Notasi Sel Elektrokimia Sel Elektrokimia

36 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII Jika dalam reaksi sel elektrokimia melibatkan fasa gas dengan logam mulia sebagai elektrodenya, aturan penulisan notasi sel volta sebagai berikut. a. Jika pada anode terjadi reaksi oksidasi yang melibatkan gas dengan platina sebagai elektrode: H 2 g ZZX YZZ 2H + + 2e – maka notasi untuk elektrode hidrogen dapat ditulis sebagai berikut. Pt H 2 g H + aq b. Jika pada katode terjadi reaksi reduksi yang melibatkan gas dengan platina sebagai elektrode: 2H + aq + 2e – ⎯⎯ → H 2 g maka notasi untuk elektrode hidrogen dapat ditulis sebagai berikut. H + aq H 2 g Pt Tanda baca koma dapat juga dipakai sebagai notasi untuk memisahkan ion-ion yang terdapat dalam larutan yang sama atau memiliki fasa yang sama dengan elektrode logam mulia seperti Pt. Reaksi setengah sel: Fe 3+ aq + e – ZZX YZZ Fe 2+ aq Notasi setengah sel: Fe 3+ aq, Fe 2+ aq Pt Jawab: 1. Reaksi setengah selnya sebagai berikut. Anode: Fes ⎯⎯ → Fe 2+ aq + 2e – Katode: Sn 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Sns Reaksi sel volta keseluruhan sebagai berikut. Fes + Sn 2+ aq ⎯⎯ → Fe 2+ aq + Sns 2. Reaksi setengah selnya sebagai berikut. Anode: Zns ⎯⎯ → Zn 2+ aq + 2e – Katode: Cd 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Cds Penulisan notasi selnya sebagai berikut. Zns Zn 2+ aq Cd 2+ aq Cds Penulisan Reaksi dari Notasi Sel a Tuliskan reaksi yang terjadi pada sel volta dengan notasi sel seperti berikut. Zns Zn 2+ aq Sn 4+ aq, Sn 2+ aq Pt b Tuliskan notasi sel untuk reaksi berikut. Nis + 2H + aq ⎯⎯ → Ni 2+ aq + H 2 g Jawab: a Setengah-reaksi selnya sebagai berikut. Anode: Zns ⎯⎯ → Zn 2+ aq + 2e – Katode: Sn 4+ aq + 2e – ⎯⎯ → Sn 2+ aq Reaksi sel volta keseluruhan sebagai berikut. Zns + Sn 4+ aq ⎯⎯ → Zn 2+ aq + Sn 2+ aq b Setengah-reaksi selnya sebagai berikut. Anode: Nis ⎯⎯ → Ni 2+ aq + 2e – Katode: 2H + aq + 2e – ⎯⎯ → H 2 g Penulisan notasi selnya sebagai berikut. Nis Ni 2+ aq H + aq H 2 g Pt Contoh 2.5 37 Reaksi Redoks dan Elekt rokim ia

3. Potensial Elektrode dan GGL Sel

Dalam sel elektrokimia, untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar dan menggerakkan ion-ion di dalam larutan menuju elektrode diperlukan suatu usaha. Usaha atau kerja yang diperlukan ini dinamakan aya erak istrik, disingkat GGL.

