Tata Nama Eter Eter R–O–R

167 Senyaw a Organik

b. Isomeri Fungsional

Seperti telah diuraikan di atas bahwa eter dan alkohol memiliki kemiripan dalam strukturnya. Rumus strukturnya adalah R–O–H alkohol R–O–R eter Beberapa contoh alkohol dan eter yang memiliki rumus molekul sama ditunjukkan pada tabel berikut. Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga termasuk golongan epoksida, dan merupakan hasil oksidasi dari alkena. Contoh yang paling sederhana adalah, etilen oksida atau lebih dikenal dengan nama oksirana. Oleh karena itu, nama senyawa epoksida sering diturunkan dari nama alkenanya sebelum dioksidasi menjadi eter, dan diberi akhiran –oksida atau dengan nama kedua alkil yang terikat pada oksirana dan diberi akhiran –oksirana. But ilen oksida Etilen oksida oksirana Berdasarkan Tabel 6 .6, alkohol dan eter memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Jadi, dapat dikatakan bahwa alkohol dan eter berisomeri struktur satu sama lain. Di samping isomer struktur, eter dan alkohol juga memiliki gugus fungsional berbeda. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa eter berisomeri fungsional dengan alkohol. Isomer fungsional adalah rumus molekul sama, tetapi gugus fungsi beda. C 2 H 6 O C 3 H 8 O C 4 H 10 O Rumus molekul Alkohol Eter etanol propanol butanol Tabel 6.6 Isomer Fungsional Eter dan Alkohol CH 3 CH 2 OH CH 3 CH 2 CH 2 OH CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 OH dimetil eter etil metil eter dietil eter CH 3 –O–CH 3 CH 3 CH 2 OCH 3 CH 3 CH 2 OCH 2 CH 3 Nama Rumus struktur Nama Rumus struktur Tata Nama Eter Sebutkan nama senyawa eter berikut. Jawab Gugus sebelah kiri adalah isopropil dan gugus kanan adalah etil. Jadi, penataan nama senyawa itu adalah IUPAC : 2–etoksi isopropana Trivial : isopropil etil eter Contoh 6.3 Etil metil eter Propanol CH 3 CH 3 HC CH 2 O CH 3 H 2 H 3 C C O CH 3 H 3 C C C O H H 2 H 2 H 2 C CH 2 O 168 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII

c. Sifat dan Kegunaan Eter

T idak sepert i alkohol, et er t idak memiliki ikat an hidrogen antarmolekul sehingga titik didih eter di bawah titik didih alkohol untuk jumlah atom karbon yang sama, misalnya etanol dan dimetil eter. Etanol berisomer dengan dimetil eter C 2 H 6 O, tetapi wujudnya berbeda. Pada suhu kamar, dimetil eter berwujud gas, sedangkan etanol berwujud cair. Eter kurang larut di dalam pelarut air dibandingkan alkohol. Hal ini disebabkan eter memiliki kepolaran rendah. Walaupun sesama molekul eter tidak terjadi antaraksi, tetapi eter dapat berantaraksi dengan air dan alkohol. Makin tinggi rantai alkil dalam eter makin kurang kelarutannya di dalam air. Eter tidak bereaksi dengan hampir semua oksidator maupun reduktor. Demikian juga dalam asam dan basa, eter cenderung stabil, kecuali pada suhu tinggi. Karena itu, eter sering digunakan sebagai pelarut untuk reaksi-reaksi organik. Di samping kegunaannya sebagai anestetik, dietil eter secara luas dipakai sebagai pelarut untuk lemak, lilin, atau zat-zat lain yang kurang larut dalam air. D ivinil eter CH 2 = CH– O – CH= CH 2 memiliki kemampuan anastetik tujuh kali lebih besar daripada dietil eter. Pada umumnya eter bersifat racun, tetapi jauh lebih aman jika dibandingkan kloroform untuk keperluan obat bius Gambar 6 .6 . Penggunaan eter harus hati-hati karena mudah terbakar. Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna. Perhatikan Gambar 6.7. Dimetil eter Dietil eter Oksirana Nama Titik Didih °C Kelarutan g 100mL –24,0 34,5 13,5 Larut sempurna 8,0 Larut sempurna Tabel 6.7 Sifat Fisika Eter Titik Didih dan Kelarutan Gambar 6.6 Sejak zaman dulu, eter digunakan sebagai zat pembius. Sumber: Heineman Advanced Science: Chem istry, 2000 Isomer Alkohol dan Eter Tuliskan isomer yang mungkin dari senyawa dengan rumus molekul C 3 H 8 O. Jawab Berdasarkan fungsionalnya: CH 3 –O–CH 2 –CH 3 dietil eter Berdasarkan posisi gugus hidroksil: CH 3 –CH 2 –CH 2 –OH n–propanol CH 3 –CH–CH 3 2–propanol OH Jadi, ada tiga isomer yang mungkin. Contoh 6.4 Sumber: Kimia Organik Dasar Sabirin, M, 1993