114
b. Pembinaan dan perawatan tahanan Setiap tahanan diberi kesempatan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing di dalam Rutan. Setiap tahanan berhak mendapatkan pembinaan rohani dan jasmani yang meliputi: a.
ceramahpenyuluhan agama; b. kegiatan beribadah; dan c. olah raga; d. membaca buku agama. Selain pembinaan rohani dan jasmani tahanan
diberikan pembinaan disiplin berupa: a. apel untuk pengecekan setiap pagimalam; b. kebersihan; c. waktu berobat. Dalam setiap kegiatan
tersebut tahanan tetap diawasi oleh petugas jaga Polri.
104
Di tingkat Polda, dalam rangka pembinaan tahanan, kegiatan yang diselenggarakan adalah pembinaan rohani sesuai dengan
kepercayaan agama masing-masing tahanan. Diselenggarakan setiap Kamis di tempat yang telah disiapkan di sekitar ruang tahanan
dengan mendatangkan rohaniawan. Pembinaan ini mencakup pula pembinaan jasmani dengan kegiatan: setiap hari menyelenggarakan
jemur tahanan di ruangan yang telah ditentukandisediakan. Setiap Jum’at menyelenggarakan olahraga di ruangan yang telah ditentukan
pimpinan dan dikendalikan langsung oleh penjaga tahanan.
105
Di tingkat Polda, ada pemeliharaan tahanan dengan menyelenggarakan: a. penjagaan tahanan dilaksanakan oleh anggota jaga yang
diselenggarakan secara terus menerus oleh 3 tiga regu jaga tahanan dengan sistim 1X12 jam secara bergantian; b. penyelenggaraan makan
tahanan dilaksanakan sesuai anggaran yang tersedia DIPA 2 x sehari siang dan malam ; c. kebutuhan tahanan disesuaikan dengan
anggaran yang ada, khususnya kebutuhan pribadi tahanan seperti sabun mandicuci, sikat gigi serta alat kebersihan lain. Perawatan
tahanan yang meliputi pengurusan, pemeriksaan dan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara rutin bekerjasama dengan penyidik,
tugas jaga dan dokter Polri.
106
104 Pasal 5 Perkap No. 4 Tahun 2005. 105 SOP Polda Sumbar.
106 Ibid.
115
Setiap tahanan berhak mendapat perawatan berupa: dukungan kesehatan, makanan, pakaian, dan kunjungan.
107
Dukungan kesehatan di Rutan Polri dilakukan oleh dokter Polri yang bertugas memelihara dan
merawat kesehatan tahanan. Apabila dokter Polri tidak tersedia maka penyidik dapat meminta dokter umumtenaga medis setempat. Petugas
jaga tahanan harus meneliti kesehatan tahanan pada waktu, sebelum, selama dan pada saat akan dikeluarkan dari Rutan dengan bantuan
dokter atau petugas kesehatan.
108
Dalam keadaan darurattahanan sakit
keras, seorang dokter atau petugas kesehatan dapat didatangkan ke Rutan yang berada danatau ke rumah sakit dengan dikawal oleh petugas kawal
sesuai dengan prosedur. Kepala jaga bertanggungjawab terhadap tahanan yang dianiaya oleh sesama tahanan. Apabila ada tahanan yang meninggal
dunia karena sakit segera dimintakan surat keterangan dokter dan dibuat berita acara oleh dokter Polri serta diberitahukan kepada keluarganya.
109
Di tingkat Polda, perawatan kesehatan tahanan dilakukan dengan cara setiap pagi melakukan pemeriksaan terhadap jumlah tahanan, kesehatan
tahanan dan kebersihan ruang tahanan. Tahanan yang mengalami sakit dilakukan pendataaan dan ditempatkan di lokasi tertentu untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan oleh petugas jaga sebelum diobati dokter Polri. Petugas jaga tahanan wajib mengadakan koordinasi dengan bidang
dokespoliklinik untuk menyelengarakan perawatan kesehatan. Untuk tahanan yang mengalami gangguan kesehatan dan butuh perawatan
dokter opname petugas jaga melaporkan ke kasubdit harwatkasat tahti Polres guna mengadakan koordinasi dengan penyidik guna mendapatkan
persetujuan tahanan tersebut untuk diopname di RS PolriRS mitra polri lainnya. Apabila terdapat tahanan yang sakit secara mendadak segera
hubungi bagian kesehatan untuk melakukan pengobatan. Apabila tahanan tidak dapat diobati di ruangan tahanan, maka diminta rujukan
dokter dan dikondisikan dengan penyidik.
