227
Modus ini memang cukup efektif untuk melakukan pemerasan terhadap para tersangka, apalagi dengan intimidasi penahanan yang
dapat dikenakan terhadap tersangka.
1.5. Praktik penangguhan penahanan dan jaminan
penangguhan penahanan Paragraf 3 Perkap 12 menyebutkan bahwa penangguhan penahanan
wajib dilengkapi dengan Surat Perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Surat Perintah Penangguhan Penahanan
dikeluarkan setelah melalui mekanisme gelar perkara secara internal di kesatuan fungsi masing-masing untuk menentukan perlu tidaknya
dilakukan penangguhan penahanan tersangka. Setiap penangguhan penahanan wajib dilaporkan kepada atasan pejabat yang berwenang
menangguhkan penahanan.
233
Sedangkan pejabat yang berwenang menandatangani Surat Perintah Penangguhan Penahanan serendah-
rendahnya: a. Direktur ReserseKadensusKadensus pada Bareskrim Polri dan
melaporkan kepada Kabareskrim Polri; b. Direktur ReserseKadensusKadensus di tingkat Polda dan
melaporkan kepada Kapolda; c. Kepala SatuanBagian Reserse di tingkat Polwil dan melaporkan
kepada Kapolwil; d. Kepala Satuan Reserse di tingkat Polres dan melaporkan kepada
Kapolres; e. Kepala Kewilayahan tingkat Polsek dan melaporkan kepada
Kapolres. Seorang penyidik di Makasar mengatakan tidak ada aturan yang
jelas mengenai penangguhan penahanan terutama mengenai pertanggungjawaban dan jaminan apabila tersangka bertindak tidak
kooperatif, dan sebagainya.
234
Walaupun Perkap 12 telah menyatakan
233 Pasal 88 Perkap No. 12 Tahun 2009. 234 Lihat Laporan Makasar.
228
ketentuan penangguhan,
235
penyidik menilai ketentuan KUHAP mengenai penangguhan terlalu berbelit-belit. Namun menurut
penyidik narasumber penelitian ini, beberapa tahanan dapat mengajukan penangguhan penahanan dengan memberikan jaminan.
Jaminan yang biasa diberikan adalah jaminan orang dan uang. Tetapi dari dua jaminan ini, jaminan orang dapat diajukan tetapi harus
disertai dengan jaminan uang. Jaminan uang bisa diberikan tanpa jaminan orang, tetapi jaminan orang tidak pernah dikabulkan tanpa
memberikan jaminan uang.
236
Biasanya ketika masih dalam tahanan, jaminan para tahanan biasanya adalah keluarga para tahanan.
Anehnya dalam banyak kasus jaminan penanguhan penahanan ini terkait pula dengan hutang para tahanan kepada pihak pengelola
rutan. Hutang tersebut berasal dari fasilitas-fasilitas yang diberikan secara komersial, seperti makanan, air dan lain-lain. Berikut kutipan
wawancara dengan tahanan mengenai komersialisasi rumah tahanan :
“...Kalau meminta tidak ada, tapi sudah menjadi kewajiban tahanan tiap orang dikenakan biaya Rp 5.000 yang tidur di bawah dan Rp 7.000 yang tidur di
atas ini dibayar setiap minggu untuk fasilitas 3 kipas dan 1 tape....1 kipas Rp 25.000 dan satu Tape Rp 50.000 Ini dibayar kepada kepala kamar dan kepala
kamar menyetor kepada petugas... Pasti dibedakan yang sudah membayar dengan yang tidak, ada juga perlakuan khusus... kalo diurus kita bisa dapat
kamar yang sedikit orangnya, 20-an orang, membayar Rp 500.000
”.
237
Bisa dikatakan pemberian atau penolakan penangguhan penahanan merupakan praktik yang paling berpotensi bermasalah. Hampir
235 Perkap 12. Pasal 96 huruf d . dinyatakan sebelum persidangan dilaksanakan, seorang tersangka dimungkinkan untuk tidak ditahan dengan jaminan dan
alasan tertentu seperti: tidak akan mengulang kejahatan lagi; tidak merusak atau menghilangkan barang bukti; dan tidak melarikan diri.
236 Uang disetor dapat melalui penyidik, pihak ketiga atau kepada atasan penyidik langsung. Sumber : TSK MAM yang tidak ditahan.
237 Wawancara dengan para tahanan di Rutan Klas I Medan dan Rutan Klas II B Labuhan Deli pada Agustus 2011. Kutipan ini adalah hasil wawancara dengan AS.
229
semua mantan tahanan menginformasikan bahwa dalam praktik ini banyak disalahgunakan, baik oleh tahanan yang ingin ditangguhkan
penahanannya, atau oknum aparat yang menginginkan kontraprestasi atas pemberian penangguhan penahanan tersebut.
1.6. Praktik suap dan jual beli dalam penahanan