225
untuk selanjutnya keluarga datang ke kantor polisi untuk mengambil surat pemberitahuan.
Pada level penuntutan, pemberitahuan juga diberikan melalui surat perintah penahanan yang disampaikan kepada terdakwa dan
keluarganya.
Berikut kutipan wawancara: “...Jadi kalau ditahan kan, harus ada surat perintah penahannya,
diserahkan sama terdakwa..sama keluarganya juga,...Jadi kalau saya biasanya via pos, ke keluarganya...kan ada kilat khusus. Kalau gak
sampe kan balik,...makanya kita tanya dulu di sini, terus kita tengok juga alamat orang itu, juga informasi dari penyidik,...itu kan kadang-
kadang agak payah alamatnya...biasanya yang seperti itu ke kantor lurah, atau ke kantor kepling kepala lingkungan orang itu...
”.
229
1.4. Praktik perpanjangan penahanan
Di tingkat penyidikan kepolisian, permohonan perpanjangan masa tahanan diajukan kepada Kejaksaan Negeri. Perpanjangan penahanan
dilakukan dalam rangka penuntasan proses penyidikan. Perpanjangan penahanan biasanya hanya diberitahukan kepada tersangka, dan
tanpa diberitahukan kepada pihak keluarga.
230
Masalah yang sering terjadi adalah perpanjangan penahanan d
ij adikan sebagai alat intimidasi kepada tersangka. jika tersangka dan pihak keluarga tidak
ingin dilakukan perpanjangan masa tahanan, dan ingin agar proses penyidikan segera diselesaikan, maka harus memberikan sejumlah
‘uang’ kepada penyidik.
Di Medan dikenal istilah “kalau mau cepat, lewat jalan TOL”, yang bisa bermakna jika melalui jalan TOL maka ada tarif yang harus
dibayar. Kalau tidak melalui jalan TOL, maka proses akan lambat dan
229 Wawancara dengan FI, pada tanggal 04 Oktober 2011. 230 Wawancara dengan AK, di Median, pada tanggal 11 Oktober 2011.
226
sangat memungkinkan untuk terjadi perpanjangan masa penahanan. Pasaran harga atau tarif yang digunakan tidak tetap, atau tidak pasti,
tergantung pada negosiasi antara tersangka dan penyidik. Biasanya tarif itu berkisar antara sekitar 500 ribu sampai 2 juta rupiah.
Alasan yang diberikan oleh penyidik adalah, proses terkendala karena ketidakcukupan dana operasional penyidikan. Oleh karena itu,
tersangka diminta membantu mencukupi kebutuhan operasional agar proses penyidikan bisa cepat diselesaikan. Sebab, biaya operasional
sudah dipotong oleh atasan. Berikut pernyataan narasumber:
“....gini ya, dibilang jangan disakiti, kalo macam saya, saya bilang, saya terpaksa, gak mungkin dari kantong saya, terus terang aja, itu
makanya saya baek baeki, supaya dikasi kan gitu, walaupun...biar gak sakit hati, berbagai macam cara lah saya buat kan, saya kasi minum...
kasi makan.......mana ada, dari mana duit...satu bulan cuma 50 ribu untuk penyidikan,...padahal satu berkas kalo periksa urine paling
sedikit 250....Saya pernah gak ada dapat duit, saya angkat tangan, 13 berkas, gak bisa saya minta dari orang ini, susah semua dimintai....
abis lebih separoh gaji saya untuk itu...bukannya dikasi duit,...tapi sebetulnya kalo ditanya uang penyidikan sama kami, ngerilah,...tiap
bulan kita teken satu juta lebih...
”.
231
Menurut pengakuan seorang tahanan, juru periksa cukup kooperatif untuk memberikan pilihan, yang disertai dengan tarif tertentu. Dalam
proses penyidikan, pilihan ini sering diberikan untuk memodifi kasi berkas. Berikut kutipan wawancara dengan narasumber:
“...Saya ada diminta duit 3 juta oleh jupernya untuk rombak berkas tapi tidak saya berikan karena tidak ada duit, yang ada hanya 1 juta
lalu saya berikan, setelah saya berikan ternyata berkas tidak dirombak juga...
”.
232
231 Wawancara dengan AK, pada tanggal 11 Oktober 2011. 232 Wawancara dengan tahanan SK, Agustus 2011.
227
Modus ini memang cukup efektif untuk melakukan pemerasan terhadap para tersangka, apalagi dengan intimidasi penahanan yang
dapat dikenakan terhadap tersangka.
1.5. Praktik penangguhan penahanan dan jaminan