110
107 Pasal Perkap No. 4 Tahun 2005. 108 Pasal 7 Perkap No. 4 Tahun 2005.
109 Pasal 7 ayat 6 Perkap No. 4 Tahun 2005. 110 SOP Polda Sumbar.
116
Apabila ada tahanan yang meninggal dunia bukan karena sakit, petugas jaga segera melaporkan kepada penyidik untuk dimintakan visum
et repertum dan dibuat berita acaranya. Sebelum jenazah diserahkan
kepada keluarga untuk dimakamkan, petugas mengambil sidik jari tiga jari kiri jenazah, untuk pembuktian dan kepastian bahwa jenazah
adalah tahanan yang dimaksud dalam surat-surat dan dokumen yang sah. Petugas jaga segera menyerahkan barang-barang milik tahanan
kepada keluarganya dan dibuat berita acara penyerahannya yang ditandatangani keluarga atau ahli waris tahanan yang meninggal
dunia. Apabila setelah lewat waktu 3 tiga bulan tidak ada keluarganya yang mengambil, maka barang-barang tersebut diserahkan kepada
negara.
111
Makanan standar yang memenuhi gizi dan kalori diberikan kepada tahanan dengan menu dan porsi serta jadwal yang telah ditentukan
dalam da
t ar makanan. Pemberian makanan tahanan dilakukan di ruang makan yang telah ditentukan. Tahanan dapat diberikan
kesempatan menikmati makanan yang dikirim oleh keluarga, setelah diperiksa terlebih dahulu oleh petugas jaga. Sedangkan bagi tahanan
yang sakit, hamil, menyusui dan anak-anak dapat diberikan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter. Pemasukan bahan makanan
dan penyimpanan makanan oleh petugas jaga harus memperhatikan syarat kebersihan dan kesehatan.
112
Tahanan wajib memakai pakaian tahanan dengan uniform dan model yang telah ditetapkan. Tahanan yang akan melaksanakan kegiatan
tertentu ibadah, olahraga, peringatan hari besar nasional, dll dapat menggunakan pakaian sendiri dengan memperhatikan kesopanan dan
ketertiban.
113
Tahanan diberi hak untuk menerima kunjungan keluargateman sesuai jadwal kunjungan dan tempat yang telah ditentukan serta diawasi oleh
111 Pasal 7 ayat 7 Perkap No. 4 Tahun 2005. 112 Pasal 8 Perkap No. 4 Tahun 2005.
113 Pasal 9 Perkap No. 4 Tahun 2005.
117
petugas jaga. Tahanan juga diberi hak untuk menerima kunjungan pengacara dalam kaitan kepentingan proses pembelaan, setelah
mendapat izin dari penyidik. Petugas jaga wajib meneliti dan mencatat identitas pengunjung yang telah mendapat izin kunjungan serta
menggeledahmemeriksa barang yang dibawanya. Surat menyurat antara tahanan dengan pengacaranya atau keluarganya tidak perlu
diperiksa, kecuali jika terdapat cukup alasan diduga bahwa surat tersebut disalahgunakan.
114
Di tingkat Polda terkait dengan Tata Tertib Ruang Tahanan maka para Kasubdit dan Kasat di lingkungan Direktorat Tahti wajib: a Pembinaan
dan pemberian petunjuk tata tertib penahanan, yang meliputi pemeriksaan fasilitas ruang tahanan secara berkala, mengendalikan
dan memonitor jumlah tahanan serta melaporkannya; b Lakukan pengontrolan dan pengecekan ruang tahanansel tahanan setiap hari
dengan terlebih dahulu memindahkan tahanan ke sebelahnya lalu cek kamar tahanan berupa cek lantai tempat tidur para tahananan,
cek tembok sebelah dalam dan luar tiap kamar tahanan, cek tiap jeruji besi baik pintu jeruji maupun ventilasi, cek plapon tahanan apabila
tidak dibeton. Jika terdapat kamar mandi agar ventilasi ruang kamar mandi dilapisi dengan teralis besi pada bagian dalam dan luarnya.
Apabila kapasitas tahanan di rutan Polri penuh terutama tahanan dengan sanksi pidana lebih dari 5 tahun untuk tersangka yang berkas
perkaranya sudah dikirim ke penuntut umum dan masih menunggu P-21 diupayakan dapat dititip di Lapas.
115
c. Tata tertib ruangan