a. Makna GGL Sel

Kerja yang diperlukan untuk menggerakkan muatan listrik GGL di dalam sel bergantung pada perbedaan potensial di antara kedua elektrode. Beda potensial ini disebabkan adanya perbedaan kereaktifan logam di antara kedua elektrode. Nilai GGL sel merupakan gabungan dari potensial anode potensial oksidasi dan potensial katode potensial reduksi. Dalam bentuk persamaan ditulis sebagai berikut. GGL E sel = potensial reduksi + potensial oksidasi Potensial reduksi adalah ukuran kemampuan suatu oksidator zat pengoksidasi = zat tereduksi untuk menangkap elektron dalam setengah reaksi reduksi. Potensial oksidasi kebalikan dari potensial reduksi dalam reaksi sel elektrokimia yang sama. Potensial oksidasi = –Potensial reduksi Tinjaulah setengah reaksi sel pada elektrode Zn dalam larutan ZnSO 4 . Reaksi setengah selnya sebagai berikut. Zns ⎯⎯ → Zn 2+ aq + 2e – Jika –E Zn adalah potensial elektrode untuk setengah reaksi oksidasi, + E Zn adalah potensial untuk setengah sel reduksinya: Potensial oksidasi: Zns ⎯⎯ → Zn 2+ aq + 2e – E Zn = –E Zn V Potensial reduksi: Zn 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Zns E Zn = E Zn V Sel elektrokimia yang terdiri atas elektrode Zn dan Cu dengan reaksi setengah sel masing-masing: Cu 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Cus E Cu = E Cu V Zn 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Zns E Zn = E Zn V Nilai GGL sel elektrokimia tersebut adalah E sel = E Cu + –E Zn = E Cu – E Zn Dengan demikian, nilai GGL sel sama dengan perbedaan potensial kedua elektrode. Oleh karena reaksi reduksi terjadi pada katode dan reaksi oksidasi terjadi pada anode maka nilai GGL sel dapat dinyatakan sebagai perbedaan potensial berikut. E sel = E Reduksi – E Oksidasi atau E sel = E Katode – E Anode Nilai potensial elektrode tidak bergantung pada jumlah zat yang terlibat dalam reaksi. Berapapun jumlah mol zat yang direaksikan, nilai potensial selnya tetap. Contoh: Cu 2+ a + 2e – ⎯⎯ → Cus E Cu = E Cu V 2Cu 2+ a + 4e – ⎯⎯ → 2Cus E Cu = E Cu V Satuan untuk gaya gerak listrik GGL adalah volt . Unit for electrom otive force is volt. Note Catatan Bandingkan kereaktifan logam-logam golongan IA dan IIA. Manakah yang lebih reaktif? Jika logam-logam itu dihubungkan melalui kawat, manakah oksidator dan reduktornya? Kegiatan Inkuiri Gambar 2.6 Bat erai m erupakan cont oh sel elekt rokim ia. Sumber: Sougou Kagashi 38 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII Menentukan Potensial Elektrode Standar Hitunglah potensial elektrode Cu yang dihubungkan dengan elektrode hidrogen pada keadaan standar jika voltmeter menunjukkan nilai 0,34 volt. Jawab: Persamaan setengah reaksi sel yang terjadi: Katode: Cu 2+ aq + 2e – ⎯⎯ → Cus Anode: H 2 g ⎯⎯ → 2H + aq Nilai GGL sel: E° sel = E° katode – E° anode 0,34 V = E Cu o E H o 2 0,34 V = E Cu o – 0,00 V ⎯⎯ → E Cu o = 0,34 V Jadi, potensial reduksi standar untuk elektrode Cu adalah 0,34 volt. Gambar 2.7 Elekt rode hidrogen dit et ap kan sebagai elekt rode st andar. Contoh 2.6

b. Potensial Elektrode Standar E

Oleh karena potensial oksidasi merupakan kebalikan dari potensial reduksinya maka data potensial elektrode suatu logam tidak perlu diketahui dua-duanya, melainkan salah satu saja. Misalnya, data potensial reduksi atau data potensial oksidasi. Menurut perjanjian IUPAC, potensial elektrode yang dijadikan sebagai standar adalah potensial reduksi. Dengan demikian, semua data potensial elektrode standar dinyatakan dalam bentuk potensial reduksi standar. Potensial reduksi standar adalah potensial reduksi yang diukur pada keadaan standar, yaitu konsentrasi larutan M sistem larutan atau tekanan atm sel yang melibatkan gas dan suhu o . Untuk mengukur potensial reduksi standar tidak mungkin hanya setengah sel sel tunggal sebab tidak terjadi reaksi redoks. Oleh sebab itu, perlu dihubungkan dengan setengah sel oksidasi. Nilai GGL sel yang terukur dengan voltmeter merupakan selisih kedua potensial sel yang dihubungkan bukan nilai mutlak. Berapakah nilai pasti dari potensial reduksi? Oleh karena nilai GGL sel bukan nilai mutlak maka nilai potensial salah satu sel tidak diketahui secara pasti. Jika salah satu elektrode dibuat tetap dan elektrode yang lain diubah-ubah, potensial sel yang dihasilkan akan berbeda. Jadi, potensial sel suatu elektrode tidak akan diketahui secara pasti, yang dapat ditentukan hanya nilai relatif potensial sel suatu elektrode. O leh karena itu, untuk menentukan potensial reduksi standar diperlukan potensial elektrode rujukan sebagai acuan. Dalam hal ini, IUPAC telah menetapkan elektrode standar sebagai rujukan adalah elektrode hidrogen, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7. Elektrode hidrogen pada keadaan standar, E°, ditetapkan pada konsentrasi H + 1 M dengan tekanan gas H 2 1 atm pada 25°C. Nilai potensial elektrode standar ini ditetapkan sama dengan nol volt atau E H H o 2 + → = 0,00 V. Potensial elektrode standar yang lain diukur dengan cara dirangkaikan dengan potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar, kemudian GGL selnya diukur. Oleh karena potensial elektrode hidrogen pada keadaan standar ditetapkan sama dengan nol, potensial yang terukur oleh voltmeter dinyatakan sebagai potensial sel pasangannya. Baterai kecil dan baterai besar selama sistem selnya sama, potensial selnya sama, yaitu 1,5 volt. Sm all and big bat t eries have equal cell potensial for equal cell system , i.e 1,5 volt. Note Catatan Sumber: Chemistry: The Central Science,2000 bagian anode Anode Zn NO 3 – Zn 2+ e – Volt m et er NO 3 – Na + e – H 2 g NO 3 – H + bagian kat ode elekt rode hidrogen st andar Zns → Zn 2+ aq + 2e – 2H + aq + 2e – → H 2 g + Tombol NO 3 – –