Perawatan di Rumah Sakit Pengobatan dalam keadaan terpaksa

128

12.1.1. Perawatan di Rumah Sakit

Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 Peraturan Menteri, pada prinsipnya perawatan di rumah sakit bagi tahanan dapat dilakukan sepanjang dokter Rutan memberikan rekomendasi secara objektif untuk dirawat di rumah sakit. Sehubungan dengan masalah perawatan tahanan di rumah sakit, ada beberapa persoalan yang bisa dipaparkan di sini. Pertama , permintaan izin dapat dilakukan oleh tahanan atau pejabat Rutan. Hal ini bertitik tolak dari sisi hak tahanan untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Oleh karena itu tahanan atau keluarga atau kuasa hukum dapat mengajukan izin untuk perawatan kesehatan di rumah sakit. Kepala Rutan dapat mengajukan permintaan izin karena berdasarkan salah satu fungsinya adalah bertugas untuk melakukan perawatan jasmani dan rohani para tahanan. Kedua, mengenai syarat data penyakit yang diderita tahanan berupa pemeriksaan dan nasihat dokter Rutan, hal ini harus dilihat kasuistis. 129 Mengenai pengawasan dan penjagaan tahanan yang dirawat di rumah sakit, dilakukan bukan oleh petugas Rutan, melainkan menjadi tanggung jawab Polri atas permintaan instansi yang bertanggungjawab yuridis dalam penahanan. Jika instansi yang menahan Pengadilan Negeri, maka pengadilan pula yang berkewajiban mengajukan permintaan penjagaan kepada Polri setempat, dan begitu seterusnya.

12.1.2. Pengobatan dalam keadaan terpaksa

Pengobatan dalam keadaan terpaksa yang menyebabkan Kepala Rutan tidak mungkin meminta izin terlebih dahulu dari instansipejabat yang 129 Pada kondisi tertentu instansi yang menahan dapat memberi izin tanpa data dan nasihat dari dokter Rutan, tapi cukup mempergunakan dasar data dan nasihat medis dari dokter luar atau dokter pribadi tahanan yang bersangkutan. Misalnya, pada saat keluarganya berkunjung, tahanan sangat menderita akibat penyakit yang diidapnya kambuh kembali. Dan mengenai hal itu telah disampaikan oleh keluarga baik kepada Kepala Rutan dan dokter Rutan, tetapi tidak ada tanggapan atau oleh dokter Rutan dianggap tidak berbahaya sehingga tidak perlu dirawat dirumah sakit Berdasarkan ketentuan Pasal 58 KUHAP, keluarganya dapat membawa dokter yang telah lama merawat tahanan tersebut, dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter tersebut disarankan dengan sungguh-sungguh agar tahanan dirawat di rumah sakit. 129 menahan diatur di dalam Pasal 9 ayat 3 Peraturan Menteri Kehakiman No. M.04.UM.01.061983. Dalam ketentuan tersebut dikatakan, tindakan pengobatan “dalam keadaan terpaksa”, dapat dilakukan sepanjang memenuhi persyaratan di bawah ini: 1 Harus melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab yuridis atas penahanan, 2 Pelaporan itu bertujuan untuk penyelesaian izin perawatan di rumah sakit, 3 Laporan disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Aturan tersebut ingin menegaskan, apabila tindakan tersebut merupakan kelalaian atau sengaja tidak melaporkan tindakan tersebut kepada instansi yang menahan, maka dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan dapat dianggap pelanggaran jabatan. Dalam pelaksanaan tindakan perawatan di rumah sakit “secara biasa” maupun dalam keadaan terpaksa, harus ada izin dari instansi yang bertanggung jawab secara yuridis atas penahanan. Sepanjang instansi yang menahan adalah penyidik, penuntut umum atau pengadilan negeri, sama sekali tidak menimbulkan permasalahan yang sulit dalam penerapan dan pelaksanaan. Permintaan izin baru mengalami kesulitan pelaksanaan apabila instansi yang menahan adalah Pengadilan Tinggi atau Mahkamah Agung. Bagaimana mungkin dapat dipenuhi tuntutan pelaksanaan yang cepat, jika permintaan izin perawatan di rumah sakit mesti dimintakan kepada Mahkamah Agung? Misalnya seorang tahanan yang berada di Ternate, sudah mendesak untuk dirawat di rumah sakit dan instansi yang menahan adalah Mahkamah Agung. Oleh karena itu cara yang praktis adalah melimpahkan kewenangan pemberian izin itu kepada Pengadilan Negeri setempat. Hal ini dimungkinkan karena dari sisi organisatoris dan struktural, Pengadilan Negeri merupakan perwakilan Mahkamah Agung di daerah. Oleh sebab itu permintaan izin perawatan atas tahanan instansi PT dan MA, disampaikan kepada PN, dan Pengadilan Negeri berwenang memberi izin mewakili untuk dan atas nama PT dan MA. 130

12.1.3. Perawatan tahanan yang menderita sakit jiwa