62
c Penahanan yang dilakukan oleh Peradilan. Penahanan ini bermaksud untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan.
Hakim berwenang melakukan penahanan dengan penetapan yang didasarkan kepada perlu tidaknya penahanan dilakukan sesuai
dengan kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan.
84
2. Dasar penahanan
Landasan penahanan meliputi dasar hukum, keadaan serta syarat- syarat yang memberi kemungkinan bagi penegak hukum untuk
melakukan tindakan penahanan. Semua unsur tersebut saling menopang sehingga jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka
tindakan penahanan kurang memenuhi asas legalitas. Menurut M. Yahya Harahap meskipun tidak sampai dikualifi kasi sebagai
tindakan yang tidak sah illegal, kekurangan unsur tetap dianggap tidak memenuhi asas legalitas. Misalnya yang terpenuhi hanya
unsur landasan hukum unsur objektif, tetapi tidak didukung unsur keperluan unsur subjektif, serta tidak dikuatkan syarat-syarat yang
ditentukan undang-undang, maka penahanan seperti ini kurang relevan dan tidak memenuhi urgensi referensinya.
2.1. Unsur yuridis
Disebut sebagai dasar hukum, karena undang-undang sendiri telah menentukan pasal-pasal tindak pidana mana penahanan dapat
diterapkan. Tidak semua tindak pidana dapat dilakukan penahanan atas tersangka atau terdakwa. Undang-undang telah menentukan baik
secara umum maupun terinci kejahatan yang bagaimana pelakunya dapat dikenakan penahanan berdasarkan unsur yuridis. Pasal 21
ayat 4 KUHAP menegaskan: penahanan hanya dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana danatau
percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana:
84 Pasal 20 ayat 2 KUHAP.
63
a. Yang diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih. Pidana yang ancaman hukumannya lima tahun ke atas yang
diperkenankan dilakukan penahanan terhadap tersangka atau terdakwa. Kalau ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal
tindak pidana yang dilanggar di bawah lima tahun secara objektif tersangka atau terdakwa tidak boleh dikenakan penahanan.
Tindak pidana yang signifi kan ancaman hukumannya lebih dari lima tahun ialah kejahatan terhadap nyawa orang yang diatur
dalam BAB XIX KUHP Pasal 338 dan seterusnya. Juga terhadap UU Pidana Khusus yang dibentuk setelah KUHP.
b. Disamping aturan umum yang kita sebut di atas, penahanan juga dapat dikenakan terhadap pelaku tindak pidana yang
disebut pada pasal KUHP dan UU pidana khusus sekalipun ancaman hukumannya kurang dari 5 tahun. Alasannya adalah
didasarkan pada pertimbangan tindak pidana itu dianggap sangat mempengaruhi kepentingan ketertiban masyarakat pada
umumnya, serta ancaman terhadap keselamatan badan orang pada khususnya yang termasuk dalam kelompok ini adalah pasal-pasal
KUHP dan UU Tindak Pidana Khusus.
85
2.2. Unsur keadaan kekhawatiran
Unsur ini menitikberatkan kepada keadaan atau keperluan penahanan ditinjau dari segi keadaan yang meliputi diri tersangka atau terdakwa.
Keadaan ini pada dasarnya dinilai secara subjektif oleh penegak hukum yang bersangkutan. Adapun keadaan atau keperluan penahanan
dimaksud ditentukan dalam Pasal 21 ayat 1 yaitu berupa adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran:
85 Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat 3, Pasal 296, Pasal 335 ayat 1,
Pasal 351 ayat 1, Pasal 353 ayat 1, Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a, Pasal 453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal 506 KUHP, Pasal 25
dan Pasal 26 Rechtenordonantie pelanggaran terhadap Ordonansi Bea dan Cukai, terakhir diubah dengan Staatsblad Tahun 1931 Nomor 471, Pasal 1, Pasal 2 dan
Pasal 4 Undang-undang Tindak Pidana Imigrasi Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955, Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 8, Pasal 36 ayat 7, Pasal 41,
Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 48 UU No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3086.
64
Tersangka atau terdakwa akan melarikan diri; Merusak atau menghilangkan barang bukti;
Atau dikhawatirkan akan mengulang tindak pidana.
Semua keadaan yang mengkhawatirkan di sini adalah keadaan yang meliputi diri tersangka atau terdakwa. Dan pejabat yang menilai
keadaan kekhawatiran itu pun bertitik tolak dari penilaian subjektif pejabat. Meski demikian, dalam praktiknya, untuk menilai situasi
suatu keadaan yang mengkhawatirkan bergantung pada penilaian subyekif pejabat yang berwenang.
2.3. Unsur memenuhi syarat Pasal 21 ayat 1 KUHAP