Pengelolaan dan Kelembagaan Kawasan Agropolitan.

warga, LSM, dan lembaga pendukung lain. Forum kemitraan adalah lembaga pemangku kepentingan yang memiliki persamaan persepsi, jalinan komitmen, keputusan kolektif dan sinergi aktivitas.

9.2.5 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Peran Agroindustri dalam mengurangi kemiskinan dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Secara langsung pembangunan sektor agroindustri dan sektor pertaian akan meningkatkan produktivitas pertanian melalui peningkatan produktivitas faktor. Peningkatan produktivitas pertanian akan meningkatkan pendapatan petani dan lebih lanjut akan menurunkan kemiskinan dan peran secara tidak langsung adalah melalui sektor non pertanian. Pembangunan agroindustri pada awalnya akan mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian dan melalui keterkaitan sektor akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara agregat dan selanjutnya akan mempengaruhi kemiskinan. Komponen yang mempengaruhi produktivitas faktor diantaranya adalah kapital fisik, infrastruktur, sumberdaya manusia, pendidikan, penelitian dan pengembangan, kepadatan populasi perdesaan, serta perubahan teknologi Susilowati et al. 2007. Peningkatan pendapatan petani jagung pada kawasan agropolitan berbasis agroindustri di Kabupaten Probolinggo diperoleh melalui: 1 peningkatan produktivitas dan 2 perluasan lahan panen jagung. Peningkatan produktivitas dilakukan dengan peningkatan kualitas bibit, pelatihan dan pendampingan dalam teknologi pertanian, maupun pinjaman modal bagi petani. Dengan program peningkatan produktivitas maka jumlah produksi dan kualitas komoditi jagung yang dihasilkan petani akan meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu efisiensi kapital yang dimiliki petani diharapkan meningkat dengan baik sejalan dengan peningkatan produktivitas petani. Perluasan lahan panen jagung yang sesuai secara agroekologis dapat dicapai dengan adanya peningkatan kepastian harga jagung yang didukung oleh adanya industri bioetanol. Peningkatan Pendapatan petani jagung setahun karena: a. Prakiraan peningkatan produktivitas luas lahan 61413 ha: Jumlah produksi jagung sebelum peningkatan produktivitas – Jumlah produksi jagng setelah peningkatan produktivitas harga jual jagung per kg = 2.570.969,98-2.410.440,44 tontahun Rp. 2.000,-kg = Rp. 321.059.080,- tahun b. Prakiraan penambahan luas panen dengan mensubstitusi lahan komoditi lain Berdasarkan expert judgement pada model pemilihan komoditi unggulan yang telah dibangun, maka diperoleh skor pada kriteria tingkat pendapatan komoditi unggulan. Data tersebut digunakan untuk menghitung indeks peningkatan pendapatan yaitu penambahan keuntungan jika lahan yang digunakan merupakan lahan yang disubstitusi dari komoditi unggulan lainnya. jumlah produksi berdasarkan ekspansi lahan harga jual jagung indeks peningkatan pendapatan = 3.462.579,59 tontahun Rp. 2000,-kg jagung 0,143 = Rp. 990.297.762,7tahun Menurut SIPUK BI 2010, BC untuk usaha tani jagung adalah 1,43 sehingga keuntungan usaha tani jagung di kawasan Agropolitan Probolinggo adalah: peningkatan pendapatan karena peningkatan produktivitas + peningkatan pendapatan karena substitusi komoditi 1+BC = Rp. 321.059.080,- tahun + Rp. 990 297 762.7tahun 2,43 = Rp. 407.529.943,50 tahun

