58
yang positif dengan Palang Merah Internasional dan organisasi- organisasi serta lembaga lain yang relevan yang memperhatikan
kondisi tempat-tempat penahanan, proses peradilan, dan administrasi yang berkaitan dengan kehidupan dalam penahanan dan kembalinya
orang-orang tahanan ke masyarakat setelah pembebasan mereka. Semua organisasi tersebut juga harus bekerjasama untuk membagi
pengalaman mereka dan melindungi hak-hak tahanan.
11. Pengujian legalitas penahanan pra-persidangan
Setiap orang yang dirampas kebebasannya berhak untuk menguji keabsahan penahanan yang diterapkan terhadap mereka sebelum
perkara pokoknya diadili, dan memiliki prosedur peninjauan ulang atas penahanan mereka secara teratur. Hak ini berbeda dari hak untuk
segera dibawa ke depan hakim karena hak ini justru diinisiasi oleh tahanan atau atas nama tahanan sendiri, bukan oleh otoritas resmi.
Setiap orang yang dirampas kebebasannya berhak untuk disidangkan di depan pengadilan yang akan menguji keabsahan penahanan
mereka. Hak ini mencakup pula perlindungan hak atas kebebasan dan memberikan perlindungan terhadap penahanan sewenang-wenang
dan pelanggaran HAM lainnya. Hak ini d
ij amin untuk semua orang yang dirampas kebebasannya, bukan hanya mereka yang ditahan
sehubungan dengan tindak pidana.
78
Dalam Pasal 9 ayat 4 Kovenan Hak Sipil dan Politik dinyatakan “Siapapun yang dirampas kebebasannya dengan cara penangkapan atau
penahanan, berhak untuk mengambil tindakan di depan pengadilan, agar pengadilan dapat memutuskan tanpa penundaan atas keabsahan penahanan
dan memerintahkan pembebasannya bila penahanan tersebut tidak sah
”. Sedangkan Body Principles menyatakan bahwa: i Orang yang ditahan
atau pembelanya berhak setiap saat untuk mengambil tindakan sesuai dengan hukum negeri sebelum otoritas yudisial, atau lainnya untuk menantang
keabsahan penahanannya dalam rangka untuk memperoleh pembebasannya tanpa penundaan, jika melanggar hukum
; ii Proses sebagaimana dimaksud
78 Lihat Pasal
9 4
Kovenan Hak Sipil dan Poli i k
dan Prinsip
32 Body Principles
.
59
dalam paragraf 1 prinsip ini harus sederhana dan cepat dan tanpa biaya bagi orang yang ditahan tanpa sarana yang memadai. Kewenangan menahan akan
menghasilkan tanpa penundaan yang tidak masuk akal orang yang ditahan sebelum meninjau otoritas
.
79
Pemerintah diharapkan mampu menciptakan suatu prosedur untuk menguji keabsahan penahanan dan mendapatkan pembebasan bila
penahanan tersebut tidak sah. Prosedur tersebut harus sederhana dan cepat, dan gratis jika tahanan tidak mampu membayar.
80
Prinsip 39 Body Principles
menyatakan: “Kecuali dalam kasus khusus yang disediakan oleh hukum, orang yang ditahan atas dakwaan pidana berhak, kecuali jika
otoritas yudisial, atau lainnya memutuskan sebaliknya untuk kepentingan administrasi keadilan, untuk sidang tertunda pembebasan tunduk pada syarat-
syarat sesuai hukum. Misalnya, otoritas harus menjaga perlunya penahanan di bawah review
”. Pasal 9 ayat 5 Kovenan Hak Sipil dan Politik menyatakan bahwa
siapapun yang telah menjadi korban penangkapan atau penahanan harus memiliki hak atas kompensasi. Prinsip 35 Body Principles
juga menyatakan “setiap kerusakan yang ditimbulkan karena tindakan atau kelalaian oleh pejabat publik yang bertentangan dengan hak-hak yang
terkandung dalam prinsip-prinsip ini harus diberi ganti rugi sesuai dengan aturan yang berlaku atau kewajiban berdasarkan hukum domestik di masing-
masing negara”.
Hak atas reparasi ini berlaku untuk orang-orang yang mengalami penahanan atau penangkapan yang melanggar hukum nasional atau
prosedur atau standar internasional, atau keduanya. Prosedur untuk pelaksanaan hak ini memang tidak ditentukan. Oleh karena itulah
dalam banyak kasus, para korban sering melakukan gugatan terhadap individu, negara atau orang yang bertanggungjawab atas kesalahan
penahanan.
79 Lihat Prinsip 32 1 Body Principles.
80 Lihat Prinsip 32 2 Body Principles.
60
61
BAB III
RUANG LINGKUP HUKUM PENAHANAN DI INDONESIA
1. Norma penahanan dalam KUHAP