Penempatan tahanan Pengaturan mengenai tempat penahanan

112 fungsi pengawasan dan pengendalian secara berjenjang, baik pada tingkat Polda maupun satuan kewilayahan di bawahnya. Sedangkan pada tingkat Polwil dan Polres, pelaksanaan tugas pembinaan dan perawatan tahanan diemban oleh Kabag Ops yang dibantu oleh Kasubbag Wa t ah dengan melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian secara berjenjang, baik pada tingkat Polwil dan Polres maupun Satuan Kewilayahan di bawahnya. Pada tingkat Polsek, pelaksanaan tugas pembinaan dan perawatan tahanan diemban Kapolsek dibantu oleh Kataud.

a. Penempatan tahanan

Setiap tahanan yang dalam proses penyidikan dapat ditempatkan di Rutan Polri dengan disertai surat perintah penahanan yang dikeluarkan oleh penyidik. Penempatan tahanan pada ruang tahanan tersebut harus dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Dalam penempatan tahanan tersebut, bisa dilakukan penahanan khusus,yakni Tahanan yang merupakan pelaku pidana yang menurut pertimbangan penyidik perlu mendapat perlakuan khusus dengan menempatkan pada ruangan khusus yaitu tersangka dalam kasus narkoba, teroris separatis dan anak serta tersangka lainnya berdasarkan penilaian penyidik. Penempatan bagi tahanan yang menderita sakit menular danatau gawat darurat, ditempatkan di rumah sakit dan dibuatkan catatan dalam buku khusus tentang penyakitnya. Bagi tahanan yang berstatus anggota Polri harus ditempatkan di ruangan terpisah dengan ruangan tahanan lainnya. 100 Penerimaan tahanan dicatat dalam buku register da t ar tahanan oleh petugas jaga yang meliputi: a. penelitian surat perintah penahanan sementara; b. pencocokan identitas tahanan; c. pemeriksaan badan; d. kondisi fi sik dan kesehatan tahanan. 100 Pasal 1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 2005 tentang Pengurusan Tahanan pada Rumah Tahanan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 113 Kemudian terhadap tahanan yang akan masuk setelah diregister dilakukan pemeriksaan badan. Dalam melakukan pemeriksaan badan, polisi harus menjunjung tinggi norma kesopanan dan hak asasi manusia. Pemeriksaan badan terhadap tahanan wanita dilakukan oleh polisi wanita. Jika di kantor polisi tersebut tidak ada polisi wanita, maka pemeriksaan badan dapat dilakukan oleh PNS wanita atau bhayangkari. Semua barang-barang yang didapat dari pemeriksaan badan dicatat secara terperinci dalam buku register dan ditandatangani oleh petugas jaga dan tahanan yang bersangkutan serta diketahui oleh penyidik serta disimpan di tempat yang telah ditentukan. Lalu, catatan jumlah dan jenis barang yang disimpan diberikan kepada tahanankeluarga yang bersangkutan. Barang-barang yang berbahaya terlarang yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, diserahkan kepada penyidik untuk disita. 101 Setiap tahanan tidak diperkenankan untuk memakai ikat pinggang, tali, benda-benda tajam dan barang berbahaya lainnya yang dapat digunakan untuk bunuh diri, melarikan diri atau mencederai tahanan lain. Tahanan dilarang ditempatkan di luar Rutan Polri, kecuali tahanan yang bersifat khusus. 102 Di tingkat Polda, sebelum memasuki ruang tahanan pada saat penyidik menyerahkan kepada petugas jaga tahanan, petugas jaga berkewajiban memeriksa kesehatan tahanan sebelum ditempatkan dalam ruangsel tahanan hal ini dapat menggunakan tenaga bantuan dokter polri. Petugas wajib mempertanyakan kelengkapan administrasi kepada penyidik yang menyerahkan tersangka sebelum dimasukkan ke ruang tahanan. Petugas juga mengontrol kebersihan ruang tahanan sebelum tahanan ditempatkan di ruang tahanan. Ia juga wajib melihat kondisi ruang tahanan dan benda-benda yang terdapat dalam ruang tahanan, serta menghitung pula jumlah tahanan jangan sampai melebihi kapasitas yang ada dalam ruangan. 103 101 Pasal 3 Perkap No. 4 Tahun 2005. 102 Pasal 4 Perkap No. 4 Tahun 2005. 103 SOP Polda Sumbar. 114

b. Pembinaan dan perawatan tahanan Setiap tahanan diberi kesempatan beribadah menurut agama dan