Selulosa Glikogen Oligosakarida dan Polisakarida

231 Makrom olekul Gambar 8.12 Sapi dapat m encerna rum put sebab m em iliki enzim selulose yang dapat m em ut uskan ikat an b -glikosida pada selulosa. Jika pati direaksikan dengan iodium akan muncul warna biru terang. Hal ini disebabkan terjadinya koordinasi antara ion iodida di antara heliks. Intensitas warna biru yang dihasilkan bergantung pada kandungan amilosa yang terdapat dalam pati. Glikogen tersusun dari jutaan glikosil yang terikat dengan ikatan 1 → 4 glikosida membentuk rantai panjang. Pada titik percabangan membentuk ikatan 1 → 6. Jadi, strukturnya menyerupai pohon.

c. Pati Amilum

Pati adalah polisakarida nutrien yang ditemukan dalam sel tanaman dan beberapa mikroorganisme. Dalam beberapa hal, pati memiliki kesamaan dengan glikogen glikogen disebut pati hewan. Pati selalu terdapat dalam sel tumbuhan berbentuk granula, bentuk ini berdiameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda, amilosa dan amilopektin. Jumlah kedua polisakarida ini berbeda bergantung pada jenis pati. Pada kentang, jagung, dan tumbuhan lain yang banyak mengandung pati memiliki kandungan amilopektin 75–80 dan amilosa 20–25. Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang terdiri atas glukosa dan ribuan satuan glikosil yang terikat pada 1,4– glikosida. Rantai polisakarida ini membentuk untai heliks. Perhatikan Gambar 8.13. Sumber:wikipedia.org a b c Gambar 8.13 a St rukt ur heliks dari am ilum b Ikat an a -1,4-glikosida c Kom p leks p at i-iodin Sumber: Chemistry: The Central Science, 2000 232 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII Kerjakanlah di dalam buku latihan. 1. Tuliskan rumus struktur –glukosa dalam bentuk linear dan rumus proyeksinya menurut Fischer. 2. Sebutkan monomer dari laktosa, maltosa, dan sukrosa. 3. Tuliskan produk dari reaksi hidrolisis senyawa berikut. a. Glikogen + 2 H O, H ⎯⎯⎯⎯ → b. Selulosa 2 H O, panas ⎯⎯⎯⎯→ Tes Kompetensi Subbab B 4. Senyawa apakah yang terdapat dalam urine yang positif terhadap tes Benedict? 5. Golongan senyawa apakah yang memberikan hasil positif terhadap tes Molisch? 6. Apakah perbedaan antara pereaksi Barfoed dan Benedict? 7. Dapatkah pereaksi Barfoed digunakan untuk membedakan fruktosa dengan sukrosa?

3. Identifikasi Karbohidrat

Sifat-sifat kimia karbohidrat berhubungan dengan gugus fungsi yang terdapat dalam molekul, seperti gugus hidroksi, aldehid, dan keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat. Monosakarida dan beberapa disakarida memiliki sifat reduktor, terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.

a. Tes Fehling

Pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan, yaitu larutan ehling A dan ehling . Larutan Fehling A adalah larutan CuSO 4 , sedangkan Fehling B adalah larutan kalium-natrium-tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan secara terpisah dan dicampur ketika akan digunakan lihat Gambar 8.14 . Dalam identifikasi karbohidrat, ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu + . Dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu 2 O. Cu 2+ + Karbohidrat ⎯⎯ → Cu + 2Cu + + 2OH – ⎯⎯ → Cu 2 Os + H 2 O Endapan merah bata

b. Tes Benedict

Tes Benedict adalah larutan tembaga sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari tembagaII sulfat menjadi ion Cu + , selanjutnya diendapkan sebagai Cu 2 O. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata, bergantung pada konsentrasi karbohidrat. Pereaksi Benedict banyak digunakan untuk uji glukosa dalam urine dibandingkan pereaksi Fehling. Jika dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, senyawa ini dapat mereduksi Fehling, tetapi dengan pereaksi Benedict tidak terjadi reduksi.

c. Tes Molisch

Tes Molisch terdiri atas larutan a –naftol dalam alkohol. Jika pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan glukosa, kemudian ditambah H 2 SO 4 pekat maka akan terbentuk dua lapisan zat cair lihat Gambar 8.15. Pada batas antara kedua lapisan itu terbentuk cincin warna ungu akibat terjadi reaksi kondensasi antara a –naftol dan furfural furfural terbentuk akibat dehidrasi glukosa oleh H 2 SO 4 . Gambar 8.14 Uji glukosa dengan Fehling Gambar 8.15 Cincin w arna ungu t erbent uk ket ika karbohidrat direaksikan dengan p ereaksi Molisch. Sumber:www.olgastift.s.bw Sumber: www.uni-regensburg.com Cincin w arna ungu