Persentase Penggunaan Energi Peralatan Proses
biaya produksi karena gas alam juga ikut naik bersama kenaikan harga minyak. Sebagai gambaran, per-30 Agustus 2005, ketika harga mentah US69,81barel,
harga bensin Rp 6.500,-liter dan bioetanol Rp 5.600,-liter asumsi 1US1 = Rp10.000 Yudiarto Djumali 2006.
Berdasarkan uraian di atas, maka ditentukan asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kelayakan industri etanol adalah sebagai berikut:
1. Umur ekonomis proyek 10 tahun
2. Sumber dana pembiayaan bank konvensional pada suku bunga 14
3. Perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri adalah DER = 60:40
4. Jangka waktu pelunasan pinjaman selama 10 tahun dengan tenggang waktu
3 tahun selama masa pendirian pabrik 5.
Harga beli jagung pipilan Rp.1.900,-kg 6.
Harga jual etanol Rp. 7.000,-liter atau Rp. 26.497,-galon 7.
Untuk menghasilkan satu liter etanol memerlukan 2,3 kg jagung pipilan kering
8. Kapasitas pabrik adalah 10 juta galon etanol per tahun, pada tahun pertama
beroperasi 80, tahun kedua 90, tahun ketiga dan seterusnya 100 9.
Waktu operasi pabrik 8 jamhari untuk 25 hari kerjabulan setara 200 jambulan atau 2400 jamtahun
10. Biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus dengan nilai sisa pada tahun kesepuluh 10
11. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan. Tarif pajak untuk wajib pajak beban dalam negeri dan
bentuk usaha tetap sebesar 10 untuk 50 juta pertama, 15 untuk pendapatan di atas 50 juta sampai dengan 100 juta, dan selanjutnya 30 di
atas 100 juta dari pendapatan kena pajak.
Input data model kalayakan agroindustri menggunakan basis data biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Hasil analisis berdasarkan proyeksi laba-
rugi dan cash flow dapat dilihat pada Lampiran. Secara rinci hasil analisis kelayakan investasi agroindustri etanol sebesar 10 juta galon per tahun dengan
menggunakan dana bank konvensional pada suku bunga 14 menunjukkan PBP 7,07 tahun dengan nilai NPV
Rp. 56,615 milyar dan IRR 19,07. dan BC 1,04. Analisis sensitivitas untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap
kriteria investasi dan biaya terhadap berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi seperti fluktuasi harga, baik harga jual etanol maupun harga beli jagung kering
pipilan sebagai bahan baku etanol dan peruahan suku bunga bank. Analisis sesitivitas dilakukan dengan tiga skenario, yaitu: 1 harga jagung berubah,
sedangkan harga etanol dan suku bunga tetap, 2 harga etanol berubah, sedangkan harga jagung dan suku bunga tetap, dan 3 suku bunga berubah, sedangkan harga
jagung dan harga etanol berubah. Berdasarkan ketiga seknario tersebut akan diketahui nilai kritis dari harga jagung, harga etanol dan suku bunga. Hasil
analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Hasil analisis sensitivitas No
Skenario Perubahan Kriteria Investasi
Harga Jagung
Rp.kg Harga Etanol
Rp.galon Suku
Bunga NPV
Rp.Milyar IRR
PBP th BC
I 1800
26497 14
86,863 22,58
6,12 1,06
1900 26497
14 56,615
19,70 7,07
1,04 2000
26497 14
26,367 16,71
8,38 1,02
2100 26497
14 -3,881
13,59 10,31
1,00 II
1900 26500
14 56,719
19,71 7,06
1,04
1900 26100
14 42,821
18,35 7,62
1,03 1900
25700 14
28,922 16,97
8,25 1,02
1900 25300
14 15,024
15,56 9,00
1,01 1900
24900 14
1,126 14,12
9,92 1,00
1900 24500
14 -12,772
12,65 11,06
0,99 III
1900 26497
14 56,615
19,70 7,07
1,04
1900 26497
16 28,364
19,04 8,15
1,02 1900
26497 18
3,366 18,38
9,72 1,00
1900 26497
20 -18,842
17,73 12,45
0,98
Pada skenario pertama, hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa harga kritis jagung dengan harga jual etanol Rp. 26.497,- per galon dan suku