Pemberi pengecualian jangka waktu penahanan Mekanisme keberatan

81 30 hari belum cukup, demi untuk kepentingan pemeriksaan masih diperlukan lagi penahanan, barulah perpanjangan kedua 1 x 30 hari lagi. Tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan tersangka terdakwa dari penahanan, sekalipun batas jangka waktu penahanan belum berakhir. Hal ini tergantung dari urgensitas pemeriksaan dan penahanan itu sendiri. Jika pemeriksaan sudah selesai dan penahanan tidak berguna lagi cukup alasan untuk mengeluarkan dari penahanan. Jika jangka waktu penahanan yang 60 hari sudah berakhir berlaku ketentuan yang mengharuskan pengeluaran tersangkaterdakwa dari penahanan demi hukum dan pengeluaran dilakukan tanpa syarat dan prosedur.

5.2.1. Pemberi pengecualian jangka waktu penahanan

Pemberian perpanjangan penahanan dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan. Perpanjangan diberikan atas dasar permintaan dan laporan sesuai dengan acuan penerapan Pasal 29 ayat 3 KUHAP yakni: Pada tingkat pemeriksaan penyidikan dan penuntutan diminta oleh penyidik atau penuntut umum kepada Ketua Pengadilan Negeri, sebagai pejabat yang berwenang memberikan perpanjangan. Pada tingkat pemeriksaan di Pengadilan Negeri diminta oleh hakim yang bersangkutan kepada Pengadilan Tinggi dan yang berwenang memberikan perpanjangan adalah Ketua Pengadilan Tinggi. Pada tingkat pemeriksaan banding permintaan diajukan oleh Hakim Tinggi yang bersangkutan kepada Mahkamah Agung. Pejabat yang berwenang memberikan perpanjangan pengecualian adalah Mahkamah Agung, ketentuan ini tidak disebutkan secara tegas apakah oleh Ketua Mahkamah Agung. Pada tingkat pemeriksaan kasasi, pemeriksaan perpanjangan diminta oleh Hakim Agung yang bersangkutan dan pejabat yang 82 berwenang memberikan pengecualian perpanjangan adalah Ketua Mahkamah Agung.

5.2.2. Mekanisme keberatan

Terhadap perpanjangan penahanan dapat diajukan keberatan atau perlawanan oleh tersangka atau terdakwa sesuai dengan Pasal 29 ayat 7 KUHAP yakni: Jika perpanjangan penahanan itu diberikan pada pemeriksaan penyidikan atau penuntutan, maka yang berwenang menilai dan memutuskan sah tidaknya pemberian pengecualian perpanjangan penahanan pada tingkat pemeriksaan penyidikan dan penuntutan adalah Ketua pengadilan Tinggi. Jika perpanjangan dilakukan pada tingkat pemeriksaan di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi maka keberatan atas pemberian pengecualian perpanjangan disampaikan dan dinilai serta diputus Ketua Mahkamah Agung. Bahwa penerapan perlawanan harus mengacu kepada ketentuan dalam penjelasan pasal 29 ayat 7 KUHAP yaitu: Walaupun berkas perkara belum dilimpahkan ke Pengadilan Negeri maka keberatan terhadap sah atau tidaknya penahanan pada tingkat penyidikan atau penuntutan yang diperpanjang berdasarkan Pasal 29 KUHAP diajukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi untuk diperiksa dan diputus. Terhadap perpanjangan penahanan pada tingkat pemeriksaan kasasi sebagaimana tersebut pada ayat 2 dan ayat 3 tidak dapat diajukan keberatan. Orang yang dapat mengajukan keberatan yakni tersangka atau terdakwa, tidak disebut keluarga atau penasihat hukum.

6. Pengalihan jenis penahanan dan mekanismenya

Jika dicermati ketentuan pada jenis tahanan yang disebutkan dalam Pasal 22 KUHAP, maka penahanan pada Rutan termasuk jenis yang terberat. Kemudian jenis penahanan rumah dan yang paling ringan