33
Pengaturan dalam Konvensi Amerika tentang HAM juga telah melarang penahanan pra-persidangan tanpa jangka waktu yang
ditentukan. Komisi HAM Amerika menyatakan bahwa tidak ditetapkannya batas waktu untuk pembebasan tahanan tanpa tuduhan
atau memberitahukan isi tuduhan merupakan pelanggaran atas hak- hak tahanan.
26
Jika waktu penahanan pra-persidangan melebihi vonis pengadilan yang d
ij atuhkan maka penahanan tersebut merupakan pelanggaran serius atas hak-hak tahanan yang bersangkutan.
27
Oleh karena itu setiap negara harus menetapkan jangka waktu maksimum penahanan atas seseorang tanpa persidangan. Dalam menetapkan
jangka waktu maksimum tersebut negara harus memperhitungkan jangka waktu maksimum perampasan kemerdekaan yang dapat
d
ij atuhkan atas satu kejahatan yang menyebabkan orang tersebut ditahan. Jangka waktu maksimum penahanan pra-persidangan harus
sesuai dengan jangka waktu hukuman yang mungkin d ij atuhkan.
4. Pemisahan dan klasifi kasi tahanan pra-persidangan
Pasal 10 ayat 2 Kovenan Hak Sipil dan Politik menegaskan bahwa tersangka diperlakukan sesuai dengan status mereka sebagai orang
yang belum dihukum. Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan ini orang-orang yang dalam status menjalani penahanan pra-persidangan
harus dipisahkan dari orang-orang yang telah divonis oleh pengadilan. Selain itu apabila anak–anak harus menjalani penahanan pra-
persidangan maka mereka harus dipisahkan dari orang dewasa dan diperlakukan sesuai dengan usia mereka serta harus secepat mungkin
diadili dan diputus perkaranya.
Pasal 8 Aturan Standar Minimum SMR menyatakan bahwa narapidana dengan kategori yang berbeda harus ditempatkan dalam lembaga atau
26 Lihat OAS Komisi HAM Inter Amerika, Report on the Situation of Human Rights in
Paraguay OEASer.LVII. 4, doc 13 1978, hal. 53, UN, 1994, hal. 17. 27
OAS, Komisi HAM Inter Amerika, Report on the Situation of Human Rights in Panama OASer.LVII.44, doc 38 rev.I 1978, hal. 58, dalam Ibid
34
bagian lembaga yang berbeda dengan memperhatikan jenis kelamin, umur, catatan kriminal, alasan dasar hukum penahanan mereka dan
perlakuan terhadap mereka. Dengan demikian maka:
a. pria dan perempuan harus sedapat mungkin ditahan dalam lembaga yang berbeda, dalam lembaga yang menerima pria dan
wanita, keseluruhan tempat yang disediakan untuk perempuan harus sama sekali terpisah;
b. tahanan yang belum diadili harus dipisahkan dari narapidana; c. orang-orang yang ditahan karena dasar hutang dan tahanan
sipil lainnya harus dipisahkan dengan orang-orang yang dipenjarakan karena kejahatan;
d. narapidana anak harus dipisahkan dari yang dewasa. Pasal 10 ayat 2 huruf b Kovenan Hak Sipil dan Politik menyebutkan
agar tersangka anak-anak dipisahkan dari orang dewasa. Namun dalam praktiknya beberapa negara kurang memperhatikan dan tidak
mematuhi ketentuan ini. Komite HAM kemudian berpendapat bahwa penyimpangan dari kewajiban negara pihak tersebut berdasarkan
ketentuan Pasal 10 ayat 2 huruf b tidak dapat dibenarkan apapun pertimbangannya. Komite HAM menyatakan bahwa Pasal 10 ayat 2
huruf a Kovenan mengharuskan agar orang yang belum dihukum harus ditahan pada bagian yang berbeda dengan narapidana, tetapi
tidak harus di dalam bangunan yang berbeda. Pengaturan di mana narapidana secara rutin bertemu dengan orang-orang yang belum
dihukum seperti ketika narapidana mengerjakan tugas di mana tempat orang yang belum dihukum ditahan tidaklah melanggar pasal 10 ayat
2 huruf a Kovenan asalkan kontak antara kedua kelas narapidana dan tahanan diusahakan seminimum mungkin sepanjang diperlukan
untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.
Pemisahan tahanan laki-laki dengan perempuan haruslah diikuti oleh pembagian tanggung jawab antara staf laki-laki dan perempuan
dari tempat penahanan. Tahanan perempuan harus sedapat mungkin
35
d ij aga oleh anggota staf perempuan juga. Pada malam hari staf laki-
laki dengan didampingi oleh staf perempuan hanya diperbolehkan berada dalam daerah tahanan perempuan dalam keadaan darurat.
Setiap tahanan yang menyatakan bahwa ia telah mengalami serangan seksual dari staf atau orang lain harus diberi akses atas keadilan dan
bila perlu segera diberikan perawatan kesehatan.
28
Tahanan yang menderita penyakit menular harus dipisahkan dari tahanan-tahanan lain untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Tahanan yang menderita penyakit menular harus diberikan perawatan kesehatan yang layak. Selain itu, perhatian secara khusus harus
diberikan kepada tahanan yang mengidap virus HIV karena mereka harus diberikan perawatan yang layak, penyuluhan, pengawasan
dan pendidikan, walau tidak selalu harus dipisahkan dari tahanan yang lain.
29
Semua fasilitas penahanan harus memiliki peralatan medis yang layak dan selalu tersedia serta staf jaga yang terlatih
untuk menggunakan peralatan tersebut guna menangani kasus-kasus mendesak.
5. Akses kepada advokat