170
blok hunian, 1 blok karantina, dan 1 blok isolasi.
171
Untuk kapasitas, Rutan ini memiliki kapasitas hunian sebesar 619 orang, namun sampai
dengan tanggal 21 November 2011, Rutan ini telah dihuni oleh 1076 orang tahanan dan narapidana. Jumlah tersebut terdiri dari 145
tahanan anak pria, 629 tahanan wanita, 52 narapidana anak, dan 250 narapidana wanita. Sedangkan untuk petugas Rutan, saat ini
pertanggal 15 November 2011 berjumlah 246 petugas, ditambah 9 orang tenaga magang.
Rutan Klas I Makassar dibangun tahun 1989, namun baru digunakan tahun 1990. Lokasi Rutan berada di Jalan Rutan No 8, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar. Diperuntukkan untuk tahanan dewasa, baik laki-laki dan perempuan, maupun anak di bawah umur. Tahanan
yang tinggal di Rutan Klas I Makassar merupakan tahanan yang berasal dari wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Sesuai DIPA 2011,
anggaran yang diterima Rutan Klas I Makassar untuk biaya hidup keseluruhan tahanan dan narapidana selama setahun, terdiri atas:
Biaya makan dan minum Rp 2.520.252.000,00; Biaya perlengkapan 45 juta rupiah; Biaya pakaian 81 juta rupiah; Biaya ekstra fooding 54 juta
rupiah; Biaya kesehatan 150 juta rupiah.
2.1. Akomodasi tempat penahanan
Rutan Klas I Medan memiliki sel sebanyak 100 sel, yang terbagi menjadi sembilan Blok. Blok A untuk Narapidana; Blok D untuk Karantina;
serta Blok B, C, dan E – H untuk tahanan. Ukuran sel paling kecil adalah 3 x 6 meter, dan paling besar adalah 6 x 6 meter. Jika mengacu pada
ukuran sel ini, kapasitas sel adalah sekitar 6 sampai 10 orang. Melihat konstruksi lantai sel, terdapat bagian yang lebih tinggi sekitar 50 cm
memanjang, yang berfungsi sebagai tempat tidur tahanan. Pada bagian bawahnya terdapat laci tempat menyimpan barang-barang dan atau
pakaian tahanan. Kemudian, setiap sel diberikan penerangan yang sangat minim, dengan cahaya redup dan kondisi udara yang lembab.
Pada tiap sel, rata-rata terdapat 6 tempat tidur tahanan seperti disebut di atas. Para tahanan di Rutan Klas I Medan berada di luar sel pada
171 Sejarah Singkat Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur.
171
pukul 07.00-13.00 WIB dan pukul 14.30-17.00 WIB. Total waktu tahanan di luar sel 8,5 jam, dan total waktu kurungan 15,5 jam perhari.
172
Seluruh tahanan dan narapidana adalah laki-laki. Mayoritas tahanan 70 adalah mereka yang diancam pidana perjudian dan narkoba,
selebihnya adalah jenis pidana umum yang lain. Dari jumlah itu, satu sel menampung sekitar 25-30 orang tahanan. Dan pada hari-hari besar,
biasanya seluruh tahanan yang berada di Kepolisian baik Polsek maupun Polres dititipkan di Rutan ini. Akibatnya peningkatan jumlah
tahanan luar biasa, pada waktu-waktu inilah jumlah tahanan dalam satu sel bisa mencapai 50 orang.
“...umumnya mereka yang belum kena ISPA, jadi kena, dampaknya karena kepadatan tadi, bisa kena, walaupun kalori cukup, karena kamar lembab,
cahaya kurang,..mau bergerak di kamar aja pun susah, yang biasa kapasitasnya 20 ini diisi 50...
”.
