Dengan surat perintahpenetapan penahanan

65 Namun demikian karena KUHAP tidak menentukan sejauhmana bukti yang cukup, maka hal tersebut harus dilihat secara proporsional. Pada tahap penyidikan sudah dapat dianggap cukup bukti apabila telah terpenuhinya batas minimum pembuktian agar perkara tersebut dapat diajukan ke muka pengadilan sesuai dengan alat-alat bukti yang ditentukan dalam Pasal 184 KUHAP.

3. Tata cara penahanan

Tata cara penahanan atau penahanan lanjutan baik yang dilakukan penyidik maupun penuntut umum serta hakim merujuk kepada ketentuan Pasal 21 ayat 2 dan ayat 3 KUHAP.

3.4. Dengan surat perintahpenetapan penahanan

Ada perbedaan sebutan dalam aturan hukum. Jika penyidik atau penuntut umum yang melakukan penahanan maka penyidik atau penuntut umum tersebut mengeluarkan surat perintah penahanan. Sebaliknya, jika yang melakukan penahanan adalah hakim, maka hakim akan mengeluarkan Surat Penetapan Penahanan. Meskipun berbeda sebutan, muatan Surat Perintah Penahanan atau Surat Penetapan Penahanan relatif sama, yaitu harus memuat hal-hal: Identitas tersangkaterdakwa, nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin dan tempat tinggal; Menyebutkan alasan penahanan. Misalnya untuk kepentingan penyidikan atau pemeriksaan sidang pengadilan; Uraian singkat kejahatan yang disangkakan atau yang didakwakan. Tujuannya agar yang bersangkutan tahu dan dapat mempersiapkan diri melakukan pembelaan dan juga untuk kepastian hukum; Menyebutkan dengan jelas di tempat mana ia ditahan untuk memberikan kepastian hukum bagi yang ditahan dan keluarganya. Tanpa adanya surat penahanan tersebut maka penahanan demikian menjadi penahanan yang tidak sah dan tidak berdasarkan hukum. Pada masa HIR praktik penahanan tanpa surat merupakan masalah yang kerap terjadi. Pada masa KUHAP, hal serupa juga masih terus berulang. 66 Untuk mengatasi masalah ini sejak 1964 Menteri Kehakiman RI telah mengeluarkan Instruksi Menteri Kehakiman Nomor: J.C.51918 TAHUN 1964 Tentang Pembebasan Tahanan Yang Ditahan Tanpa Surat Perintah Penahanan Yang Sah. Surat ini menginstruksikan kepada Kepala Direktorat Pemasyarakatan; Semua Kepala Inspektorat Pemasyarakatan Daerah; Semua DirekturPimpinan Pemasyarakatan Daerah; dan Semua DirekturKepala Lembaga Pemasyarakatan agar tidak menerima titipan seorang sebagai tahanan tanpa surat perintah yang sah, tidak menerima orang titipan sebagai tahanan yang tidak berdasarkan surat perintah penahanan yang sah, sesudah memberitahukan lebih dulu tentang akan dibebaskannya kepada instansi yang menitipkannya. Segera membebaskan tiap orang yang tidak diperpanjang penahannya dengan surat perintah penahanan yang sah, sesudah memberitahukan lebih dulu tentang akan dibebaskannya kepada instansi yang menahannya. Sampai saat ini masih banyak kasus penahanan tanpa surat yang dilakukan, walaupun KUHAP telah mengatur dengan tegas syarat ini.

3.5. Surat tembusan kepada keluarga