasi dari rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk mengalami kenaikan sebesar sebesar 0,04 , hal ini belum menunjukkan angka yang ideal dari yang seharusnya jumlah Satpol PP dibanding dengan Jumlah Penduduk per 10.000 b. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Satpol PP yang dapat mendorong tercapainya target indikator kinerja tersebut tidak ada, karena indikator ini tidak terkait dengan capaian kinerja pelaksanaan tugas Satpol PP, tetapi berkaitan dengan kuantitas jumlah personil Satpol PP. Oleh karena itu target indikator kinerja ini dapat tercapai apabila ada kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk penambahan jumlah anggota Satpol PP dan atau dengan penataan kelembagaan Satpol PP.

71. Meningkatkan konsistensi peraturan daerah dengan peraturan pusat dan provinsi