173
Kotak 4: Kisah Tahanan Dugaan Kasus Korupsi, DO
DO adalah tahanan kasus dugaan korupsi SPPD Surat Perintah Perjalanan Dinas fi ktif di NTT. Ia menjalani tahanan terkait kasus dugaan korupsi yang
menimpanya. Ia menerima kenyataan harus berbaur bersama tahanan lainnya dalam ruangan sempit. Untuk mengatasi kepadatan tahanan di blok tahanan
itu, ia hanya mampu berdoa. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan tekanan psikis dan mental. Ia ditahan bersama sejumlah tahanan lainnya dalam satu
sel yang berjumlah 9 orang. Karena itu, Dia menyarankan pemerintah segera membangun rumah tahanan sehingga tahanan tidak digabungkan dengan
napi di lapas tersebut, serta pemisahan tahanan berdasarkan jenis kasus yang dituduhkan kepada mereka. Ia menyesalkan ketiadaan dokter di poliklinik
lapas, karena dia sering menderita sakit, sehingga sering dirawat di poliklinik
172 Hasil Obeservasi di Rutan Klas I Medan. 173 Wawancara dengan Jy, pada tanggal 21 September 2011.
172
lapas. Poliklinik Lapas Klas IIA Kupang ditangani oleh seorang bidan yang bertugas melayani seluruh tahanan dan napi. DO menyarankan pihak Lapas
menempatkan seorang dokter di poliklinik tersebut. Ia juga menyesalkan sarana tempat tidur tahanan yang hanya terbuat dari beton. Hal itu, menurut
dia, mengganggu kesehatan para tahanan. Walaupun begitu, dia mengakui sarana dan fasilitas di dalam lapas cukup memadai. DO juga ingin Lapas ini
dilengkapi sarana komunikasi seperti telepon umum untuk memudahkan tahanan berkomunikasi dengan keluarga dalam penyelesaian kasus yang
sedang dialami. Ia juga mengeluhkan kadar gizi makanan yang disiapkan oleh lapas yang dinilai tidak bergizi sehingga bisa berdampak terhadap
kesehatan tahanan.
Setiap sel mempunyai 1 fasilitas MCK dan mendapatkan air minum sebanyak 1-2 jerigen. Kemudian untuk mandi dan mencuci pakaian,
para tahanan diberikan air yang diambil dari sumur bor yang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.
Sedangkan Lembaga Pemasyarakatan Lapas Klas II A Kupang, secara fi sik bangunannya memiliki beberapa blok khusus tahanan.
Bangunannya juga dibedakan antara napi laki-laki dan perempuan. Lapas ini juga dilengkapi dengan ruang poliklinik, mobil ambulans,
dapur umum, dan sarana olahraga, bengkel mobil, bengkel kayu, dan bengkel batako. Selain itu, tempat ibadah, seperti gereja dan
mushola juga disediakan di tempat ini. Sampai Oktober 2011, Lapas Klas IIA Kupang menampung 161 tahanan dan 401 narapidana laki-
laki. Tahanan pra-persidangan di Lapas tersebut ditempatkan khusus di Blok D. Sementara blok A, B, C, F, G, H ditempati narapidana.
Akibat kelebihan kapasitas, tahanan yang menempati setiap sel sangat bervariasi, antara 5-9 orang.
Setiap sel berukuran 3 x 5 meter, dilengkapi tempat tidur yang dibuat dari beton semen, dan toilet. Selain itu juga dilengkapi dengan air
minum dingin dan panas, serta air bersih untuk kamar mandi dan
173
WC. Aktivitas para tahanan dan napi tidak terlalu banyak, sebab sarana olahraga yang ada tersedia baru sebatas lapangan bola voli. Sedangkan
napi dan tahanan lainnya mencari kesibukan masing-masing seperti bekerja di bengkel kayu, atau membuat batako. Mereka juga ada yang
diperbantukan di ruang tata usaha, registrasi dan lainnya. Blok tahanan dan napi perempuan di lembaga tersebut dipisahkan dengan blok laki-
laki yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari gerbang blok laki-laki. Tahanan dan napi perempuan ditempatkan di blok D, sebanyak 14
orang, dan 6 napi. Antara sel tahanan dan sel napi dipisahkan.
