Kelebihan kapasitas Situasi tempat penahanan di beberapa wilayah

194 Tabel 11: Kondisi keamanan tahanan Keadaan Penghuni Narapidana Tahanan Jumlah Melarikan diri 236 28 264 Tertangkap Kembali 41 1 42 Prosentase Tertangkap Kembali 17,37 3,57 15,90 Sumber: Dit. Bina Kamtib, tahun 2007. Untuk mendapatkan pengamanan yang ideal, dengan hunian Rutan dan Lapas yang mencapai 132.372 orang pada tahun 2008, dibutuhkan petugas pengamanan sebanyak 21.120 orang, untuk mencapai rasio ideal 1:25. Sedangkan saat ini komposisinya masih 1:52, karena jumlah petugas pengamanan hanya 10.251 orang, sehingga diperlukan tambahan 10.869 orang.

2.7. Kelebihan kapasitas

Sebagaimana telah disinggung di atas, situasi yang akut terjadi di tempat penahanan adalah masalah kelebihan kapasitas [overcrowding]. Dari kapasitas yang telah ditentukan, terdapat angka overcrowding sekitar dua kali lipat atau bahkan lebih. Dalam penelitian ini ditemukan, untuk Rutan Salemba kapasitas maksimalnya 1200 orang, per tanggal 8 November 2012 terpaksa diisi 2.977 orang. Rutan Cipinang terpaksa diisi oleh 2.695 orang pertanggal 23 November 2011, dari kapasitas ideal yang hanya 1.136 orang. Sedangkan untuk Rutan Pondok Bambu, per tanggal 15 November 2011 diisi 1.076 orang dari kapasitasnya yang hanya 619 orang. Menurut petugas pemasyarakatan Rutan Salemba: “...kami hanya bisa menampung saja Mas,... terjadi disorientasi antara kami dengan polisi, jika kami inginnya mengurangi jumlah tahanan, sedangkan polisi penahanan atas diri seseorang itu menjadi target mas..., jadi hasilnya penjara tetap penuh”. Sedangkan menurut seorang mantan tahanan laki-laki “...ukuran kamar sekitar 2,5 x 2,5 meter diisi 195 oleh 22 orang... untuk mengatasi persoalan tersebut tidak ada yang dapat dilakukan oleh tahanan, bisa minta dipindahkan ke kamar lain yang lebih longgar, ya... selama ada duit tentunya ”. Di Makasar, kelebihan kapasitas di Rutan juga terjadi sebagai akibat tingginya tingkat penahanan yang dilakukan penyidik. Di Rutan Klas I Makassar dari kapasitas ideal 600 orang, terpaksa dihuni oleh 911 orang pada Desember 2011. Menurut keterangan petugas, sejak adanya penambahan ruang tahanan, dari satu lantai menjadi dua lantai, saat ini ruang tahanan di Rutan Klas I Makassar umumnya masih layak. Kecuali blok tahanan perempuan yang terdiri atas lima ruangan. Saat ini kondisinya sangat sesak karena penghuninya terlalu banyak. Berbeda dari keterangan PP1, menurut PP2 yang sehari-hari bertugas di bagian seksi pelayanan tahanan di Rutan Klas I Makassar, pada umumnya perbandingan ruang tahanan dengan jumlah tahanan atau narapidana saat ini tidak layak lagi. Rata-rata satu kamar selayaknya diisi 6 orang. Satu kamar dihuni lebih dari 10 orang. Untuk mengatasi kelebihan kapasitas, biasanya Rutan menempuh beberapa opsi, diantaranya: 1 Memindahkan narapidana atau tahanan ke Lapas atau Rutan lain di daerah Sulsel yang memiliki kapasitas longgar; 2 Mengusulkan remisi bagi narapidana yang memenuhi syarat untuk mendapat remisi; dan 3 Mengusulkan cuti bersyarat bagi narapidana yang sudah mau bebas. Terjadinya kelebihan kapasitas secara langsung berdampak terhadap kehidupan dan lingkungan tahanan. Menururt petugas atau pegawai Rutan Klas I Makassar, kondisi ini dapat melahirkan masalah baru. Pertama , kondisi ini akan menimbulkan dampak kesehatan karena lingkungan yang sesak. Kemudian perbandingan petugas dengan tahanan juga terpaut jauh, sehingga bisa saja terjadi masalah dalam layanan maupun keamanan. Kedua, dapat menimbulkan dampak psikis karena lingkungan yang tidak kondusif. Ketiga, bisa saja terjadi ketidakteraturan dalam Rutan, sehingga disiplin tahanan dan napi sulit diwujudkan. 