koordinasi eksternal melalui harga dan pembakuan kualitas. Pemilik modal umumnya sebagai “penguasa” dan berada di puncak organisasi, sedangkan posisi
petani, yang biasanya tidak memiliki modal, berada di bawah dan “kurang berkuasa”. Pemilik modal umumnya membutuhkan fungsi petani sebagai
pemasok bahan mentah pertanian yang bernilkai tambah ekonomi relative rendah. Pengambilan keputusan dalam keorganisasian biasanya dilakukan secara sepihak
oleh penguasa modal dan petani sepenuhnya sebagai penerima keputusan
8.6.1.2 Sistem kontrak
Sistem pengendalian atau koordinasi yang berperan dalam sistem kontrak adalah melalui spesifikasi dan ikatan legal. Karakteristik koordinasinya tidak
hanya mengandalkan keuntungan pribadi, hubungan kerjasama lebih panjang dan lebih memperhatikan pembagian keuntungan dibandingkan sistem pasar,
informasi lebih terbuka dan ketergantungan lebih tinggi dibandingkan sistem pasar.
8.6.1.3 Aliansi strategik
Aliansi strategik adalah bentuk kerjasama jangka panjang yang memiliki tiga kerakteristik, yakni: 1 dua atau lebih perusahaan bersatu untuk mencapai
tujuan yang disepakati dengan tetap mempertahankan independensi masing- masing, 2 perusahaan mitra sama-sama meperoleh manfaat dari aliansi dan secara
bersama-sama mengendalikan kinerja dari pekerjaan yang ditentukan, dan 3 perusahaan mitra secara berkelanjutan mendukung satu atau beberapa area
strategis yang merupakan kunci seperti teknologi, pengembangan produk dan sebagainya.
Aliansi strategis merupakan salah satu bentuk kelembagaan ekonomi yang mengatur kerjasama antara dua atau lebih pelaku usaha untuk mencapai tujuan
bersama dalam jangka panjang melalui penggabungan sumberdaya dan kompetensi secara sinergis dengan tetap mempertahankan entitas masing-masing
pelaku usaha. Prasyarat yang harus dipenuhi terbentuknya alaiansi strategis adalah adanya kesalingtergantungan, kepercayaan mutual interest, dan
transparasi dari masing-masing pelaku aliansi.
8.6.1.4 Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi
ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka kendalikan
secara demokratis. Dalam koperasi primer anggota-anggota mempunyai hak-hak
suara yang sama satu anggota, satu suara, dan koperasi pada tingkatan-tingkatan lain juga diatur secara demokratis. Pengendalian dan koordinasi melalui struktur
dan terdesentralisasi.
8.6.1.5 Integrasi vertikal
Seperti pada koperasi, integrasi vertikal juga dikoordinasikan oleh pengendalian internal melalui struktur yang terdesentralisasi. Karakteristik
koordinasinya adalah kepentingan bersama, hubungan kerjasama jangka panjang, pembagian keuntungan dan informasi terbuka, dan ketergantungannya stabil.
8.6.2 Kriteria Pemilihan Kelembagaan pada Kawasan Agropolitan
Kriteria pemilihan kelembagaan pada kawasan agropolitan dibagai menjadi kriteria biaya dan kriteria keuntungan. Kriteria biaya terdiri dari biaya
transaksi, biaya informasi, biaya negoisasi, dan biaya penegakan aturan. Kriteria keuntungan terdiri dari pemenuhan kebutuhan pengetahuan dan teknologi,
pemenuhan kebutuhan pemodalan, pemenuhan kebutuhan pemasaran distribusi, pemenuhan kebutuhan hukum politik, pemenuhan kebutuhan pengendalian
ekologi sumberdaya alam, pemenuhan kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana.
8.6.2.1 Kriteria Biaya a. Biaya transaksi
Proses produksi atau aliran barang dan jasa baik antar individu maupun antar lembaga dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis transaksi yaitu transaksi
melalui pasar, transaksi melalui komando atau administrasi dan transaksi melalui hibah. Transaksi melalui sistem pasar dicirikan oleh adanya persetujuan bersama