Terkendalinya kegiatan pertambangan yang merusak lingkungan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Presentase lembaga masyarakat desa hutan LMDH yang aktif 80 - 43 102,38 10 50 47 313,33 35 71,43 80 100 80 80 100 B Dipertanbunhut Rata-rata 102,38 50 313,33 71,43 100 100 B Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 satu indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 100 kategori baik terdiri dari 1 satu indikator kategori sangat baik 100. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 55 lima puluh lima per indikator : 1 Presentase lembaga masyarakat desa hutan LMDH yang aktif a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena: Sebanyak 35 dari 43 kelompok LMDH sudah aktif dalam rangka pertemuan, pelaporan, dan kegiatan pengolahan lahan di bawah tegakan, bekerjasama dengan Perum Perhutani. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah tidak semua anggota kelompok aktif dalam pertemuan Alternatif solusi yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah: - Penyuluhan secara intensif kepada anggota LMDH dengan melibatkan Penyuluh Kehutanan dan Perum Perhutani; - Pemberian stimulan berupa pengembangan tanaman di bawah tegakan. b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya: - Koordinasi dengan Penyuluh Kehutanan dan Perum Perhutani agar LMDH dapat lebih aktif; - Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran kegiatan dengan efisiensi 3,90 dari anggaran Rp. 70.000.000,00 digunakan Rp 67.273.000,00. b. Analisis Program Kegiatan yang menunjang keberhasilan bahwasanya programkegiatan yang ada telah mendukung pencapaian target LMDH yang aktif sebanyak 80. Dilaksanakan dengan program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan. Terfasilitisasinya LMDH dengan pengembangan tanaman di bawah tegakan dengan budidaya tanaman komoditas jagung seluas 10 Ha, jahe seluad 5 Ha, dan kedelai seluas 0,5 Ha, serta pemberian pupuk organik sebanyak 10 Ton. Bantuan tersebut tersebar di 5 kecamatan yaitu Kec. Juwangi, Kec. Karanggede, Kec. Kemusu, Kec. Klego, Kec. Wonosegoro.

56. Terkendalinya kegiatan pertambangan yang merusak lingkungan

Tabel 3.56 Pencapaian Kinerja Sasaran 56 Indikator kinerja Satuan Target RPJM Tahun 2016 Transisi Ta rg et N as io n al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 K at eg or i Koordinator SKPD Pengampu R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Presentase pertambangan mempunyai ijin 62 - 40 100 5 11,11 15 50 70 200 25 55,56 62 25 40,32 D DPU ESDM Rata-rata 100 11,11 50 200 55,56 40,32 D LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 180 Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 satu indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan rata-rata 40,32 kategori kurang terdiri dari 1 satu indikator kategori kurang 100. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 56 lima puluh enam per indikator : 1 Presentase pertambangan mempunyai ijin a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena jumlah kegiatan pertambangan yang telah mengajukan WIUP mengalami kendala untuk pengajuan peningkatan IUP baik IUP Eksplorasi maupun IUP Operasi produksi dengan terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan sejak tanggal 2 Oktober 2014 perizinan di Bidang ESDM Sub Urusan Geologi dan Air Tanah, Mineral Dan Batubara, Energi Baru Terbarukan dan Ketenagalistrikan menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi, sehingga semua proses perizinan dan penertiban kegiatan pertambangan di wilayah Kabupaten Boyolali harus sudah diserahkan kepada Gubernur Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Hambatanpermasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah : - Kegiatan pertambangan liar tidak dapat diprediksi untuk waktu dan luasannya dalam setiap tahunnya - Kewenangan kembali berada pada Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melakukan koordinasi dengan Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini dengan Balai ESDM Wilayah Solo untuk melakukan pembinaan dan penertiban terhadap pelaku pertambangan liar. b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran sebesar Rp. 292.340.000 digunakan sebesar Rp. 208.763.611 atau efisiensi sebesar 29; c. Analisis programkegiatan : Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan dengan kegiatan Sosialisasi regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian C, Monitoring dan pengendalian kegiatan penambangan bahan galian C dan kegiatan Koordinasi dan pendataan tentang hasil produksi dibidang pertambangan, serta program Pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan rakyat dan kegiatan Penyebaran peta daerah rawan bencana alam geologi. Programkegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. LKjIP Kabupaten Boyolali 2016 III- 181

57. Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup