Tata tertib dan penjatuhan sanksi dalam penahanan pra-

47 peraturan tempat penahanan, harus disimpan di tempat yang aman sejak saat penerimaannya di tempat penahanan. Da t ar barang itu harus ditandatangani oleh tahanan dan diperlukan langkah-langkah untuk menjaga agar barang-barang tersebut tetap dalam keadaan baik. 44 Pada waktu pembebasan tahanan, semua barang dan uang tersebut harus dikembalikan kecuali apabila tahanan tersebut telah dizinkan untuk menggunakan uang atau mengirimkan barang-barang tersebut ke luar tempat penahanan, atau apabila atas alasan kesehatan dipandang perlu untuk menghancurkan pakaian. Tahanan tersebut harus menandatangani tanda terima untuk barang-barang dan uang yang dikembalikan kepadanya. 45 Setiap uang atau barang-barang yang diterima tahanan dari luar tempat penahanan harus diperlakukan dengan cara yang sama. 46 Tahanan yang membawa obat-obatan, petugas kesehatan harus memutuskan apa yang akan dilakukan atas obat-obatan tersebut.

8. Tata tertib dan penjatuhan sanksi dalam penahanan pra-

persidangan Aspek lain dari kondisi fi sik penahanan berhubungan dengan jenis- jenis disiplin dan pengekangan yang dikenakan pada tahanan. Pengenaan hukuman disiplin dan pengekangan harus dipandu oleh penghormatan pada asas praduga tak bersalah terhadap tahanan pra- persidangan, dan pada kewajiban untuk memperlakukan para tahanan secara manusiawi. Masalah lain adalah kesewenangan-wenangan dalam pengenaan disiplin di tempat penahanan yang dapat dikurangi dengan membuat peraturan tata tertib yang jelas dengan tindakan- tindakan disiplin yang ditetapkan bagi setiap pelanggaran dan membuat para tahanan serta petugas lembaga mengetahui peraturan- peraturan tersebut. 44 Lihat Aturan 43 ayat 1 SMR. 45 Lihat Aturan 43 ayat 2 SMR. 46 Lihat Aturan 43 ayat 3 SMR. 48 Dalam Peraturan Standar Minimum, disiplin dan ketertiban harus d ij aga dengan tegas tetapi tanpa pembatasan yang lebih dari yang diperlukan bagi penahanan yang aman dan kehidupan komunitas yang tertib. 47 Hukuman badan, penghukuman dengan menempatkan dalam sel yang gelap, dan semua hukuman yang kejam tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia harus sepenuhnya dilarang sebagai hukuman atas pelanggaran disiplin. 48 Alat-alat pengekangan seperti borgol, rantai, belenggu dan baju pengekangan straight-jacket tidak boleh digunakan sebagai suatu hukuman. Selanjutnya rantai atau belenggu tidak boleh digunakan sebagai pengekang. Alat-alat pengekangan lain tidak dapat digunakan kecuali dalam keadaan-keadaan sebagai berikut: a sebagai tindakan pencegahan melarikan diri selama pemindahan dengan pengertian bahwa alat-alat tersebut akan dilepaskan apabila tahanan menghadap pengadilan atau aparat administratif; b atas alasan medis setelah melalui petunjuk petugas medis; c atas perintah direktur tempat penahanan apabila metode pengendalian yang lain gagal, untuk mencegah tahanan mencederai dirinya atau orang lain atau merusak barang-barang. Dalam situasi demikian direktur harus segera berunding dengan petugas medis dan melaporkannya kepada aparat administratif yang lebih tinggi. 49 Pola dan cara penggunaan alat-alat pengekangan harus diputuskan oleh pengelola penjara pusat. Alat- alat tersebut tidak boleh digunakan lebih lama dari jangka waktu yang bener-benar diperlukan. 50 Setiap tahanan pada saat penerimaan harus diberikan informasi tertulis mengenai peraturan-peraturan yang berkenaan dengan perlakuan tahanan, ketentuan-ketentuan disiplin lembaga, metode-metode 47 Lihat Aturan 27 SMR. 48 Lihat Aturan 31 SMR. 49 Lihat Aturan 33 SMR. 50 Lihat Aturan 34 SMR. 49 resmi untuk mencari informasi dan membuat dan segala hal lain yang dianggap perlu untuk beradaptasi dengan kehidupan di lembaga tersebut. 