Berbeda dengan blok laki-laki. Pintu gerbang blok perempuan lebih sering tertutup, meski tidak ada penjaga khusus di blok tersebut. Blok
tersebut d ij aga oleh petugas perempuan. Blok perempuan terlihat lebih
ketat, karena laki-laki dilarang masuk dalam blok tersebut. Ukuran sel dan sarana di dalam sel tersebut sama dengan sel yang dihuni oleh
laki-laki, berukuran sekitar 3x5 meter yang dilengkapi dengan air minum panas dan dingin serta air ledeng untuk kamar mandi dan
WC. Dengan demikian, jumlah tahanan dan napi di Blok Laki-Laki dan perempuan sebanyak 582 orang.
Tempat ini juga sekaligus menjadi Lapas anak, yang menampung sebanyak 58 narapadina dan satu tahanan anak, yang masih dalam
proses peradilan di PN Kupang. Kebanyakan narapidana anak dalam Lapas itu terlibat kasus asusila sebanyak 41 orang, 4 orang terlibat
kasus penganiayaan, 3 ketertiban, 2 kealpaan, dan 8 kasus pencurian. Jumlah pegawai di Lapas anak sebanyak 62 orang, yang dibagi menjadi
pembimbing dan pembina sebanyak 13 orang, pengamanan sebanyak 16 orang, sisanya adalah pegawai tata usaha. Para napi dan tahanan
ditampung di tiga blok yakni blok cendana, komodo dan melati, dengan kapasitas 120 orang. Dengan jumlah itu, maka tidak terjadi
overcapacity
. Bahkan Lapas membagi tahanan yang ditempatkan di sel dengan sistem 1-3-5-7. Tahanan ganjil ini dimaksudkan agar tidak
terjadi perselisihan dalam sel antara napi atau tahanan.
174
Sementara ruang hunian tahanan Polres Kupang dibagi ke dalam dua blok, pria dan perempuan, yang masing-masing dilengkapi pintu besi.
Dua blok ini dipisahkan sebuah lorong kecil. Polres Kupang Kota tidak menyiapkan ruang khusus untuk anak. Jika ada tahanan anak, mereka
akan digabungkan bersama tahanan dewasa. Tahanan anak perempuan akan ditempatkan di blok perempuan, sebaliknya tahanan anak laki-
laki ditempatkan di blok pria. Blok pria dibagi menjadi lima ruangan, satu ruangan diantaranya berukuran lebih kecil sekitar 2 x 3 meter, yang
berfungsi sebagai ruang isolasi. Adapun di blok perempuan, terdapat dua ruangan, salah satunya digunakan sebagai ruang isolasi. Ruang
isolasi berfungsi menampung tahanan yang diketahui menderita penyakit tertentu atau dinilai mengancam keselamatan tahanan lain.
Selain ruangan tersebut, di setiap blok disiapkan ruang berukuran besar yang dimanfaatkan untuk menjemur pakaian, olahraga, dan kegiatan
lain. Ada juga ruang untuk bertemu keluarga, namun di ruangan ini tahanan dan anggota keluarganya dibatasi terali besi.
Setiap blok dibagi lagi menjadi kamar-kamar kecil berukuran sekitar 3 x 4 meter, sebagian dari setiap ruangan tersebut dipakai untuk kamar
mandi yang digabung bersama WC, sehingga sisa ruang yang ada hanya bisa menampung maksimal tiga tahanan. Dengan demikian,
tujuh ruang tahanan di Polres ini hanya bisa menampung 21 tahanan. Pada 21 Oktober 2011 jumlah tahanan terdiri dari 6 perempuan dewasa,
dan 24 pria dewasa, tentu bisa dibayangkan bagaimana sesaknya tempat penahanan ini. Mereka tidur beralaskan papan yang diletakan
di atas kayu yang dibuat menyerupai rangka tempat tidur. Sedangkan untuk alas kepala dibuat dari beberapa botol bekas air mineral yang
diikat menjadi satu.
