4 Tingkat partisipasi angkatan kerja
a.
Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan dalam penentuan tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan
kondisi jumlah penduduk usia kerja serta angkatan kerja;
b.
Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 3,82 dari anggaran sebesar Rp. 636.483.500,00 terserap
sebesar Rp. 612.189.319,00;
c. Analisis programkegiatan : Indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Kesempatan
Kerja dan kegiatan Penyusunan informasi bursa tenaga kerja, Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja, Kerjasama pendidikan dan pelatihan, Penyiapan
tenaga kerja siap pakai, Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan, Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan
pelatihan berbasis masyarakat, dan kegiatan Monitoring evaluasi dan pelaporan. Prosentase atau TPAK didapat dari jumlah PAK dibagi jumlah PUK. Adapun
jumlah PAK sebanyak 543.310 orang, sedangkan PUK sebanyak 726.169 orang. Program kegiatan yang dilaksanakan secara umum programkegiatan yang
dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan.
51. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan tingkat hunian
wisatawan nusantara
Tabel 3.51 Pencapaian Kinerja Sasaran 51
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2016
Transisi Ta
rg et
N as
io n
al Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 K
at eg
or i
Koordinator SKPD
Pengampu R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
R ea
lis as
i C
ap ai
an R
ea lis
as i
C ap
ai an
Ta rg
et R
ea lis
as i
C ap
ai an
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19
1 Jumlah Kunjungan
Wisatawan Nusantara orang
426.200 - 353.983
92 335,094 80,2 373.905
83 410.580 84,23
430760 82,48 426.200 554.248 130,04 A
Disbudpar 2
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara orang
2.000 - 399
34,49 1,847
146 1.909
140 2.647 179,73
2007 127,19 2000
2007 100,35 A Disbudpar
3 Tingkat Hunian Hotel
55 - 23,82
44,11 26,6
49 34,54
63,38 44,37
81,04 55,21 100,38
55 59 107,27 A
Disbudpar
Rata-rata 57,01
91,73 95,19
115 103,35
112,56 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 tiga indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan rata-rata 112,56 kategori sangat baik terdiri dari 3 tiga indikator kategori sangat baik 100. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 51
lima puluh satu per indikator :
1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator disebabkan karena adanya event-
event yang dilaksanakan di lokasi obyek wisata, perbaikan sarana dan prasarana Obyek Wisata, peningkatan manajemen pengelolaan obyek wisata.
Kendala dan hambatannya antara lain :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 166
- Keterbatasan Obyek Wisata; - Aksesbilitas menuju ke Obyek Wisata yang masih terbatas;
- Kurangnya Tempat Parkir kendaraan di Obyek Wisata; - Minimnya Papan Penunjuk arah menuju ke Obyek Wisata;
- Belum optimalnya pengemasan dan Periklanan untuk obyek wisata; - Kurang optimalnya sarana dan prasarana yang mewadai di obyek wisata.
Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Nusantara dari Tahun 2012-2016 :
Gambar 3.10 Grafik Pengunjung Wisatawan Nusantara dari Tahun 2012-2016 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
- Pemasangan papan nama Boyolali Pro Investasi, wall stiker destinasi pariwisata di Bandara Adi Sumarmo Boyolali Surakarta
- Peningkatan perawatan dan pemeliharaan obyek wisata - Penataan obyek Wisata
- Pengembangan Obyek wisata - Menarik Investor.
- Koordinasi dengan DPU-ESDM
-
Kerjasama melalui Forum Komunikasi, Dinas Pariwisata se-Solo Raya, Java Promo maupun travel dialog.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan kerjasama dengan stakeholder desa, UPTD, masyarakat, Asita, Forum Komunikasi Solo
Raya, Java Promo untuk menginformasikan obyek wisata yang ada dengan sebaik-baiknya.
2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan Locus dari obyek
wisata asing adalah Gunung Merapi Merbabu. Gunung Merapi adalah Gunung yang teraktif di dunia dan terkenal di Mancanegara. Indikator ini pada tahun
2015 dengan target 2.000 dapat terealisasi 2.007 atau capaian kinerja sebesar 100.35 sehingga indikator ini dapat tercapai. Meskipun beberapa waktu yang
lalu jalur pendakian ditutup karena banyak tanah longsor pada musim penghujan, dan perbaikan infrastruktur jalan Boyolali – Selo – Magelang.
