96
9. Peralihan penahanan
Karena ada pembatasan kewenangan penahanan yang dimiliki setiap instansi sesuai dengan tingkat pemeriksaan perkara, maka tanggung
jawab hukum atas penahanan akan beralih kepada instansi lain sejak pengalihan taraf pemeriksaan perkara. Kita perlu mengetahui tempus
terjadinya peralihan dengan tujuan:
memperhitungkan jumlah masa tahanan defi nitif yang dilakukan oleh suatu instansi;
menentukan kapan suatu tahanan sudah berada dalam penahanan yang tidak sah; dan
memudahkan pihak yang berkepentingan mengetahui, di tangan instansi mana berada tanggung jawab yuridis penahanan yang
sedang berlangsung. Kekaburan saat peralihan tanggung jawab yuridis penahanan, akan
melanggar prinsip kepastian hukum yang menjadi salah satu asas KUHAP.
9.1. Peralihan tanggung jawab penahanan dan kelanjutan
penangguhan penahanan Apabila perkara orang yang ditangguhkan penahanannya dilimpahkan
dari suatu instansi ke instansi lain, maka terjadi peralihan tanggung jawab sesuai angka 8 huruf g dan h Lampiran Keputusan Menteri
Kehakiman No. M. 14-PW. 07.031983.
9.2. Mekanisme peralihan penangguhan penahanan dari
penyidik ke penuntut umum Jika berkas perkara telah diserahkan kepada penuntut umum dan
penuntut umum berpendapat bahwa berkas perkara sudah lengkap, sementara tersangka masih dalam status penangguhan penahanan
dengan jaminan, maka penyidik wajib berkonsultasi dengan penuntut umum guna mempertimbangkan kelanjutan penangguhan penahanan
di tingkat penuntutan.
97
Jika penuntut umum sependapat dengan saran penyidik untuk mengakhiri penangguhan, penyidik mengeluarkan surat perintah
penghentian penangguhan dan serta merta dikuatkan lewat surat perintah penahanan oleh penuntut umum. Namun jika penuntut
umum menyetujui status penangguhan penahanan yang diberikan penyidik pada tingkat pemeriksaan penyidikan, berarti penangguhan
penahanan dapat dilanjutkan penuntut umum dalam tingkat penuntutan. Apabila penangguhan penahanan dilanjutkan oleh
penuntut umum di tingkat penuntutan maka diperlukan pembaruan perjanjian penangguhan penahanan.
9.3. Mekanisme peralihan penangguhan penahanan dari
penuntut umum ke Ketua Pengadilan Negeri Tata cara peralihan kelanjutan penangguhan penahanan dari instansi
penuntut umum kepada Pengadilan Negeri, diatur lebih lanjut dalam angka 8 huruf h Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman No. M.14-
PW.07.031983. Tata caranya adalah sebagai berikut:
1 Jika penuntut umum berpendapat bahwa penangguhan penahanan “tidak perlu dilanjutkan” dalam tingkat pemeriksaan
Pengadilan Negeri, penuntut umum mengeluarkan “surat perintah penghentian penangguhan” sebelum berkas perkara dilimpahkan
kepada Pengadilan Negeri.
2 Jika penuntut umum berpendapat bahwa penangguhan penahanan dapat dilanjutkan dalam tingkat pemeriksaan pengadilan, penuntut
umum mengajukan permintaan kepada Ketua Pengadilan Negeri. 3 Ketua Pengadilan Negeri dapat menyetujui atau menolak
permintaan penuntut umum. 4 Penolakan atau persetujuan harus dinyatakan Ketua Pengadilan
Negeri secara tegas dengan surat. 5 Jika Ketua Pengadilan Negeri menyampaikan penolakan maka
berakhir status hukum penangguhan penahanan.
98
10. Akses kepada advokat