Jadwal besuk tahanan dibuka setiap hari selama satu minggu mulai pukul 11.30-15.30. Bahkan di luar jam besuk pun, tahanan tetap
diperbolehkan menerima kiriman makanan dari anggota keluarganya tanpa dikenai pungutan. Orang yang membawa makanan wajib
175
mencicipi makanan tersebut dihadapan petugas jaga, sebelum diserahkan ke tahanan. Bedanya, keluarga tahanan yang datang di
luar jam besok, tidak diperbolehkan bertemu tahanan. Untuk tahanan yang mengonsumsi obat-obatan tertentu atas saran dokter, obat-obatan
tersebut tidak boleh dibawa ke dalam ruang tahanan, tetapi disimpan oleh petugas di ruang jaga. Tidak ada makan pagi untuk tahanan,
setiap hari mereka hanya disuguhi dua kali makan, pada siang dan malam hari. Namun, secara rutin setiap pagi, tahanan mendapat
suguhan teh hangat atau kopi. Polres Kupang Kota juga menyiapkan klinik kesehatan yang dibangun di dekat pos jaga. Klinik ini ditangani
seorang petugas kesehatan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan kepada tahanan atau anggota polisi yang sakit.
Di Jakarta, Polres Metro Jakarta Selatan memiliki jumlah kamar tahanan sebanyak 14 kamar, paling kecil dapat menampung 5 orang
tahanan dan paling besar dapat diisi oleh 15 tahanan.
174
Sementara
Rutan Cipinang terdiri dari 4 blok, yaitu Blok Amazone, Blok Barito, Blok Citarum, dan Blok Tipikor. Semua blok yang ada, masing-masing
terdiri dari 3 lantai. Pada Blok Amazone yang memiliki tipe 7, terdapat 2 aula dan 56 kamar. Untuk Blok Barito yang memiliki tipe 3 terdapat
2 aula dan 64 kamar tahanan. Blok Citarum terdapat 1 aula, 24 kamar tipe 1 dan 24 kamar tipe 5, sedangkan untuk Blok Tipikor terdapat 16
kamar tipe 1 dan 48 kamar tipe 5.
175
Rutan Klas I Makassar terdiri dari sejumlah blok, diantaranya Blok Masa Pengenalan Lingkungan Mapenaling, Blok Tahanan Anak-anak
dan Blok Perempuan. Untuk ruang khusus narapidana berada di Blok B. Blok tahanan dibagi ke dalam beberapa klasifi kasi yakni Blok A1, A2,
C1, dan C2. Setiap blok memiliki fasilitas MCK, namun ruang tahanan umumnya justru tidak memiliki tempat tidur. Yang ada kebanyakan
174 Data diperoleh dari Data RuanganKamar Tahanan Polres Metro Jakarta Selatan dan 12 Polsek Jajaran.
175 Tipe kamar tahanan sama dengan kapasitas kamar tahanan.
176
beralasan kasur dan tikar saja. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahanan, untuk mendapatkan kasur mereka dikenakana sewa dan
biasanya ditagih oleh kepala blok yang juga sesama tahanan. Tahanan di Rutan Klas I Makassar diklasifi kasi berdasarkan usia, jenis kelamin,
penyakit khusus, dan tindak pidana yang dilakukan. Mereka juga dipisahkan dari narapidana. Kapasitas ideal dapat menampung 600
tahanan, namun hingga pekan pertama Desember 2011, jumlah total tahanan laki-laki dan perempuan sebanyak 911 orang. Terdiri atas
laki-laki 811 orang, dan perempuan sebanyak 100 orang, jumlah ini tentu saja jauh melebihi kapasitas. Sementara itu, Jumlah pegawai
Rutan Klas I Makassar sebanyak 142 orang. Terdiri atas 112 laki-laki dan 30 perempuan, dan 60 orang diantaranya bertugas sebagai penjaga
tahanan.
2.2. Pemberian makanan bagi tahanan