Pati Amilum Oligosakarida dan Polisakarida

232 Mudah dan Akt if Belajar Kim ia unt uk Kelas XII Kerjakanlah di dalam buku latihan. 1. Tuliskan rumus struktur –glukosa dalam bentuk linear dan rumus proyeksinya menurut Fischer. 2. Sebutkan monomer dari laktosa, maltosa, dan sukrosa. 3. Tuliskan produk dari reaksi hidrolisis senyawa berikut. a. Glikogen + 2 H O, H ⎯⎯⎯⎯ → b. Selulosa 2 H O, panas ⎯⎯⎯⎯→ Tes Kompetensi Subbab B 4. Senyawa apakah yang terdapat dalam urine yang positif terhadap tes Benedict? 5. Golongan senyawa apakah yang memberikan hasil positif terhadap tes Molisch? 6. Apakah perbedaan antara pereaksi Barfoed dan Benedict? 7. Dapatkah pereaksi Barfoed digunakan untuk membedakan fruktosa dengan sukrosa?

3. Identifikasi Karbohidrat

Sifat-sifat kimia karbohidrat berhubungan dengan gugus fungsi yang terdapat dalam molekul, seperti gugus hidroksi, aldehid, dan keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa karbohidrat. Monosakarida dan beberapa disakarida memiliki sifat reduktor, terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.

a. Tes Fehling

Pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan, yaitu larutan ehling A dan ehling . Larutan Fehling A adalah larutan CuSO 4 , sedangkan Fehling B adalah larutan kalium-natrium-tartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan secara terpisah dan dicampur ketika akan digunakan lihat Gambar 8.14 . Dalam identifikasi karbohidrat, ion Cu 2+ direduksi menjadi ion Cu + . Dalam suasana basa diendapkan sebagai Cu 2 O. Cu 2+ + Karbohidrat ⎯⎯ → Cu + 2Cu + + 2OH – ⎯⎯ → Cu 2 Os + H 2 O Endapan merah bata

b. Tes Benedict

Tes Benedict adalah larutan tembaga sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari tembagaII sulfat menjadi ion Cu + , selanjutnya diendapkan sebagai Cu 2 O. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata, bergantung pada konsentrasi karbohidrat. Pereaksi Benedict banyak digunakan untuk uji glukosa dalam urine dibandingkan pereaksi Fehling. Jika dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, senyawa ini dapat mereduksi Fehling, tetapi dengan pereaksi Benedict tidak terjadi reduksi.

c. Tes Molisch

Tes Molisch terdiri atas larutan a –naftol dalam alkohol. Jika pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan glukosa, kemudian ditambah H 2 SO 4 pekat maka akan terbentuk dua lapisan zat cair lihat Gambar 8.15. Pada batas antara kedua lapisan itu terbentuk cincin warna ungu akibat terjadi reaksi kondensasi antara a –naftol dan furfural furfural terbentuk akibat dehidrasi glukosa oleh H 2 SO 4 . Gambar 8.14 Uji glukosa dengan Fehling Gambar 8.15 Cincin w arna ungu t erbent uk ket ika karbohidrat direaksikan dengan p ereaksi Molisch. Sumber:www.olgastift.s.bw Sumber: www.uni-regensburg.com Cincin w arna ungu 233 Makrom olekul

C. Protein

Protein adalah polimer biologi yang tersusun atas molekul-molekul kecil asam amino. Rentang massa molekul protein berkisar dari 6.000 hingga puluhan ribu. Selain tersusun atas asam amino, banyak protein juga mengandung komponen lain seperti ion logam misalnya Fe 2+ , Zn 2+ , Cu 2+ , dan Mg 2+ atau mengandung molekul organik kompleks, biasanya turunan dari vitamin.

1. Asam Amino

Asam amino adalah molekul yang mengandung gugus amino –NH 2 dan gugus karboksil –COOH. Asam amino disebut juga asam a –amino yang merupakan monomer dari protein polipeptida. Struktur umum asam amino ditunjukkan pada Gambar 8.16. Gambar 8.16 St rukt ur um um asam am ino Reaksi tersebut merupakan contoh dipeptida, yaitu molekul yang dibentuk melalui ikatan peptida dari dua asam amino. Suatu polipeptida protein adalah polimer yang dibentuk oleh sejumlah besar asam amino melalui ikatan peptida membentuk rantai polimer. Penamaan dipeptida atau tripeptida disesusaikan dengan nama asam amino yang berikatan. Huruf akhir dari nama asam amino yang disatukan diganti dengan huruf l’. Contoh, jika alanin dan glisin menjadi dipeptida, nama dipeptidanya adalah alanilglisin. Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan pada protein. Setiap asam amino berbeda dalam hal gugus R, atau rantai samping. Rantai samping menentukan sifat-sifat asam amino. Di dalam protein, asam-asam amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu ikatan C–N hasil reaksi kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam amino lain. Perhatikan reaksi kondensasi berikut. Kata Kunci • Asam amino • Ikatan peptida C H H 2 N R C O OH a C O H C OH R 1 H 2 N + CH N R 2 H H C O OH C O H C R 1 H 2 N CH N R 2 H C O OH Ikat an pept ida N – C – C H 2 C CH 2 CH 2 OH O H Prolin Pro H 2 N – C – C OH O H CH H 3 C CH 3 Valin Val H 2 N – C – C H H OH Glisin Gly O Alanin Ala H 2 N – C – C H CH 3 OH O