196 Setiap sel Rutan Klas I Medan rata-rata memiliki kapasitas sekitar 6 orang. Secara keseluruhan, kapasitas Rutan Klas I Medan adalah 850 orang. Akan tetapi kenyataannya, sel ini menampung 2.757 hingga 2.769 orang tahanan. Lebih rinci jumlah tahanan tersebut adalah 119 orang tahanan kepolisian, 168 orang tahanan kejaksaan, 1.060 orang tahanan pengadilan, 48 orang tahanan dalam proses banding, dan 20 orang tahanan dalam proses kasasi. Untuk narapidana, sejumlah 1.165 orang menjalani hukuman selama 1 tahun lebih, 172 orang menjalani hukuman kurang dari 1 tahun, dan 1 orang menjalani hukuman kurang dari 4 bulan. Per hari penambahan dan pengurangan jumlah tahanan paling banyak sekitar 10 orang. di Kupang, meski terjadi kelebihan kapasitas, namun presentasenya tidak terlalu besar. Kapasitas hunian yang hanya 500 orang, terpakas dihuni 582 orang. Tentang over kapasitas dalam rumah tahanan, seorang petugas mengatakan: “....ini menjadi rahasia umum, bahwa di seluruh jajaran pemasyarakatan itu over kapasitas semua ya kan....seperti di sini 800 kapasitasnya, ini 2800...pemasyarakatan yang namanya Rutan atau Lapas, gak bisa bilang, ‘eh jangan masukkan tahanan, udah lebih’, gak ada peraturan kita yang bilang jangan. Sepanjang masih kuhap pasal 20 sampai pasal 29 itu, masih itu tidak ada perubahan, kita gak bisa bilang jangan... contohnya ini ya mau lebaran kemaren, mereka cuci gudang semua ini, blok habis semua ini...orang itu mau tenang ya kan....kepolisian, polsek, polres, sama polda... ”. 196 Kepadatan sel juga disebabkan oleh kelebihan masa tahanan akibat kelalaian aparat penegak hukum dan kurangnya koordinasi antar penegak hukum. 196 Wawancara dengan MS, pada tanggal 21 September 2011. 197 Diagram 10: Perbandingan kapasitas dan penghuni Sumber: ICJR, rekapitulasi data penelitian, 2011. Temuan ini selaras dengan laporan Ditjen Pemasyarakatan tahun 2007. Laporan tersebut mengungkapkan peningkatan jumlah penghuni Lapas dan Rutan yang cukup tajam terutama pada tahun 2004 hingga Juni tahun 2005, tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas hunian. Penambahan jumlah hunian dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan Juni 2005 rata-rata sejumlah 84,18 . Sedangkan untuk penambahan kapasitas hunian hanya rata-rata sebesar 2,95 . Keadaan yang tidak seimbang ini menyebabkan kegiatan-kegiatan pembinaan narapidana dan perawatan tahanan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal. 197 Untuk mengatasi hal itu, Ditjen Pemasyarakatan mengakui telah melakukan langkah-langkah, antara lain dengan pemindahan penghuni dari LapasRutan yang padat ke LapasRutan yang masih memiliki kelebihan ruang hunian. 198 Pada tahun 2005 narapidana 197 Laporan tahunan Ditjen Pemasyarakatan tahun 2005. 198 Laporan tahunan Ditjen Pemasyarakatan tahun 2006. 198 yang dipindahkan dari Jakarta ke luar Jakarta mencapai 1.326 orang. Pembangunan baru dan peningkatan volume kapasitas hunian di Lapas dan Rutan, yang dilakukan secara bertahap di beberapa wilayah di Indonesia, disesuaikan dengan alokasi anggaran yang tersedia. Total pembangunan baru yang dimulai sejak 2001 hingga 2006 rutan bertambah menjadi 13 tigabelas yakni rumah tahanan negara Rutan Bandar Lampung, Rutan Kota bumi, Rutan Salemba 1, Rutan Batang, Rutan Yogyakarta, Rutan Landak, Rutan Bengkayang, Rutan Bitung, Rutan Manado, Rutan Unaha, dan Rutan Boalemo, Rutan Cipinang, dan Rutan Tangerang.

2.8. Overstaying