9.2.6 Percepatan pembangunan perdesaan.

Percepatan pembangunan perdesaan dapat dicapai dengan peningkatan pengembangan infrastruktur dan pengembangan sumberdaya manusia. Hal tersebut meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan daerah. Berdasarkan data historikal alokasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Probolinggo Tabel 36, maka diketahui proporsi alokasi anggaran bagi pengembangan infrastruktur adalah sekitar 21 Rp. 6,93 Milyar dan untuk pengembangan SDM pendidikan sekitar 33 Rp. 10,89 Milyar. Selain itu terdapat peningkatan pendapatan dari pajak sebesar Rp.25 milyar hingga Rp. 56 milyartahun yang akan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan program pengembangan agropolitan seperti peningkatan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat khususnya petani, dll. Diketahui pada rencana alokasi anggaran 2010 untuk peningkatan fasilitas pendidikan adalah Rp. 25 Milyar Pemda Kabupaten Probolinggo, 2010, dengan bertambah Rp.10,89 Milyar artinya ada peningkatan anggaran hingga 43. Walaupun alokasi anggaran pendidikan sangat tinggi, namun peningkatan pengembangan SDM diprediksi hanya berjalan sedang hingga baik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya masyarakat di Kabupaten Probolinggo yang sebagian belum dapat menerima perubahan secara cepat karena latar belakang pendidikan relatif masih rendah.

9.3 Intervensi terbatas dari pemerintah

Dalam negara berkembang, keberadaan sumber daya terbatas sehingga pemerintah harus dapat mengelolanya seefisien mungkin. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan menetapkan suatu kebijakan terhadap berbagai barang. Hampir seluruh negara menggunakan sistem pasar bebas, namun pada saat pasar bebas tidak memberikan hasil yang positif bagi masyarakat, pemerintah dapat mengambil tindakan dan mengubahnya. Itervensi terbatas pemeritah dapat diterapkan pada kawasan agropolitan agar berbagai jenis barang, khususya komoditi pertanian unggulan dan hasil olahannya, beredar dalam jumlah yang tepat. Hal ini dapat mengurangi pengaruh ketidakpastian kondisi perekonomian dalam fluktuasi harga dan perkembangan tingkat suku bunga. Pemerintah dapat menstabilkan kondisi pasar dengan beberapa cara, antara lain: penetapan regulasi mengenai persaingan sehat oleh pemerintah, mengubah distribusi pendapatan dan kesejahtaraan dalam perekonomian nasional, meningkatkan skala ekonomis sehingga dapat menurunkan biaya, dan penetapan batas harga pasar tertinggi dan terendah. Selain itu insentif bagi usaha agroindustri perlu diterapkan misalnya dengan menentukan suku bunga lebih rendah bagi investasi di bidang agroindustri. 10 KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan konsep agropolitan berbasis agroindustri dan merekayasa sistem pendukung keputusan intelijen agropolitan. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1 Konsep agropolian berbasis agroindustri a. Agropolitan berbasis agroindustri adalah suatu kawasan yang pada pusatnya dikelola suatu agroindustri yang didukung oleh kawasan penghasil pertanian. b. Perencanaan terintegrasi dari hulu ke hilir pada kawasan agropolitan berbasis agroindustri memperhatikan keterkaitan ke depan dan ke belakang suatu agroindustri pada kawasan agropolitan. c. Agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan investasi, meningkatkan pendapatan dan mempercepat pembangunan perdesaan dan memperbaiki positioning secara proporsional para pihak terutama petani yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menjamin keberlangsungan agropolitan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah dapat menjadi driving force dalam pengembangan kawasan. d. Minimisasi biaya transaksi, biaya transportasi dan biaya pengepakan merupakan nilai tambah lain yang dapat diperoleh dengan didirikannya agroindustri pada pusat agropolitan. 2 SPK Intelijen Agropolitan a. SPK Intelijen Agropolitan adalah engineering solution dalam perencanaan dan pengembangan kawasan agropolitan, yang dapat menentukan dan merencanakan struktur ruang agropolitan berdasarkan kebutuhan pangsa pasar produk agroindustri dan ketersediaan bahan baku, yang bersifat efektif, efisien dan komprehensif sehingga mampu membangun kondisi optimal dalam pemenuhan kebutuhan secara harmonis di antara stakeholder agropolitan.