Desain dan pemilihan wilayah penelitian

11

3.1. Desain dan pemilihan wilayah penelitian

Informan utama dalam penelitian ini adalah penegak hukum yang meliputi 5 lima institusi, yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Pemasyarakatan Lapas atau Rutan, dan Advokat. Responden lain di luar penegak hukum adalah orang yang pernah ditempatkan di rumah tahananlembaga pemasyarakatan. Dalam pemilihan wilayah penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan purposive, yakni memilih wilayah penelitian berdasar pada karakteristik yang relevan dengan tujuan penelitian. Secara purposive, penelitian ini memilih empat kota sebagai wilayah penelitian, yakni Jakarta, Medan, Makassar, dan Kupang. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan sebaran wilayah Indonesia di bagian barat, tengah, dan timur, dengan Jakarta sebagai pusat. Karakteristik lainnya adalah bahwa kota-kota tersebut merupakan acuan bagi perkembangan kewilayahan Indonesia. Jakarta memiliki masalah yang khas sebagai ibukota negara, sementara Medan dan Makassar termasuk kota yang tinggi tingkat kriminalitasnya, serta masalah penghuni Lapas atau Rutan yang melebihi kapasitas. Sedangkan Kupang dianggap mewakili wilayah dengan tingkat kriminalitas rendah, serta kemajuan ekonomi yang lamban, dibandingkan dengan Jakarta, Medan dan Makassar. Ketersediaan advokat di wilayah ini juga paling minimalis, dibandingkan dengan tiga kota lainnya. Kondisi tersebut diharapkan dapat merepresentasikan situasi penegakan hukum dengan latar belakang situasi yang beragam. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini sebanyak 155 orang, yang terdiri dari 40 informan polisi, 31 informan advokat, 17 informan petugas rutanlapas, 23 informan jaksa, 25 informan hakim, dan 19 informan tahanan. Informan tersebut tersebar di empat kota yakni Jakarta 47, Makassar 30, Kupang 40 informan, dan Medan 38. 12 Tabel 2: Pemilihan wilayah penelitian No Kota Alasan pemilihan 1 Jakarta a. Ibukota negara dan kota terbesar di Indonesia b. Barometer perkembanganpertumbuhan ekonomi Indonesia. c. Tingkat kejahatan termasuk tinggi di Indonesia d. Permasalahan kapasitas Rutan dan Lapas e. Permasalahan sosial yang kompleks 2 Medan a. Ibukota provinsi dan kota terbesar di Pulau Su- matera b. Barometer perkembanganpertumbuhan ekonomi Sumatera Indonesia bagian barat. c. Tingkat kejahatan termasuk tinggi di Indonesia d. Permasalahan kapasitas Rutan dan Lapas e. Permasalahan sosial yang kompleks 3 Makassar a. Ibukota provinsi dan Kota terbesar di Pulau Sulawesi b. Barometer perkembanganpertumbuhan ekonomi Sulawesi dan Indonesia Bagian Tengah dan Timur. c. Tingkat kejahatan termasuk tinggi di Indonesia d. Permasalahan kapasitas Rutan dan Lapas e. Permasalahan sosial yang kompleks 4 Kupang a. Ibukota provinsi. b. Termasuk daerah yang tertinggal jika dibanding- kan dengan provinsi lain di Indonesiapermasala- han kemiskinan. c. Permasalahan kapasitas Rutan dan Lapas tidak serumit tiga kota lainnya Jakarta, Medan, dan Makassar. 13

3.2. Sumber dan teknis pengambilan data