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 167
Kendala dan hambatannya antara lain : - Kawasan Gunung Merapi Merbabu pengelolaannya oleh Balai Taman
Nasional Gunung Merapi Merbabu sehingga data kunjungan, dan Pendapatan Asli Daerah dikelola langsung oleh Balai Nasional Gunung Merapi dan
Merbabu.
- Belum adanya Biro Perjalanan di Boyolali yang international oriented atau paket internasional
Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2012-2016 :
Gambar 3.11 Grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2012-2016 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
- Perlunya koordinasi dan komunikasi dengan Balai Nasional Gunung Merapi dan Merbabu untuk memperoleh data kunjungan;
- Adanya Biro perjalanan yang menyediakan paket internasional. b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan melakukan
kerjasama dengan stakeholder desa, UPTD, masyarakat, Asita, Forum Komunikasi Solo Raya, Java Promo untuk menginformasikan obyek wisata yang
ada dengan sebaik-baiknya.
Analisis untuk 2 dua indikator di atas : b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 7,14 dari anggaran sebesar Rp. 5.141.066.750,00 digunakan sebesar Rp.
4.773.796.235,00;
c. Analisis programkegiatan : Kedua indikator kinerja di atas dilaksanakan dengan 3 tiga program yaitu
program Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan, Peningkatan Pembangunan Sarana dan prasarana
pariwisata, Pengembangan Jenis dan paket wisata Unggulan, dan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata, program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata, Koordinasi dengan Sektor Pendukung Pariwisata, dan Pelaksanaan
Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan Luar Negeri, serta program
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 168
10 20
30 40
50 60
70
2012 2013
2014 2015
2016
Tingkat Hunian Hotel
prosentase
Pengembangan Kemitraan dengan kegiatan Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database, Penguatan Peran serta Masyarakat dalam
Pengembangan Kemitraan Pariwisata, dan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun ada yang belum berhasil memenuhi target kinerja.
3 Tingkat Hunian Hotel a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator Tingkat Hunian Hotel disebabkan
meningkatnya event-event yang dilaksanakan di Kabupaten Boyolali yang bertaraf Nasional maupun lokal seperti Hari Pangan Se-Dunia, Pentas Musik
Rok, Pentas Musik Jazz, hiburan akhir tahun dan lain-lain.
Kendala dan hambatannya antara lain : - Belum adanya Tourist Information Center TIC di Bandara Adi Soemarmo
dan Boyolali Kota termasuk alat komunikasinya telepon serta kepastian tenaga TIC;
-
Hunian di Boyolali hanya sebatas sebagai tempat transit dan wisatawan cenderung menginap di solo;
- Pihak pengelola hotel kurang rutin dalam melaporkan hunian.
Berikut grafik Pengunjung Wisatawan Mancanegara dari Tahun 2012-2016 :
Gambar 3.12 Grafik Tingkat Hunian Hotel dari Tahun 2012 - 2016 Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah dengan mengembangkan Tourist
Information Center TIC dengan bekerja sama dengan pelaku usaha Hotel Hotel Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
memaksimalkan pemasaran promosi baik melalui forum kerjasama antar daerah dalam hal ini Solo Raya dan Java Promomaupun travel dialog tentang
pariwisata dan budaya di Kabupaten Boyolali.
b. Analisis penggunaan sumber daya : Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
LKjIP Kabupaten Boyolali 2016
III- 169
- Memaksimalkan pemasaran promosi baik melalui forum kerjasama antar daerah dalam hal ini Solo Raya dan Java Promomaupun travel dialog tentang
pariwisata dan budaya di Kabupaten Boyolali; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target secara efektif.sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 5,06, dengan anggaran
sebesar Rp. 27.075.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp. 25.705.150,00.
c. Analisis programkegiatan : Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Pengembangan Destinasi Pariwisata dengan kegiatan Pengembangan sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi. Programkegiatan
yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat
baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
52. Terciptanya sistem informasi daerah