207
Masalah komodifi kasi di atas merupakan masalah yang berurat akar dengan masalah kondisi tahanan dan mental penerima suap
dari kalangan petugas rutan. Untuk mengurangi hal ini Dirjen Pemasyarakatan pernah melakukan program LapasRutan Bebas
Peredaran Uang BPU pencanangan program BPU ini dilakukan sejak tanggal 27 April 2004. Dengan tujuan untuk memantapkan suasana,
situasi dan kondisi kehidupan dan penghidupan yang teratur, aman, tertib dan tenteram sehingga dapat menjamin terselenggaranya kegiatan
pelayanan pembinaan di LapasRutan sebagaimana diharapkan, maka telah diterapkan Program LapasRutan Bebas Peredaran Uang BPU.
Menurut kalangan Rutan, hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pemilikan, peredaran dan penggunaan uang tunai secara langsung
dimaksud memberi dampak pada terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban serta hubungan kolutif di LapasRutan. Berdasarkan
pemantauan dan evaluasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di LapasRutan disinyalir terjadi pemilikan, peredaran dan penggunaan
uang tunai secara langsung pada sejumlah Lapas. Program BPU merupakan revitalisasi nilai-nilai dasar yang memang sudah sejak lama
dilakukan pada LapasRutan yang dewasa ini cenderung melemah. Bebas Peredaran Uang adalah keadaan dimana di LapasRutanCabang
Rutan tidak beredar uang tunai dan atau bertransaksi langsung dengan uang tunai melalui pengaturan mekanisme dan tata cara peredaran
dan penggunaannya yang terkendali.
206
4. Implikasi dan dampak penahanan
Bagi masyarakat, penahanan menjadi sesuatu yang menakutkan dalam suatu proses hukum. Hal ini karena proses hukum dan masa
penahanan mengeluarkan banyak biaya. Pada gilirannya dengan dimungkinkannya penangguhan penahanan dengan jaminan uang,
serta proses penyidikan yang berbiaya, dapat membentuk pandangan masyarakat tentang hukum yang dapat dibeli. Dampak ekonomis bagi
206 Laporan Ditjenpas tahun 2005.
208
tahanan dan keluarga ialah menanggung pengeluaran ekonomi, baik untuk tahanan maupun untuk keluarga yang berkunjung. Biaya yang
dikeluarkan oleh tahanan sangat bervariasi, tergantung pada komoditas yang dibeli atau dinikmati, seperti kamar, makan, minum, kipas angin,
dan lainnnya. Diperkirakan potensi dana yang dikeluarkan dalam satu bulan sebanyak seratus ribu rupiah hingga satu juta rupiah. Sedangkan
untuk keluarga yang berkunjung, harus membayar biaya administrasi seperti uang pintu dan lainnya, kemudian juga biaya transport menuju
Rutan, yang tentu saja relatif jumlahnya.
207
Jika tahanan adalah seorang suami yang menjadi tulang punggung keluarga, penahanan bisa mengakibatkan keluarga istri dan anak
kehilangan seseorang yang mena k ahi mereka. Dan akibat penahanan
juga, tulang punggung keluarga dapat kehilangan pekerjaannya karena menjalahi proses hukum dan penahanan di rumah tahanan.
Bagi keluarga, penahanan dapat memperburuk citra keluarga tahanan. Padahal si tersangka belum terbukti dan belum dinyatakan
bersalah melalui putusan yang berkekuatan hukum tetap. Akan tetapi masyarakat memandang tahanan sebagai seorang penjahat yang
bersalah, dan menjalani hukuman di rumah tahanan.
208
Hasil temuan di Wilayah Jakarta, dampak dari penahanan yang dikenakan terhadap diri seseorang, cenderung mengarah ke arah
pencitraan yang negatif terhadap dirinya. Pencitraan tersebut terjadi bukan setelah seseorang diputus bersalah oleh pengadilan yang
memeriksa perkaranya tetapi terjadi pada saat dikenakannya penahanan terhadap dirinya. Untuk seorang tahanan yang memiliki pekerjaan,
207 Dalam satu kesempatan wawancara dengan advokat di Medan, disebutkan pengalamannya ketika menjenguk klien di salah satu Rumah Tahanan di Sumatera
Utara. Dikisahkan karena terbatasnya fasilitas ruang tunggu, maka pihak keluarga dan advokat duduk menunggu di bawah pohon nangka di depan gedung Rutan.
Seketika kemudian pihak Rutan meminta ‘uang pohon nangka’ sebagai tarif yang harus dibayar karena menggunakan lapak di bawah pohon tersebut.
208 Menurut pengakuan keluarga TSK yang tidak ditahan dan keluarga TSK yang ditahan.
209
tempat dimana dia bekerja akan mengharuskan orang tersebut untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Sedangkan untuk anak-anak
yang berstatus sebagai pelajar, sekolah akan mengeluarkan anak tersebut secara tidak hormat saat dia diketahui telah ditahan.
Selain itu, terhadap seseorang yang telah diketahui ditahan atau pernah menjadi tahanan, maka dirinya akan menjadi gunjingan bagi
para warga dimana dia tinggal. Inilah yang kemudian mengakibatkan tahananmantan tahanan danatau keluarganya memilih untuk
menutupi kondisi penahanan yang dialaminya. Dengan tujuan untuk tetap menjaga nama baik dan juga untuk melangsungkan kehidupan
mereka ke depan agar tidak mendapatkan predikat sebagai orang pesakitan secara terus menerus.
210
211
BAB V
TEMUAN DAN ANALISIS PRAKTIK PENAHANAN DAN PENGUJIANNYA DALAM PRAPERADILAN
1. Praktik Penahanan