Keamanan dan pengawasan Situasi tempat penahanan di beberapa wilayah

191 anggota keluarganya tanpa dikenai pungutan. Orang yang membawa makanan wajib mencicipi makanan tersebut di hadapan petugas jaga sebelum diserahkan ke tahanan. Bedanya, keluarga tahanan yang datang di luar jam kunjungan, tidak diperbolehkan bertemu tahanan. Di Rutan Klas I Makassar terdapat ruang kunjungan, luasnya kira- kira sekitar 10 x 10 meter persegi. Fasilitasnya hanya berupa karpet dan tempat duduk panjang. Untuk jadwal kunjungan dibagi dua, jam 09.00-11.30 dan jam 13.00-15.00 WIT. Kunjungan hanya berlangsung selama 15 menit, meski kenyataannya bisa sampai 1 jam, tergantung kepadatan pengunjung. Jika pengunjung membludak, waktu besuk dipersingkat. Saat tahanan dan napi bertemu dengan keluarganya, tetap ada petugas piket yang mengawasi meski tetap menjaga jarak. Sehingga agak sulit bagi petugas mendengar omongan tahanan dan keluarga mereka. Pemeriksaan barang-barang milik tahanan tetap dilakukan. Selama di Rutan, tahanan dan napi boleh menggunakan atau membawa makanan, minuman bukan minuman beralkohol, pakaian, televisi, radio, koran, buku, dan bacaan-bacaan lainnya. Barang terlarang adalah telepon genggam dan barang-barangan yang dilarang oleh undang- undang, seperti narkoba, benda tajam, dan benda-benda berbahaya.

2.6. Keamanan dan pengawasan

Untuk pengamanan, di Medan, personil regu jaga bisa dikatakan masih kurang memadai. Jumlah regu jaga masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah tahanan. Berikut pernyataan mengenai pengamanan rutan: “...begitu masuk ke blok berdoalah, mudah mudahan tidak terjadi apa apa,...Bayangkan aja, petugas yang berdinas, anak buah saya pagi ini cuma 20 orang,..dan itu 20 orang itu diportir sudah dua, di pos 2 kalo siang 2 saya isi 2 di belakang, karena kekuatan staf lain kan ada di siang hari, udah empat, di pos komando 2 orang, komandan sama wadan, sudah 6, rumah sakit 1, tujuh, 13 orang cuma di dalam,...jadi dia kami 192 empat regu, satu masuk pagi nanti, siang nanti dia pulang, masuk satu shif lagi siang ke sore, nah kemudian nanti sore ke malam, satu regu itu istirahat yang jaga tadi malam...paling banyak 20, ada yang bertahan di 19 ada yang 18... ”. 192 “...Mas lihatlah ini, dekatnya ujung ujung bagunan, genteng itu ke tembok....yang paling krusialnya, di wilayah dari di sekitar rutan ini. Seperti contoh di sebelah barat, itu hak penguasaan tanah masyarakat ada, jadi rumah masyarakat dengan tembok rutan, itu kelihatan sengnya, nempel pun ada, dapur dia temboknya ya tembok ini..., jadi kalau dinaikkannya dua lantai, ya kalau dari situ lah diulurkan tali, kita kan gak tahu siapa yang ngontrak di situ, gimana mengawasinya itu... ”. 193 Seorang sipir di Rutan Klas I Medan harus menjaga 300 orang tahanan. 194 Pengamanan yang minim ini sangat memungkinkan tahanan untuk kabur dengan berbagai modus. Seperti tahanan yang bernama Katibul Angkat yang berhasil lolos setelah menyamar menjadi pengunjung. Peristiwa yang terjadi pada 08 Februari 2011 ini benar- benar mengejutkan pihak Rutan. Sebab ada tamu yang tidak bisa keluar karena tidak menggunakan tanda pengenal. Ternyata, tanda pengenal tanda pengunjung itu yang digunakan oleh Katibul untuk melarikan diri. Kejadian ini membuktikan betapa lemahnya sistem pengawasan di Rutan. Kemudian terdapat juga potensi kekerasan sesama tahanan atau terhadap sipir. Biasanya potensi perkelahian antar tahanan adalah mereka yang sudah bermusuhan di luar, dan terbawa hingga rumah tahanan. “...Kalo dari sisi keamanan, orang dari kasus pembunuhan, kasus perampokan, kasus judi, atau kasus asusila, kita lebih takut dan rawan 192 Wawancara dengan FH, pada tanggal 21 September 2011. 193 Ibid. 194 Dikutip dari Harian Serambi, 30 November 2011. 193 kasus pembunuhan dan perampokan,....kadang kalo kita lihat upaya dia mau ibadah, kita buat catatan, yang bersangkutan sudah mampu berorientasi... ”. 195 Di Polres Kupang pengamanan tahanan berlangsung ketat oleh dua anggota polisi, yang dilakukan secara bergantian setiap satu jam selama 24 jam. Polisi yang mendapat giliran jaga, bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan tahanan, serta memastikan tahanan tidak melarikan diri. Bagi tahanan di Makassar yang melanggar aturan atau indisipliner, yang bersangkutan akan diisolasi. Tahanan dikurung dalam kurungan khusus yang lebih sempit. Untuk pelanggaran ringan akan diisolasi selama satu pekan. Untuk pelanggaran berat, tahanan akan diisolasi selama 14 hari. Jika pelanggaran yang dilakukan tahanan atau narapidana berupa pelanggaran hukum, selain sanksi dari rutan, yang bersangkutan bisa dihadapkan pada proses hukum baru. Jadi, walaupun sudah bebas dalam perkara A misalnya, tahanan tidak langsung bebas karena masih harus menjalani proses hukum yang baru lagi. Terkait masalah keamanan, dalam laporan tahun 2007 Ditjen Pemasyarakatan mengakui bahwa keamanan dan ketertiban merupakan syarat mutlak untuk terlaksananya program-program pembinaan. Oleh karena itu menurut Dirjenpas suasana aman dan tertib Rutan perlu diciptakan. Memang masalah pelarian dalam rutan masih kerap terjadi. Sebagai contoh data tahun 2007 paling tidak 3,57 28 orang penghuni Rutan melarikan diri, dan yang dapat di tangkap kembali hanya 1 orang. 195 Wawancara dengan FH, pada tanggal 21 September 2011. 194 Tabel 11: Kondisi keamanan tahanan Keadaan Penghuni Narapidana Tahanan Jumlah Melarikan diri 236 28 264 Tertangkap Kembali 41 1 42 Prosentase Tertangkap Kembali 17,37 3,57 15,90 Sumber: Dit. Bina Kamtib, tahun 2007. Untuk mendapatkan pengamanan yang ideal, dengan hunian Rutan dan Lapas yang mencapai 132.372 orang pada tahun 2008, dibutuhkan petugas pengamanan sebanyak 21.120 orang, untuk mencapai rasio ideal 1:25. Sedangkan saat ini komposisinya masih 1:52, karena jumlah petugas pengamanan hanya 10.251 orang, sehingga diperlukan tambahan 10.869 orang.

2.7. Kelebihan kapasitas