51 Apabila seorang tahanan buta huruf, informasi yang disebutkan di atas harus disampaikan kepadanya secara lisan. 52 Usaha- usaha yang ditujukan untuk penghapusan pengurungan tersendiri solitary confi nement sebagai suatu hukuman harus dilakukan dan didukung. 53 Jenis-jenis perilaku orang yang ditahan atau dipenjara yang merupakan pelanggaran disiplin selama penahanan atau pemenjaraan, deskripsi dan jangka waktu hukuman disiplin yang mungkin diberikan, serta aparat yang berwenang untuk menjatuhkan hukuman tersebut harus ditentukan oleh hukum atau peraturan-peraturan yang sah dan dipublikasikan. 54 Orang yang ditahan atau dipenjara harus mempunyai hak untuk mengajukan tindakan tersebut kepada aparat yang lebih tinggi untuk diperiksa. 55 Untuk berhubungan dengan sesama tahanan, petugas penegak hukum tidak boleh menggunakan paksaan, kecuali apabila benar- benar diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam lembaga, atau apabila keamanan pribadi seseorang terancam. 56 Dalam hubungannya dengan orang-orang dalam tahanan, petugas penegak hukum tidak boleh menggunakan senjata api, kecuali untuk membela diri atau untuk melindungi orang lain dari ancaman langsung dari kematian atau cedera serius, atau apabila benar-benar diperlukan untuk mencegah pelarian orang tahanan menimbulkan bahaya. 51 Lihat Aturan 35 ayat 1 SMR. 52 Lihat Aturan 35 ayat 2 SMR. 53 Prinsip 7 Body Principles. 54 Prinsip 30 ayat 1 Body Principles. 55 Prinsip 30 ayat 2 Body Principles. 56 Prinsip 15 Body Principles. 50 Masalah-masalah dispilin yang ringan bila tidak membahayakan nyawa keamanan atau barang-barang yang ada harus ditangani secara hati-hati dan rutin. Bagi pelanggaran kecil atas peraturan disiplin, para tahanan harus dikenakan sanksi yang ringan, tidak lebih berat dari teguran, kehilangan sementara atas satu atau beberapa hak istimewa atau pengurungan sementara untuk jangka waktu singkat dalam selnya. Catatan mengenai tahanan yang melakukan disipliner dan sanksi yang dibuat atasnya oleh staf tahanan haruslah dibuat. Catatan tersebut harus tersedia bagi petugas yang bertanggungawab atas kelalaian di tempat penahanan. Para petugas yang ada bersama orang tahanan tidak boleh dipersenjatai dengan senjata api, kecuali ketika memindahkan tahanan tersebut keluar tempat penahanan pada malam hari. Tidak adanya senjata api akan melindungi para tahanan dan petugas-petugas di tempat penahanan. Semua petugas yang bekerja di tempat-tempat penahanan haruslah dilatih mengenai metode-metode yang tidak mematikan dalam mengendalikan orang-orang dan keributan, termasuk penyediaan peralatan bagi staf tahanan yang sesuai dengan pengendalian tahanan yang tidak mematikan atas orang-orang dan situasi khusus. Untuk mendukung pelaporan yang akurat mengenai pelanggaran hak asasi para tahanan, sejauh sumber daya yang memungkinan maka semua staf harus mengenakan tanda pengenal atau tanda nama pada seragamnya. Tanda itu juga harus terlihat jelas. Tempat-tempat penahanan harus mempunyai catatan mengenai anggota staf yang telah diberikan senjata api atau peralatan pengendalian yang tidak mematikan, peralatan ini harus selalu diperiksa pada awal dan akhir di setiap pergantian giliran jaga. Catatan yang akurat mengenai anggota staf yang memiliki atau menggunakan peralatan dan mengenai waktu di saat mana mereka memiliki atau menggunakannya akan membantu mencegah pelanggaran hak asasi manusia. Berkaitan dengan informasi mengenai peraturan-peraturan tempat penahanan yang diberikan kepada tahanan yang masuk sesuai dengan 51 Aturan 35 SMR, maka tempat-tempat penahanan sedapat mungkin pula memberikan pengenalan atas sistem penahanan kepada tahanan yang baru. Sebab, bagi banyak tahanan, penahanan tersebut mungkin merupakan pengalaman pertama mereka.

9. Hak tahanan pra-persidangan untuk bebas dari penyiksaan