74
Berdasarkan wewenang penuntut umum mengeluarkan perintah penahanan ditambah dengan haknya untuk meminta perpanjangan
maka batas waktu maksimum yang dimiliki penuntut umum tidak lebih dari 20 hari + 40 hari = 60 hari, dengan catatan:
Tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan sekalipun batas waktu maksimum belum berakhir,
apabila kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi Pasal 25 ayat 3 KUHAP.
Permintaan perpanjangan juga tidak otomatis harus dikabulkan oleh Ketua Pengadilan Negeri. Pengadilan dapat menolak permintaan
apabila berdasarkan resume yang disampaikan penuntut umum ternyata cukup alasan untuk menolak perpanjangan. Perpanjangan
penahanan dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan yang nyata kepentingan pemeriksaan. Jika perpanjangan yang diberikan Ketua
Pengadilan Negeri bersifat parsial, masih memberi kemungkinan lagi bagi penuntut umum untuk memintakan perpanjangan sampai
terpenuhinya batas maksimum perpanjangan yang ditentukan Pasal 25 ayat 2 KUHAP.
Setelah batas waktu masa penahanan telah melampaui yang ditentukan undang-undang maka tersangka harus dikeluarkan
dari penahanan demi hukum tanpa syarat dan prosedur.
5.1.3. Jangka waktu penahanan di tingkat pemeriksaan pengadilan
Semua hakim pada semua tingkat peradilan mulai dari hakim pada Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, masing-
masing mempunyai wewenang melakukan penahanan sesuai dengan batas jangka waktu yang ditentukan undang-undang.
5.1.3.1. Jangka waktu penahanan di tingkat Pengadilan Negeri
Setiap hakim Pengadilan Negeri sesuai dengan kompetensi relatif yang dimilikinya demi kepentingan pemeriksaan berwenang mengeluarkan
surat penetapan penahanan untuk jangka waktu paling lama 30 hari Pasal 26 ayat 1 KUHAP. Apabila masih diperlukan guna kepentingan
75
pemeriksaan, hakim bersangkutan dapat meminta perpanjangan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat. Tetapi perpanjangan tidak
boleh lebih dari 60 hari. Jika batas waktu tersebut telah terlampaui maka terdakwa harus dikeluarkan dari tahanan demi hukum Pasal 26
ayat 2 KUHAP.
Dengan demikian batas waktu penahanan yang dapat dilakukan Hakim pada Pengadilan Negeri baik atas perintah yang diberikan
undang-undang kepada Pengadilan maupun atas dasar perpanjangan yang diberikan Ketua Pengadilan Negeri maksimum 30 hari + 60 hari =
90 hari, dengan catatan:
Tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan terdakwa dari penahanan sekalipun masa tahanan belum berakhir jika
penahanan dianggap tidak diperlukan lagi untuk kepentingan pemeriksaan Pasal 26 ayat 3 KUHAP.
Permintaan perpanjangan penahanan juga tidak otomatis harus dikabulkan Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan
Negeri bisa menolak permintaan tersebut apabila berpendapat penahanan terhadap terdakwa tidak relevan untuk kepentingan
pemeriksaan persidangan. Perpanjangan penahanan dapat juga dilakukan secara parsial berdasarkan kepentingan pemeriksaan.
Jika dirasakan perlu, maka hakim yang bersangkutan masih dapat mengajukan permintaan perpanjangan sampai batas
maksimum perpanjangan yang dibenarkan Pasal 26 ayat 2 KUHAP.
Apabila batas jangka waktu penahanan telah berakhir dengan sendirinya menurut hukum terdakwa harus dikeluarkan dari
penahanan tanpa syarat dan tanpa prosedur Pasal 26 ayat 4 KUHAP.
5.1.3.2. Jangka waktu penahanan di tingkat Pengadilan Tinggi
Setiap hakim Pengadilan Tinggi berwenang memerintahkan penahanan seorang terdakwa guna kepentingan pemeriksaan dalam tingkat banding.
76
Dengan surat penetapan penahanan, hakim Pengadilan Tinggi Berwenang memerintahkan penahanan terdakwa guna pemeriksaan
dalam tingkat banding, paling lama 30 hari Pasal 27 ayat 1 KUHAP. Apabila diperlukan lagi guna kepentingan pemeriksaan tingkat
banding yang belum selesai dapat meminta perpanjangan kepada Ketua Pengadilan Tinggi, tetapi permintaan dan pemberian perpanjangan
hanya paling lama 60 hari Pasal 27 ayat 2 KUHAP.
Dengan demikian batas waktu penahanan yang dapat dilakukan hakim Pengadilan Tinggi baik berdasarkan wewenang yang dapat
diperintahkannya sendiri maupun berdasarkan perpanjangan yang diberikan Ketua Pengadilan Tinggi, tidak lebih dari 30 hari + 60 hari =
90 hari, dengan catatan:
Tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan terdakwa dari penahanan walaupun batas jangka waktu penahanan belum
berakhir, jika dianggap penahanan tidak penting lagi untuk keperluan pemeriksaan. Jadi disamping wewenang melakukan
perintah penahanan sebagaimana juga halnya pejabat penegak hukum pada instansi lain, hakim Pengadilan Tinggi mempunyai
wewenang untuk mengeluarkan terdakwa dari penahanan sekalipun batas waktu penahanan belum berakhir.
Permintaan perpanjangan penahanan tidak dengan sendirinya harus dipenuhi oleh Ketua Pengadilan Tinggi. Dia dapat
menolak jika perpanjangan itu dianggap tidak perlu. Ketua Pengadilan Tinggi juga dapat memberikan perpanjangan sesuai
dengan keperluan pemeriksaan di tingkat banding. Namun jika kepentingan pemeriksaan masih diperlukan Hakim Tinggi
dapat mengajukan permintaan perpanjangan sampai habis batas maksimum perpanjangan yang ditentukan Pasal 27 ayat 2
KUHAP.
Apabila batas jangka waktu 90 hari telah berakhir tidak ada jalan lain selain dari mengeluarkan terdakwa dari penahanan
demi hukum tanpa syarat dan tanpa prosedur Pasal 27 ayat 4 KUHAP.
77
5.1.3.3. Jangka waktu penahanan di tingkat Mahkamah Agung